.webp)
Komunitas orang jenius Indonesia, Mensa, akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Mensa merupakan komunitas orang-orang dengan IQ 2% teratas, di Indonesia, komunitas ini telah terbentuk sejak 1991.
Disampaikan oleh Budi Handoko, Director of Strategic Partnership Mensa Indonesia, kerja sama ini memiliki tiga program.
Talent Pool Orang Jenius
Program pertama adalah mengadakan talent pool atau sekelompok sumber daya manusia Indonesia yang dinilai memiliki talenta. Menurut Budi, Indonesia memiliki banyak siswa dengan talenta luar biasa, namun belum terbina dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyinggung anak yang baru-baru ini viral bernama Nono. Nono adalah siswa SD Inpres Buraen 2 II Kecamatan Amarasi Selatan, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Meski dengan ekonomi keluarga seadanya, Nono berhasil berprestasi di tingkat dunia. Menurut arsip detik.com, Nono menyabet juara pertama dalam kompetisi matematika yang diselenggarakan oleh International Abacus World Competition.
"Bagaimana caranya kita bekerja sama dengan Kemdikbud, untuk menjangkau orang-orang ini," ujar Budi dalam Media Gathering Mensa Indonesia di Gedung Shipper, Citywalk Sudirman, JI KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2023).
Harap Jadi Think Thank Kemdikbud
Lebih lanjut, Budi juga berharap Mensa Indonesia bisa menjadi think thank untuk Kemdikbud. Think thank merupakan suatu organisasi yang melakukan riset dalam bidang strategi sosial, politik, maupun teknologi.
Dengan 250 anggota aktif Mensa Indonesia, Budi berharap Mensa bisa menyediakan riset yang diperlukan.
Promosikan Logika
Rutin mengadakan tes IQ, Mensa Indonesia juga ingin mempromosikan logika pada siswa-siswa di Indonesia. Logika yang dimaksud termasuk dalam cara berpikir dan memproses informasi.
Selain Kemdikbud, program ini juga akan diterapkan di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Mensa berupaya untuk mengadakan pelatihan dengan Kemenpora.
"Semoga bisa terjadi program-program yang kita jalankan," ujar Budi.
"Target kita sebenarnya tahun ini adalah tahun pemberesan, tahun depan akan eksusi. Tapi harapannya tahun ini juga bisa eksekusi," pungkas anggota Mensa itu.
(nir/nwk)
