Torehan prestasi tingkat internasional kembali diberikan oleh tim mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dalam kompetisi American Society of Heating, Refrigerating, dan Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) Setty Family Foundation Net Zero Energy Design Competition.
Kompetisi yang bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan melalui desain bangunan yang inovatif, baik arsitektur, mekanikal, dan elektrikalnya. Tim FTUI yang terdiri dari enam orang mahasiswa merancang fasilitas laboratorium hemat energi dengan nama Cairo Laboratory Facility.
Dikutip dari rilis di laman resmi UI, konsep Cairo Laboratory Facility ini terdiri dari struktur bangunan dua lantai dengan luas 2.515 m 2. Bangunan ini terdiri dari berbagai ruangan seperti laboratorium basah dan kering, ruang kantor, dan perpustakaan. Sesuai dengan namanya, bangunan ini dirancang untuk dibangun di Kairo, Mesir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan Hemat Energi
Hana Nabila salah satu anggota tim mahasiswa FTUI menjelaskan rancangan fasilitas laboratorium ini mengacu pada standar bangunan ASHRAE ditambah dengan metode mekanikal dengan penggunaan sumber energi terbarukan. Hal ini dilakukan guna mencapai Net Zero Emission and Energy sehingga bisa disebut bangunan hemat energi.
"Mulai dari mengurangi penggunaan energi, memaksimalkan sumber energi terbarukan, desain lanskap, mengembangkan fasad fungsional, mengoptimalkan sistem HVAC, dan menganalisis siklus hidup dari sistem bangunan dan material," ungkap Hana.
Dengan rancangan tersebut, bisa diciptakan bangunan yang efisien akan energi, sehat, selamat, nyaman, dan juga fleksibel. Tak hanya itu, tim juga menganalisis dan melakukan simulasi terkait kinerja bangunan dengan berbagai perangkat lunak, seperti Revit, Design Builder, PVSyst dan Dialux.
Terakhir, ada proses evaluasi yang meliputi faktor siklus hidup. Evaluasi ini bertujuan agar bisa ditentukan apa dampak lingkungan yang timbul dari proses perencanaan hingga saat bangunan beroperasi, Proses evaluasi juga ikut mengkaji aspek ekonomi yang timbul secara keseluruhan dari laboratorium hemat energi ini.
Selain Hana, dalam tim tergabung juga Hayfa Farhah, Muhammad Adtar, Revaldy Putra Agatha, Yoel Pormando, dan Zalfa Salsabila.
Keunggulan Laboratorium Hemat Energi
Dosen Departemen Arsitektur PTUI yang membimbing tim tersebut, Dr Ing Ova Candra Dewi ST MSc menjelaskan ada beberapa keunggulan yang dimiliki Cairo Laboratory Facility dibanding bangunan lain. Yakni konsep hemat energi di berbagai faktor.
"Konsep hemat energi di sini yaitu penggunaan fasad performatif, menerapkan preservasi energi berupa emisi karbon yang rendah, LED dan pencahayaan, water harvesting and recycling, serta penerapan konservasi energi berupa solar harvesting," ungkapnya.
Keunggulan yang lainnya, laboratorium ini tercipta dari kolaborasi ilmu interdisiplin yang dimiliki oleh mahasiswa. Hasilnya memuaskan, sebuah bangunan hijau hemat energi dan juga berkelanjutan.
Kolaborasi mahasiswa ini juga dinilai sukses memupuk semangat kerja sama dalam menciptakan ide yang segar menurut Dekan FTUI Prof Dr Heri Hermansyah ST MEng IPU. Ia berharap penerapan ide bangunan hemat energi ini bisa dikembangkan lebih lanjut sehingga mendukung kompetensi "future engineers" di Indonesia.
(pal/pal)