Jadi PTN Pertama yang Dapat CSIRT dari BSSN, UGM Wajib Cegah Serangan Hackers

ADVERTISEMENT

Jadi PTN Pertama yang Dapat CSIRT dari BSSN, UGM Wajib Cegah Serangan Hackers

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 27 Jun 2023 06:00 WIB
Universitas Gadjah Mada
Foto: Humas UGM
Jakarta -

Universitas Gadjah Mada (UGM) jadi perguruan tinggi negeri (PTN) pertama yang dapat surat tanda registrasi Tim Insiden Keamanan Siber atau Computer Incident Response Team (CSIRT) dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Direktur Direktorat Sistem dan Sumber Daya Manusia (DSSDI) Universitas Gadjah Mada, Dr Ir Ridi Ferdiana ST MT IPM menyatakan, dengan adanya surat ini artinya UGM diharuskan untuk selalu melindungi jaringan sibernya dan mencegah dari upaya peretasan.

Tim Insiden Keamanan Siber UGM diharapkan pula dapat menerapkan praktik terbaik yang direkomendasikan BSSN guna melindungi jaringan, komputer, dan sistem informasi di lingkungan UGM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penerapan tersebut akan mengurangi risiko terhadap berbagai ancaman keamanan siber. Memang tidak seratus persen mencegah terjadinya peretasan, tetapi dengan praktik yang benar maka akan mengurangi risiko peretasan," ungkapnya Jumat (23/6) lalu, dikutip dari rilis laman kampus.

Menjadi PTN pertama yang memperoleh tanda registrasi dari BSSN, Ridi menjelaskan UGM akan menjadi contoh dan berkontribusi dalam bidang keamanan siber dan kenyamanan perlindungan data privasi.

ADVERTISEMENT

Ridi pun menyebut DSSDI UGM sedang melakukan sinergi untuk menerapkan perlindungan data privasi di lingkungan UGM. Menurutnya, sekarang ini institusi, tak terkecuali UGM, lebih peka terhadap aturan, norma, dan kebijakan data.

"Sebagian besar pencurian data privasi terjadi dikarenakan kerentanan sistem yang tidak terupdate atau pribadi yang lalai dalam mengamankan data pribadi dan komputernya," lanjutnya.

Tips Menjaga Data Pribadi

Ridi menyampaikan sebaiknya pengguna internet selalu memperbarui password secara berkala dan jangan sekali-kali menggunakan password yang sama untuk sistem aplikasi yang dinilai penting dan paling sering diakses.

"Jangan gunakan password yang sama misalnya untuk akses perbankan, email, dan sebagainya," katanya.

Tips kedua yang bisa dicoba adalah menerapkan sistem autentikasi ganda dengan menggunakan aplikasi authenticator, sms, email atau yang lainnya. Ketiga, jangan mengangkat telepon dan menanggapi email yang tidak dikenal atau mencurigakan.

Terakhir, Ridi berpesan untuk selalu memperbaharui sistem operasi gawai terkait keamanan dan aplikasinya, sekaligus membaca kebijakan privasi dan hati-hati saat mengisi data pribadi di sistem informasi apa pun.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads