ITB Luluskan Doktor Sains dan Teknologi Nano Pertama, Bahas Ini di Disertasinya

ADVERTISEMENT

ITB Luluskan Doktor Sains dan Teknologi Nano Pertama, Bahas Ini di Disertasinya

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 25 Jul 2023 11:00 WIB
Jotti Karunawan
Jotti Karunawan menjadi lulusan doktor pertama prodi S3 Sains dan Teknologi Nano ITB. Ini riset yang dia bahas. Foto: ITB
Jakarta -

Doktor pertama program studi S3 Sains dan Teknologi Nano Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) lulus belum lama ini. Dialah Jotti Karunawan, mahasiswa yang menyusun disertasi berdasarkan potensi kendaraan listrik yang terus berkembang, khususnya di Indonesia.

Jotti lulus pada Jumat (14/7/2023). Dia mempertahankan disertasinya yang bertajuk "Modifikasi Struktur dan Permukaan Material Katode Li-rich Kapasitas Tinggi untuk Aplikasi Baterai Ion Litium".

Jotti melakoni studi S3 selama kurang lebih tiga tahun. Dia mendapatkan gelar doktor dengan yudisium cumlaude.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, Jotti sudah menerbitkan 10 publikasi terindeks. Dari 10 publikasi itu, ada 8 di antaranya yang masuk dalam kategori jurnal internasional Q1 dan Q2.

Apa yang Diteliti?

Seperti disebutkan sebelumnya, penelitian Jotti dilatarbelakangi potensi kendaraan listrik yang terus berkembang beberapa tahun belakangan, utamanya di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, saat ini baterai ion litium adalah pilihan utama perangkat penyimpan energi pada kendaraan listrik, sebab mempunyai densitas energi dan daya terdekat dengan combustion engine.

"Densitas energi pada baterai li-ion sangat tergantung pada material katode. Densitas energi pada baterai li-ion sangat tergantung pada material katode," terang Jotti dalam pemaparan disertasinya, dikutip dari laman kampus (25/7/2023).

Jotti membeberkan, material katode li-rich mempunyai kapasitas paling tinggi daripada material katode lain yang sudah dikembangkan. Di sisi lain, material tersebut mempunyai kestabilan termal yang baik, densitas energi tinggi, juga rentang tegangan kerja yang lebar.

Jotti menilai, material katode li-rich berpotensi dikembangkan jadi baterai generasi berikutnya. Kendati demikian, berdasarkan risetnya, material ini belum bisa dikomersialisasikan karena ada beberapa permasalahan seperti cacat struktur saat sintesis dan degradasi permukaan di materialnya.

Berdasarkan isu tersebut, Jotti melakukan riset yang tujuannya mengembangkan material katode li-rich dengan memodifikasi struktur dan permukaan materialnya. Jotti meneliti dengan bimbingan Prof Dr Ferry Iskandar dan Afriyanti Sumboja, PhD.

Ditarik dari penelitiannya, Jotti menyimpulkan radiasi gelombang mikro pada metode sintesis solid-state meningkatkan keseragaman struktur material katode li-rich. Selain itu, terbentuknya multistruktur layered-layered-spinel menurut Jotti akan menimbulkan kestabilan siklus meningkat.

Degradasi permukaan pun dapat dihambat melalui SiO2+CN pada skala nanometer.

"Hasil penelitian ini memiliki potensi yang sangat besar untuk diterapkan di Indonesia dalam rangka mendukung hilirisasi pemanfaatan hasil tambang di Indonesia untuk pengembangan industri baterai," ujarnya.

Jotti mengungkap, ke depannya dia masih ingin meneruskan penelitian untuk mengembangkan material katode baterai tersebut.

Kini, dia memiliki gelar baru sebagai Dr, sehingga sudah mempunyai izin sebagai peneliti yang berkemampuan melakukan riset secara independen.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads