Udit di Rumah dan Ladang
![]() |
Ujang Ngau adalah saudara nenek Udit yang mengasuhnya sejak 1 tahun. Setelah ibu Udit meninggal 1 bulan usai melahirkan, sang anak juga ditinggal ayahnya.
Ujang menuturkan, Udit kemudian diasuh saudara perempuan orang tuanya di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Tidak ada susu untuk Udit bayi saat itu. Ujang pun memberanikan diri membawa sang cucu ke Desa Binai, Bulungan kendati dirinya juga sakit 2 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Rumah Ujang dan Udit di Binai tak jauh dari sekolah, sekitar 7 menit jalan kaki. Di rumah itulah Ujang mengasuhnya dengan nenek Udit.
"Pulang sekolah, lihat nenek di seberang (sungai), (Udit) datang (menghampiri neneknya)," tutur Ujang tertawa.
Ujang bercerita, Udit gemar naik ketinting (perahu) untuk menghampiri neneknya di ladang. Ujang dan istrinya menanam pisang, terkadang juga sawit. Kelelawar kecil di balik daun pohon pisang juga jadi buruan Udit sebagai mainan.
"Sampai berlumpur itu. Kadang dibilang, 'Itulah jangan kau main binatang, nanti nggak bagus baca tu'," tutur Ujang. "Itulah saya kira itu dia kurang gizi, jadi lambat membacanya. Kalau sama anak sendiri bisa dimarahi. Tapi ini enggak bisa begitu."
Ia mengaku bersyukur guru-guru SD peduli dengan cucunya. Dini, guru kelas 1 sekaligus guru les Udit, juga beberapa kali membelikannya tas sekolah.
"Jadi bersyukurlah itu punya guru tu. Misal minta baca 'apa ini', bisa dibacanya. Kalau dulu tu, kasih surat, minta baca (isinya), 'Itu apakah namanya ni?'. 'Surat,'(kata Udit)'," ujar Ujang tertawa.
Selanjutnya Belajar di Sela Main ke Ladang>>>