Perjalanan Sidqon Giatkan Astronomi di Pesantren, Potret Bimasakti Pakai Xiaomi

ADVERTISEMENT

Perjalanan Sidqon Giatkan Astronomi di Pesantren, Potret Bimasakti Pakai Xiaomi

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 26 Mar 2023 13:00 WIB
Ditemukan objek misterius dan menakutkan di galaksi Bimasakti, lepaskan energi radio setiap 18 menit
Foto: BBC World
Jakarta -

Menggiatkan astronomi di tubuh pesantren tentunya bukan hal biasa. Terlebih jika kegiatannya hanya memanfaatkan ponsel pintar atau smartphone.

Namun, hal itulah yang dilakukan oleh Nur Sidqon, Direktur Observatorium Yanbu'ul Qur'an Kudus. Sejak SD, Sidqon sudah suka belajar tentang benda-benda langit. Menurut pria kelahiran Kendal itu, langit dan angkasa memiliki misteri besar yang sangat menarik untuk dibongkar.

Namun, karena saat masih SD tidak ada pelajaran khusus astronomi, maka berbagai pertanyaan masih muncul saat Sidqon lulus SD. Barulah, saat sekolah tingkat madrasah aliyah di Kudus, dia bisa mempelajari astronomi atau ilmu falak dengan serius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mulai mempelajari serius astronomi atau ilmu falak saat sekolah Madrasah Aliyah di Kudus. Saya mempelajari falak langsung dari KH. Ahmad Rofiq Chadziq dan Kyai Azhar Lathif. Keduanya adalah penerus tokoh falak nasional, yakni KH. Turaichan Adjhuri dan KH. Noor Ahmad SS," ujar Sidqon, dikutip dari CNBC Indonesia. Sejak saat inilah dia semakin jatuh hati dengan ilmu falak dan berbagai pertanyaan sejak SD akhirnya terjawab.

Potret Bimasakti dengan Smartphone

Kecintaannya kepada astronomi ini kemudian membawa Sidqon mendaftar ke jurusan Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang melalui jalur beasiswa santri. Selama mengenyam pendidikan, dia pun aktif mengembangkan minat astronomi Islam, mulai dari membuat teleskop, pengamatan langit, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

Sidqon pun tersadar, astronomi adalah ilmu yang tidak tersentuh masyarakat. Dia menilai banyak orang menganggap astronomi susah dijalani karena instrumennya relatif mahal. Harga termurahnya di e-commerce sekitar Rp 10 juta.

Perangkat astronomi yang mahal pada akhirnya membuat Sidqon membentuk kegiatan bernama mobile astrophography. Kegiatan ini memanfaatkan ponsel pintar untuk memotret angkasa.

"Dalam menikmati astronomi media yang paling manjur adalah dengan foto atau dokumentasi. Foto berupaya menyederhanakan astronomis yang rumit menjadi lebih indah. Dan kamera HP membuat orang dapat menikmatinya," papar Sidqon.

Mulanya, dia memakai Xiaomi Mi4 dan berkat ponsel itulah dia dapat mengabadikan benda langit, tidak terkecuali galaksi Bimasakti.

Berangkat dari keberhasilan itu, dia mendirikan komunitas mobile astrophography pertama di Indonesia. Satu per satu orang pun mulai bergabung untuk memotret angkasa dengan ponsel seharga Rp 1-3 jutaan.

Kerja Sama dengan Para Ahli

Komunitas mobile astrophography memantik orang menyukai astronomi meski dalam konteks amatir. Para santri di Ma'had Aly TBS Kudus dan Pondok Tahfidz Yanbu'ul Qur'an Menawan Kudus pun tidak ketinggalan.

Bagi para santri, mengetahui penampakan alam semesta dari ponsel membuat mereka mengetahui kehebatan Tuhan dan menyadarkan diri bahwa tidak ada apa-apanya.

"Santri memiliki antusias tinggi. Di pesantren sebetulnya sudah banyak mata pelajaran yang beririsan dengan astronomi atau falak. Namun, tidak semua pesantren punya observatorium. Karenanya HP menjadi semacam jembatan atas hal ini," ujar Sidqon.

Sidqon pun mengaku sudah beberapa kali diajak bekerja sama dengan para ahli astronomi profesional dari berbagai perguruan tinggi ternama. Sejak dilibatkan, nama Nur Sidqon naik daun dan dikenal sebagai perintis fotografi astronomi via ponsel.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads