Profesor adalah gelar yang didapatkan dengan menempuh pendidikan minimal S3 dan memiliki karya ilmiah bereputasi Internasional. Selain itu, untuk diangkat menjadi seorang profesor, perlu memiliki pengalaman bekerja sebagai dosen minimal 10 tahun.
Di Indonesia sendiri, pemberian gelar profesor tidak boleh sembarangan karena telah diatur dalam Permenpan RB No. 46. Meski demikian, gelar profesor di luar negeri bisa diraih jika seseorang memiliki kemampuan akademis yang mumpuni untuk meraih gelar tersebut.
Sulitnya mendapatkan gelar profesor tersebut tidak berlaku untuk empat orang ini yang berhasil menjadi profesor termuda di dunia. Fakta menariknya, dua di antaranya merupakan orang Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa saja profesor termuda di dunia? Ketahui yuk!
Daftar Profesor Termuda di Dunia, Dua dari Indonesia:
1. Alia Sabur
Alia Sabur adalah salah satu profesor termuda di dunia karena meraih gelarnya tersebut pada usia 19 tahun. Pencapaian ini membuat ia dinobatkan sebagai profesor termuda sepanjang sejarah oleh Guinness Books of Records.
Kecerdasan dari Alia Sabur sudah terlihat sejak dini di mana ia sudah menguasai berbicara dan membaca pada saat berusia 8 bulan.
Ia menempuh studi pendidikan tinggi S2 di University of Drexel dan mendapat gelar M.S dan Ph.D di bidang sains dan teknik. Alia Sabur berhasil meraih gelar Profesornya setelah menempuh pendidikan sarjana sains di bidang Matematika aplikasi di University of Stony Brook.
Ia pun sempat mengajar di Konkuk University, Korea Selatan pada tahun 2008. Selain pandai di bidang sains dan teknik, Alia pun pandai memainkan alat musik dan sudah bersabuk hitam dalam olahraga taekwondo.
2. Erik Demaine
Orang kedua yang menjadi profesor termuda di dunia adalah Erik Demaine. Pria yang berasal dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) ini meraih gelar profesornya pada usia 20 tahun.
Erik Demaine telah menunjukkan kepandaiannya sejak berusia 7 tahun. Pada saat usianya 12 tahun, ia berpetualang bersama ayahnya ke Amerika Utara. Lalu, di usianya yang baru 14 tahun Erik meraih gelar sarjananya dari Dalhousie University.
Berdasarkan informasi dari blog resminya, Erik saat ini menjadi pengajar MIT untuk jurusan Ilmu Komputer. Fokus bidang yang ia teliti antara lain geometri, algoritma, dan komputasi dalam game. Ia pun memiliki hobi di bidang seni seperti teater, sulap, origami, dan juggling.
3. Agus Pulung Sasmito
Agus Pulung Sasmito adalah profesor termuda asal Indonesia yang masuk ke dalam daftar profesor termuda di dunia. Ia adalah lulusan sarjana dari Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Teknik Fisika.
Kemudian, pria asal Wonosobo itu melanjutkan pendidikannya pada tahun 2005 di National University of Singapore (NUS) yang merupakan kampus terkenal di Singapura dengan mengambil jurusan Teknik Mesin.
Selama berkuliah S2, Agus mendapat tawaran dari pembimbingnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor tanpa harus lulus terlebih dahulu atau disebut sebagai program direct PhD.
Pada usia 32 tahun, Agus melanjutkan pendidikannya ke jenjang professorship dan mengajar serta menjadi peneliti di McGill University pada tahun 2012.
4. Nelson Tansu
Satu lagi profesor termuda di dunia asal Indonesia adalah Nelson Tansu. Dalam buku "Ilmuwan Indonesia Gapai Citamu, Terangi Negerimu" oleh Aisyah Khoirunnisa disebutkan bahwa Nelson lahir di Sumatera Utara pada 20 Oktober 1977.
Nelson adalah anak dari pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Gelar akademis yang ia raih hingga dinobatkan sebagai profesor termuda tidak lain karena ia berasal dari keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan.
Nelson diangkat sebagai profesor pada usianya yang baru 25 tahun. Sebelumnya, Nelson menempuh pendidikan di Universitas Wisconsin Madison, Amerika Serikat lewat jalur beasiswa.
Penemuannya yang cukup besar bagi masyarakat terbukti dari penemuan lampu LED dan laser untuk beberapa beberapa perusahaan. Penggunaan teknologi tersebut bisa menghemat energi yang sangat besar.
Nah itulah profesor-profesor termuda di dunia. Semoga profesor dari Indonesia dapat menginspirasi detikers ya!
(faz/faz)