Pada umumnya, untuk bisa lulus dari kampus mahasiswa harus membuat skripsi terlebih dahulu. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi tiga mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Mereka adalah Chu Livia Christine Wijaya, Muhammad Ammar Nashshar Yusuf , dan Kiki Rahma Ardiansyah. Ketiga mahasiswa tersebut berhasil lulus tanpa skripsi karena meraih Honorable Mention dalam 2023 Student World Impact Film Festival (SWIFF), di Amerika Serikat.
"Alhamdulillah film ini dihargai dan dianugerahi honorable mention," ungkap Kiki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SWIFF sendiri merupakan platform untuk memberikan kesempatan kepada pembuat film untuk meningkatkan karir dan eksposur di dunia film dan hiburan. Platform ini dipimpin Festival Director, Mark Leshchinsky, dan disponsori oleh The Lighthouse Initiative.
Chu, Ammar, dan Kiki berhasil mendapat penghargaan tersebut setelah menampilkan film berjudul Tidak Mati, Aku Tetap Menjadi Milikku, Selain itu mereka juga berhasil terseleksi di Lift-Off First Filmmaker Sessions 2023 di Lift-Off Global Network.
Proses Pembuatan Film
Film yang dalam bahasa Inggris berjudul Not Dead, I Remain Mine Always ini diproduksi selama empat hari. Meski pembuatan film-nya cukup sebentar, namun riset dan penulisan skenarionya memakan waktu yang lama.
Proses syuting film Tidak Mati, Aku Tetap Menjadi Milikku ini dilakukan di pantai Malang selatan, kota Malang, Batu dan Pujon Kidul.
Menurut Kiki Rahma Ardiansyah yang merupakan director, film yang dibuatkan menceritakan tentang bercerita Sukma, gadis yang berusia 14 tahun. Sukma akan dinikahkan oleh orang tuanya dengan pria kaya dari kota. Film ini menceritakan perjuangan Sukma untuk bisa lolos dari pernikahan tersebut.
"Pilihan bagi Sukma antara seperti menunggu waktu kematiannya tiba atau mencoba lari dari kematiannya itu sendiri," kata Kiki.
Membentuk Tim Produksi Meraki Visual
Chu, Kiki, dan Ammar sebelumnya membentuk tim produksi yang bernama Meraki Visual. Tim tersebut menjadi wadah bagi anak muda Malang yang tertarik soal dunia perfilman.
Awal mula mereka membentuk kelompok adalah saat mata kuliah praktik. Mereka bertiga pun kebetulan mendapatkan dosen pembimbing yang sama.
"Jadi terbentuklah kelompok yang terdiri dari tiga orang ini untuk memilih tugas akhir karya film pendek," ungkap Chu.
Prestasi Meraki Visual
Meraki Visual telah membuat banyak film dan berhasil menyabet beberapa penghargaan. Pada tahun 2021, mereka berhasil mendapat Best Director, Best Actor, dan Most Views dari Indodax Short Film Festival 2020.
Pada tahun 2021 pun, film mereka berjudul Persembahan untuk Jiwa meraih juara 3 dari Movie Production Club (MPC) Film Festival. Lalu, film berjudul Rekah pun berhasil memperoleh juara 1 dari Yamaha Film Festival dan film Samparan masuk kategori 15 besar di Indodax Short Film Festival.
Walau mereka saat ini telah lulus dari UMM, mereka akan terus mendistribusikan film-film mereka di beberapa festival mendatang.
"Jadi bukan berarti nanti kalau udah lulus, filmnya bakal stop didistribusikan, tapi inshaallah akan terus di distribusikan ke festival-festival," tutur Ammar.
(cyu/faz)