Seniman Ini Sulap 'Penyu' Jadi Terumbu Karang, Begini Ceritanya

ADVERTISEMENT

Seniman Ini Sulap 'Penyu' Jadi Terumbu Karang, Begini Ceritanya

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 21 Mei 2023 12:05 WIB
Karya seni instalasi Kurma Amerta yang sekaligus terumbu karang buatan ARTificial Reef ke-12 berbentuk 11 penyu buatan seniman Teguh Ostenrik.
Penyu terumbu karang di Bondalem, Bali karya Teguh Ostenrik. Foto: Dokumentasi Artopologi
Jakarta -

Sebelas 'penyu' raksasa menyelam di Pantai Bondalem, Bali Utara. Seiring waktu, penyu-penyu tersebut akan 'menjelma' jadi terumbu karang.

Bukan sembarang penyu, penyu berukuran sekitar 2,5 meter tersebut merupakan patung logam dari limbah metal karya seniman Teguh Ostenrik. Karya berjudul Kurma Amerta itu ditenggelamkan untuk menjadi tempat koral tumbuh dan rumah baru bagi biota laut.

"Sudah duduk semua Kurma Amerta-nya, (diatur di bawah laut) membentuk suatu lingkaran. Mudah-mudahan koralnya akan bertumbuhan dengan sempurna," kata Teguh, disiarkan dari Desa Bondalem dalam Instagram @artopologi, Jumat (19/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal Terumbu Karang Buatan

Semula pada 2014, Teguh Ostenrik menyelam di Pantai Senggigi, Lombok. Ia mendapati koral indah di bawah air sudah hilang jadi padang pasir bawah laut.

Dari situ, ia memutuskan untuk membuat instalasi seni bawah air bertajuk ARTificial Reef. Karya itu dimaksudkan jadi medium bagi koral untuk bertumbuh.

ADVERTISEMENT

ARTificial Reef pertama Teguh menyerupai tentakel cumi-cumi. Instalasi besi bekas seberat 1,6 ton itu dipasang di kedalaman 5 meter Pantai Senggigi, Lombok.

Instalasi berjudul Domus Sepiae (Rumah Cumi-cumi) itu kemudian dialiri listrik dari panel surya. Sistem biorock dari ahli kelautan Wolf Hilbertz dan Tom Goreau ini memungkinkan karya Teguh jadi struktur yang cocok sebagai ekosistem terumbu karang buatan.

Sepuluh ARTificial reef sejak itu juga diletakkan di Waha Beach Wakatobi, Pulau Sepa Jakarta Utara, Pulau Bangka Manado, Ternate, Bangsring Underwater Beach Jawa Timur, dan Desa Bondalem, Bali Utara.

Penyu Terumbu Karang

Karya seni instalasi Kurma Amerta yang sekaligus terumbu karang buatan ARTificial Reef ke-12 berbentuk 11 penyu buatan seniman Teguh Ostenrik.Karya seni instalasi Kurma Amerta yang sekaligus terumbu karang buatan ARTificial Reef ke-12 berbentuk 11 penyu buatan seniman Teguh Ostenrik. Foto: Dokumentasi Artopologi

Berbeda dengan di Senggigi, ARTificial reef ke-12 di pesisir Bondalem yang berbentuk penyu kali ini tidak dialiri listrik. Teguh mengatakan, instalasi terumbu karang itu pun sengaja diletakkan di Bali Utara.

Artificial reef Kurma Amerta menggunakan teknik natural coral recruitment. NCR adalah proses pertumbuhan dan perkembangan karang alami yang membutuhkan kondisi kualitas air yang baik, arus yang tepat, dan substrat yang sesuai.

Sementara itu, Pantai Bondalem di Bali Utara memiliki air jernih dan tanah yang baik untuk pertumbuhan terumbu karang.

"Lautnya relatif lebih tenang, komunitas lokal juga mendukung. Tidak pakai listrik, kami biarkan alam bekerja pada struktur tersebut. Tidak pakai teknologi kenamaan biorock," jelasnya.

"Jadi kami bekerja sama dengan temen-temen dari Desa Bondalem, mereka aktif bekerja untuk mempersiapkan pengembangan koral di Bondalem, pesisir utara Bali," sambungnya.

Kenapa Bentuk Penyu?

Karya seni instalasi Kurma Amerta yang sekaligus terumbu karang buatan ARTificial Reef ke-12 berbentuk 11 penyu buatan seniman Teguh Ostenrik.Karya seni instalasi Kurma Amerta yang sekaligus terumbu karang buatan ARTificial Reef ke-12 berbentuk 11 penyu buatan seniman Teguh Ostenrik. Foto: Dokumentasi Artopologi

Teguh menuturkan, ia memilih bentuk penyu karena membantu pengembangan koral dan bersimbiosis dengannya. Di samping itu, penyu merupakan hewan yang sakral bagi warga setempat.

Dalam kepercayaan warga Bali, penyu merupakan penjelmaan Dewa Wisnu. Dewa ini memelihara alam semesta dan segala ciptaan Dewa Brahma.

ARTificial Reef ke-12 ini pun dinamai Kurma Amerta yang bermakna penjunjung semesta kehidupan. Warga setempat menyakini bahwa Dewa Wisnu menjelma menjadi Badawangnala (penyu) dan menyangga Gunung Mandara sehingga bumi tak tenggelam serta menemukan kembali tirta amerta (air kehidupan), seperti dikutip dari laman Artopologi.

"Dan jangan lupa, penyu itu hidupnya lama. Kalau manusia kan selalu takut mati, nah penyu ini simbol dari panjang umur," sambungnya.

Teguh mengatakan, bentuk patung penyu setelah ditumbuhi koral nanti juga dikembalikan ke alam.

"Itu semua terserah kepada alam, mother earth, dia bekerja di atas struktur yang saya buat, dan kami bersimbiosis. Seninya justru di situ," kata Teguh.

Terumbu karang menjadi benteng pantai dari gelombang kuat. Terumbu karang juga merupakan ekosistem berisi makanan bagi spesies-spesies laut untuk tumbuh.

"Kadang saya merasa tukang kanvasnya mother earth. Kita sudah menerima banyak hadiah dari semesta alam ini, kenapa kita tidak memberinya kembali ke mother earth," imbuhnya.

Bisa Diadopsi dengan Basis Blockchain

Karya seni instalasi Kurma Amerta yang sekaligus terumbu karang buatan ARTificial Reef ke-12 berbentuk 11 penyu buatan seniman Teguh Ostenrik.Karya seni instalasi Kurma Amerta yang sekaligus terumbu karang buatan ARTificial Reef ke-12 berbentuk 11 penyu buatan seniman Teguh Ostenrik. Foto: Dokumentasi Artopologi

Teguh Ostenrik dengan yayasannya, Yayasan Terumbu Rupa, bekerja sama marketplace Artopologi dan program #WeAllGoGreen dari perusahaan integrasi maritim-logistik Meratus Line untuk menyusun artificial reef di pesisir Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali ini.

Setiap karya penyu tersebut rupanya bisa dikoleksi para pengadopsinya, baik perorangan maupun perusahaan. Chief Strategy Officer Yayasan Terumbu Rupa, Mira Tedja mengatakan, pihaknya juga akan memantau dan melaporkan pertumbuhan di terumbu karang buatan tersebut.

"Kami akan mengepos progress koral di penyu tersebut," tutur Mira.

Teguh menuturkan, setiap karya yang diadopsi tetap akan berada di lokasinya saat ini sebagai bagian dari alam.

"Menariknya, karya secara fisik tidak dimiliki oleh para kolektor, tetapi idenya. Jadi dari segi fisik, karyanya akan menjadi bagian dari alam dan akan menjadi support agar koral-koral bertumbuhan," tutur Teguh.

"Tetapi, Anda sebagai adopter akan menerima sertifikat authenticity (keaslian karya) yang diletakkan di dalam blockchain, platformnya adalah Polygon, dan itu di-manage oleh Artopologi," imbuhnya.

Untuk setiap instalasi penyu yang dibuat oleh Teguh Ostenrik, Artopologi akan menerbitkan Sertifikat Keaslian. Sertifikat ini berfungsi memastikan rekam jejak sebuah karya, mulai dari siapa seniman yang membuatnya, siapa yang mengoleksi pertama, dan siapa yang membelinya di pasar sekunder, seperti dikutip dari laman Artopologi.

Nama tiap penyu bisa dipilih oleh kolektornya dari daftar. Masing-masing penyu logam itu diberi pelat nama unik sebagai pengenal.

Saat ini, penyu-penyu tersebut antara lain bernama Handayani, Lawana, Sudarwana, Bayanaka, Amatya, Danadyaksa, Prayatna, Suradarma, Enzi, dan Bajra.

Rencananya, akan ada 399 karya terumbu karang buatan yang dipasang di di Bondalem, Bali Utara. Kesebelas penyu logam ini merupakan angkatan pertama.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads