SMK Ini Ternyata Ikut Bikin Kursi untuk KAI, Disebut Tekan TKDN sampai 100%

ADVERTISEMENT

SMK Ini Ternyata Ikut Bikin Kursi untuk KAI, Disebut Tekan TKDN sampai 100%

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 03 Apr 2023 17:00 WIB
Anak SMK Buat Kursi untuk KAI Kelas Eksekutif
Foto: Ditjen Vokasi Kemendikbudristek
Jakarta -

Kursi kereta api kelas eksekutif Kereta Api Indonesia (KAI) rupanya ikut dibuat oleh pelajar SMKN 2 Salatiga, Jawa Tengah. Tak hanya itu, sekolah tersebut juga ikut membuat kursi untuk Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) Makassar-Pare Pare.

Hal ini adalah salah satu praktik project based learning (PBL) SMK, sebuah program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Vokasi.

Pembuatan kursi kereta api SMKN 2 Salatiga adalah proyek kerja sama dengan PT D'Tech. Produksinya merupakan penuangan program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah SMK Ikut Serta

Kepala Program Studi Teknik Bodi Otomotif, SMKN 2 Salatiga, Suhartono menyebutkan saat ini produksi kursi kelas eksekutif KAI di sekolahnya sudah sekitar 230-260 unit. Sementara, produksi kursi KRDE ada 80 unit.

"Pembuatan kursi kereta ini melalui program SMK PK Padanan. Awalnya, PT Inka (PT Industri Kereta Api) melalui anak perusahaannya PT Inka Multi Solusi Trading (IMST) ada proyek pembuatan kursi kereta api dan PT D'Tech menjadi perusahaan penjamin (QC) untuk hasil dari anak SMK. Jadi, D'Tech yang kerja sama dengan IMST, kemudian pengerjaannya dilakukan oleh SMK," terang Suhartono, dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, proses pembuatan kursi kereta api tersebut melibatkan siswa kelas 10 sampai 12. Sebab berkaitan dengan Kurikulum Merdeka, siswa kelas 10 juga ikut serta.

Meski banyak siswa yang terlibat adalah dari kelas 12, Suhartono menjelaskan siswa-siswa ini menjadi group leader. Kelas 12 membimbing kelas 11 dan kelas 11 membimbing kelas 10. Kelas 12 juga dibimbing alumni yang sudah bekerja di PT D'Tech.

Suhartono mengatakan, proses pembuatan kereta api tersebut juga melibatkan SMK lainnya. Beberapa bagian kursi ada yang dikerjakan SMK Muhammadiyah Salatiga, SMK Saraswati Salatiga, dan SMK Model PGRI Mejayan.

"Jadi, komponen utamanya itu di SMKN 2 Salatiga, tapi onderdilnya dibantu SMK lain karena untuk jadi 1 kursi itukan ada puluhan bagian. Setiap SMK membuat part-nya masing-masing. Jadi, kita menggunakan kata "battle of Tefa" karena kita sudah komitmen bekerja sama dengan industri yang punya sensitive timing," terang Suhartono.

Tekan TKDN sampai 100 Persen

Suhartono menyebut, produksi kursi kereta oleh SMK dapat menekan TKDN sampai 100 persen. Dikatakan dalam laman Pertamina, TKDN adalah tingkat komponen dalam negeri, yaitu besarnya komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan gabungan barang dan jasa.

Suhartono berujar, selama ini prototipe kursi kereta diimpor dari Taiwan. Sementara, jika dari Taiwan, TKDN-nya akan tinggi karena prototipenya harus tetap dimodifikasi agar kompatibel.

Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko PT Inka, Heru Sulistyo menyatakan sekarang ini kursi eksekutif KAI buatan anak SMK sudah dipasang di kereta. Sementara, kursi KRDE Makassar-Pare Pare tahap pertama akan digunakan di dua rangkaian kereta.

Heru menilai, kemajuan industri tidak dapat dipisahkan dari kemajuan pendidikan, khususnya soal kesiapan tenaga kerja.

"Industri membutuhkan kemampuan atau kompetensi teknis yang siap pakai sehingga dunia pendidikan harus bisa menyiapkan ke sana agar lulusannya bisa terserap di industri. Kalau dunia pendidikan tidak menyiapkan lulusan yang sesuai industri harus mengeluarkan banyak biaya besar untuk training," ungkapnya.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads