Kenalan dengan Nurul, Penyandang Asperger Syndrome yang Sukses Jadi Analis Politik

ADVERTISEMENT

Kenalan dengan Nurul, Penyandang Asperger Syndrome yang Sukses Jadi Analis Politik

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 28 Agu 2023 11:00 WIB
Nurul, Penyandang Asperger Syndrome yang Sukses Jadi Analis Politik
Nurul, Penyandang Asperger Syndrome yang Sukses Jadi Analis Politik. (Foto: Nikita Rosa/detikEdu)
Jakarta -

Kondisi spesial tidak menjadi penghalang bagi Nurul Qomariyah. Di usia 27 tahun, Nurul telah sukses menjadi analis politik dan asisten pengajar di Universitas Bakrie.

Sedari kecil, orang tua Nurul menyadari ada yang unik dari dirinya. Ia menceritakan, Nurul kecil sulit membaca ekspresi dan diajak berkomunikasi.

"Misalnya diajakin ngobrol kadang aku suka engga nyaut balik. Itu tipe-tipe anak autis," jelasnya kepada detikEdu beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah diperiksa, Nurul memiliki kondisi Bernama Asperger Syndrome, yakni gangguan perkembangan mental dan saraf yang termasuk dalam spektrum autisme.

Kondisi ini semakin membuatnya menonjol di bangku SMP. Guru-guru Nurul menyadari, Nurul lebih sering bertanya di kelas dibandingkan teman-temannya.

ADVERTISEMENT

Dikenal Sebagai Siswa yang 'Banyak Tanya'

Nurul mulai dicap sebagai siswa yang 'banyak tanya'. Kenangnya, ada guru-guru yang tidak suka karena sifatnya itu.

"Aku tipe anak yang suka nanya sama guru dan banyak juga guru yang merasa terintimidasi sama aku karena engga bisa bales atau mereka merasa 'lho kok ini anak bisa nanya begini sih padahal baru umur segini," jelasnya.

Kendati demikian, Nurul bersyukur karena tidak semua guru berpikir demikian. Banyak juga guru yang memfasilitasi keingintahuan Nurul.

Selepas kelas, guru-guru tersebut membolehkan Nurul untuk memuaskan rasa penasarannya. Menurutnya, para guru itu mengetahui potensi Nurul dan berusaha untuk membantunya.

"Didorong juga ikut kompetisi dari sekolah. Dari dulu aku suka ikut lomba. Paling seneng ikut lomba cerdas cermat pengetahuan umum," cerita pemenang Olimpiade IPS itu.

Suka Politik Gegara Counter Strike

Rasa ingin tahu yang tinggi juga ia lampiaskan pada gim. Sejak bisa memainkan komputer, Nurul sangat senang memainkan gim peperangan bernama counter strike.

Menurutnya, gim tersebut menjadi awal ketertarikannya pada dunia politik dan keamanan.

"Seru juga ya kita bisa merancang peperangan, merancang strategi gitu. Akhirnya aku makin suka sama hal-hal yang berbau humaniora," ujarnya.

Nurul akhirnya memutuskan untuk mengambil jurusan Ilmu Politik di Universita Bakrie. Setelah lulus, ia menekuni Kajian Militer di Nanyang Technological University, Singapura.

Gabung ke Mensa Indonesia

Sejak 2022, Nurul juga menjadi anggota komunitas orang jenius di Indonesia yakni Mensa Indonesia. Ia mengaku mendapatkan teman yang bisa mengerti kondisinya.

"Bisa dibilang 99 anak yang masuk Mensa itu mereka akan sangat bersyukur ada yang bisa ngerti [diri mereka]. Biasanya ngomong sama orang lain belum terlalu bagus. Entah ngomongnya kepecepetan atau loncat-loncat poinnya. [Tapi dengan mereka] sekali ngomong udah pada ngerti," jelasnya.

Nurul juga bercerita orang-orang di Mensa membantunya dalam melatih komunikasi.

"Temen-temen ngeguide kita bisa komunikasi lebih lancar. Kemampuan komunikasi aku jadi lebih bagus 'Eh kalau ditanya sama orang kamu jangan gini karena gini-gini,' gitu," ujarnya.




(nir/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads