Nabila Nur Septiani, mahasiswa IPB University meraih beasiswa penelitian Future Research Talent (FRT) 2023. Mahasiswa jenjang S1 ini berkesempatan melakukan riset di The Australian National University (ANU).
Mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University ini kemudian meneliti tentang pengukuran nilai ekonomi menyusui dan air susu ibu (ASI).
Awardee FRT 2023 mendapat dana 8.500 AUD atau sekitar Rp 85 juta rupiah untuk kurang-lebih tiga bulan penelitian. Detikers berminat? Simak cerita dan info dari Nabila dulu di bawah ini, ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riset terkait Menyusui, ASI, dan Susu Formula
Nabila menuturkan, ia semula tertarik dengan topik penelitian yang diusung kampus Australia tersebut. Pada pendaftaran yang dibuka tahun lalu, ANU menawarkan topik measuring the economic value of breastfeeding and breastmilk.
Menjadi awardee beasiswa penelitian baginya membuka pintu ke pengetahuan baru tentang konsumsi ASI, di samping soal menulis jurnal ilmiah berstandar internasional dan berbahasa Inggris.
"Berdasarkan literatur dan penelitian supervisor di Australia dan negara lainnya, terdapat hubungan antara konsumsi susu formula dan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif oleh ibu untuk bayinya," kata Nabila dalam keterangannya, dikutip Selasa (1/8/2023).
Di risetnya, Nabila dibimbing supervisor atau pengawas penelitian. Ia berharap hasil risetnya dapat memberi rekomendasi dan masukan bagi Kementerian Kesehatan RI hingga produsen susu formula di Indonesia.
"Supervisor bertugas untuk membimbing penelitian saya mengenai estimasi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh konsumsi susu formula di Indonesia," ungkap Nabila.
Pendaftaran Program FRT
Informasi terkait program FRT 2024 akan dipublish ANU di situs beasiswanya sekitar Agustus 2023. Tahun lalu, pendaftaran ditutup pada 30 September.
Nabila sendiri menjalani tahap pendaftaran, seleksi administrasi ANU, sampai wawancara daring dengan International Collaboration Office (ICO) IPB University.
Sebelumnya, ia juga menyiapkan berkas transkrip nilai, motivation letter, surat rekomendasi, dan sertifikat kemampuan bahasa Inggris.
"Alhamdulillah saya dinyatakan lolos oleh pihak ANU. Saya pun mulai menyiapkan perlengkapan seperti visa, tiket, hingga mulai menghubungi supervisor," tuturnya.
Sebagai satu-satunya mahasiswa IPB University yang menjadi awardee FRT 2023, Nabila mendapati suasana kampus ANU, teman-teman Indonesia dan negara-negara lain, serta para dosen ANU membantunya tetap fokus dalam riset.
"Canberra memiliki banyak ruang terbuka hijau dan sedikit populasi manusia, hal itu menjadikan ANU cocok digunakan untuk tempat belajar dan mencari inspirasi," tuturnya.
Nabila berharap, program beasiswa riset FRT seperti yang ditempuhnya bisa lebih dikenal para mahasiswa dan civitas akademika.
"Memang menjadi FRT Awardee membutuhkan keahlian lain, berupa kemampuan penelitian dan menulis, tetapi hal tersebut dapat dipelajari seiring waktu," pungkasnya.
(twu/faz)