International Scout Youth Forum merupakan kegiatan yang bertujuan menghasilkan beberapa rekomendasi sebagai bahan pertimbangan National Scout Organization (NSO). Tema yang diangkat dalam forum tersebut adalah Scouting in the Post-Pandemic World: A Redefinition.
Selain itu, forum tersebut berguna dalam membuat keputusan dan strategi pemulihan kegiatan kepanduan pasca pandemi Covid-19 untuk masa mendatang.
Faza yang mengambil jurusan statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menuturkan kegiatan forum ini diikuti lebih dari 40 peserta yang berasal dari Hong Kong, Malaysia, Mongolia, Jepang, Indonesia, Thailand, dan Filipina.
Ia menceritakan proses terpilih mewakili gerakan Pramuka Indonesia untuk forum tersebut dimulai dari rekomendasi Pembina Pramuka UI. Setelah itu ia mengajukan diri ke Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Setelah melalui beberapa proses, akhirnya Faza akhirnya mendapatkan rekomendasi dari Kwarnas Gerakan Pramuka untuk mewakili Indonesia di forum tersebut.
Melalui forum tersebut, Faza mengaku dapat perspektif berbeda dari NSO tentang bagaimana cara negara bertindak selama pandemi.
"Saya dapat melihat berbagai perspektif berbeda, bagaimana NSO di berbagai negara bertindak pada masa pandemi. Diskusi yang berlangsung akan menghasilkan output berupa youth forum declaration dan dideklarasikan pada hari terakhir," ujar Faza dalam laman UI, dikutip Selasa (16/5/2023).
Dalam rangkaian forum, Faza mendapatkan pengalaman yang berkesan karena dirinya dipilih sebagai perwakilan kelompok menjadi declaration committee. Tugasnya yakni mempersiapkan isi deklarasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan.
"Hal tersebut merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk dapat menorehkan nama Gerakan Pramuka Indonesia pada lembar penyusun deklarasi," tutur Faza.
Kegiatan dari forum ini sendiri terdiri dari dua yakni forum diskusi dan educational tour. Faza menceritakan pada forum diskusi peserta dibagi menjadi enam kelompok.
Setiap kelompok mendiskusikan tentang bagaimana mendefinisikan ulang kepramukaan secara umum setelah adanya banyak perubahan akibat imbas pandemi Covid-19.
Selain diskusi, dalam kegiatan tersebut ada educational tour yang dikemas seperti konsep sebuah permainan monopoli. Dalam permainan ini, setiap kelompok dipandu oleh panitia untuk menyelesaikan misi mengunjungi tempat-tempat penting di Hong Kong.
Pembina Pramuka UI, Retno Lestari mengatakan bahwa kegiatan tersebut dapat menjadi kesempatan besar bagi Pramuka UI untuk dapat pengetahuan baru terkait peran Pramuka negara lain pasca pandemi Covid-19.
"Melalui forum ini dapat bertukar ide dan inovasi terkait kegiatan kepramukaan pasca pandemi Covid-19 dengan berbagai negara lain. Selain itu, juga penting dalam menjalin koneksi yang akan berguna bagi Pramuka UI di kegiatan mendatang," ujarnya.
Retno berharap hasil dari forum tersebut dapat diimplementasikan oleh Pramuka, Gerakan Pramuka, dan NSO negara lainnya.
"Saya berharap, setelah kegiatan ini akan mendorong mahasiswa UI khususnya anggota Pramuka UI untuk semakin aktif terlibat dalam kegiatan internasional dan bisa membawa nama baik Pramuka UI maupun Gerakan Pramuka Indonesia," ungkapnya
(pal/pal)