Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda mungkin menjadi salah satu pepatah yang cocok diberikan kepada jutawan asal China yang satu ini. Ia adalah Liang Shi jutawan China berusia 56 tahun yang gagal lolos dalam ujian masuk universitas atau 'gaokao' untuk ke-27 kalinya.
Ya, ia telah berusaha untuk masuk ke Universitas Sichuan selama empat dekade terakhir sepanjang hidupnya. Namun, usahanya selalu gagal di tahap gaokao atau ujian masuk universitas di China.
Dikutip dari France 24, Senin (26/6) tahun ini Liang kurang 34 poin dari ambang batas nilai kelulusan untuk masuk ke universitas mana pun di China. Begini kisah Liang selengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang Jutawan
Liang disebutkan sebagai jutawan mandiri China yang memiliki kehidupan sukses penuh dengan kerja keras. Ia membangun karier dari bawah dengan menjadi pekerja kasar di pabrik.
Usaha itu terus dipupuknya perlahan hingga berhasil mendirikan bisnis bahan bangunan sendiri. Melalui bisnis itu, Liang menghasilkan jutaan yuan yang menjamin hidupnya sampai saat ini.
Walau sukses dalam karier, nampaknya Liang selalu mengalami kegagalan dalam mewujudkan impiannya untuk berkuliah di kampus impian. Padahal persiapan yang dilakukan Liang tak main-main.
Ia menghabiskan 12 jam dalam sehari untuk belajar, tidak minum, atau bermain mahjong. Karena kegigihan itu ia diejek sebagai 'gaokao holdout' dan banyak kecurigaan bila usahanya hanyalah untuk publisitas semata.
Tetapi, hal itu bak terbantah karena pembuktian Liang setiap tahunnya. Dari kegagalan di masa lalu, Liang bersumpah untuk terus mencoba gaokao di tahun selanjutnya.
Ia pertama kali mengikuti ujian masuk perguruan tinggi pada 1983 dan mencoba lagi dua tahun kemudian tapi tetap gagal. Liang sempat masuk sekolah teknik pada 1986. Hanya saja cuma bertahan setahun. Pasalnya ia mengaku tak tahan bekerja dengan suara mesin yang bising.
Gaokao Tahun 2023
Berbulan-bulan menjadi biksu pertapa di ujian gaokao tahun 2023, Liang kurang 34 poin dari nilai ambang batas provinsi. Hal ini membuatnya gagal masuk ke universitas manapun.
"Sebelum saya mendapatkan hasilnya, saya merasa bahwa saya tidak akan bisa mendapatkan nilai yang cukup tinggi untuk masuk ke universitas elite. Tapi aku tidak berharap untuk tidak membuatnya menjadi yang biasa," katanya.
Pada Jumat (23/6) malam bersama dengan ratusan ribu siswa sekolah menengah atas di provinsi Sichuan barat daya, pengumuman gaokao berlangsung. Beberapa reporter media lokal di China juga menyiarkan langsung proses itu dan menunjukkan beberapa ekspresi kecewa.
Hal itu juga nampaknya juga menimpa Liang. Ia bahkan tahu sebelum melihat layarnya sendiri bila hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
"Semuanya selesai lagi tahun ini," katanya pada dirinya sendiri.
"Sangat disesalkan," tambahnya.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, Liang akhirnya bertanya-tanya apakah kerja kerasnya ini akan membuahkan hasil yang baik. Ia hampir menyerah dan tak ingin melakukannya lagi.
"Saya benar-benar bekerja sangat keras setiap hari. Sulit untuk mengatakan apakah saya akan terus mempersiapkan gaokao tahun depan," katanya.
Liang mengaku ia tak pernah berpikir untuk hidup tanpa mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian masuk perguruan tinggi itu. Meski sulit, ia tetap teguh dan tidak mau menyerah.
"Jika saya harus berhenti (menyiapkan gaokao), setiap cangkir teh yang saya minum selama sisa hidup saya akan terasa menyesal," tutupnya.
Tingkat Kesulitan Gaokao
Dikutip dari laman CGTN, Gaokao 2023 diikuti oleh 12,91 juta siswa. Jumlah ini 980.000 lebih banyak dari tahun lalu dan terbanyak dalam sejarah gaokao.
Mata pelajaran yang diujikan dalam gaokao seperti matematika, bahasa China, bahasa asing (Inggris) dan ujian komprehensif di mata pelajaran lain. Selama waktu ujian, gaokao menjadi topik yang hangat dibicarakan di media sosial China.
Nilai ujian gaokao merupakan satu-satunya standar pendaftaran siswa. Masuk ke universitas elite di China berarti memberi peluang kerja yang lebih baik setelah lulus.
Di gaokao 2023, nilai ujian matematika banyak didiskusikan karena dinilai terlalu sulit. Selain itu, ujian bahasa Inggris, sejarah, dan fisika juga paling banyak dicari.
Tingkat persaingan di gaokao juga dinilai ketat. Contohnya, pada universitas top China, Universitas Peking dan Universitas Tsinghua, hanya mendaftarkan 6.624 dari 11,93 juta mahasiswa yang berpartisipasi di gaokao pada tahun 2022.
(pal/pal)