Ada yang beda dalam proses pengukuhan guru besar baru Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus pada 10 Februari 2023 lalu. Pasalnya, Rektor IAIN Kudus Prof Dr H Abdurrohman Kasdi, Lc, MSi mengukuhkan Prof Dr Hj Umma Farida, Lc MA sebagai guru besar kelima, yang mana merupakan istri dari sang rektor.
Momen langka ini turut diabadikan dalam unggahan resmi instagram IAIN Kudus.
"Selamat untuk Prof Dr Hj. Umma Farida, Lc, MA atas pengukuhan guru besar hari ini yang dikukuhkan oleh Rektor IAIN Kudus sekaligus suami tercinta. Semoga membawa berkah dan manfaat bagi kemajuan lembaga IAIN Kudus. Aamiin," tulis akun @iainkudus seperti dilihat detikEdu, Jumat 24/2/2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun pelaksanaan pengukuhan ini didasarkan atas penetapan Prof. Umma sebagai guru besar bidang ilmu hadis yang diserahkan secara simbolis oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qaumas pada Upacara Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama RI ke 77 di Halaman Kementerian Agama.
Profesor Perempuan Pertama di IAIN Kudus
Dalam sambutannya Rektor IAIN Kudus menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas capaian yang diraih oleh Prof Umma.
"Semoga menjadi barokah dan manfaat bagi Prof. Umma dan keluarga serta seluruh sivitas akademika, dan berharap capaian ini menjadi inspirasi bagi seluruh dosen baik IAIN Kudus, PTKIN maupun PTN seluruh Indonesia," ucapnya dikutip dari laman resmi IAIN Kudus.
Dengan pengukuhan ini, Prof. Umma menjadi profesor perempuan pertama di IAIN Kudus. Pencapaian ini turut diapresiasi oleh Bupati Kabupaten Kudus, HM Hartopo, ST, MM, MH yang hadir dalam acara tersebut.
Menurutnya capaian luar biasa ini menjadi salah satu program untuk mendukung transformasi menuju UIN dan Pemkab. Kudus selalu mendukung dan mendorong agar transformasi tersebut segera terealisasi.
"Apalagi dengan dikukuhkan profesor perempuan pertama ini diharapkan kualitas pendidikan lebih baik, terus melakukan transformasi dan tentunya kualitas dari mahasiswa-mahasiswa IAIN Kudus meningkat," ujarnya.
Pentingnya Memahami Hadis Berperspektif Perempuan
Dalam kesempatan ini, Prof Umma menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul Maqashid Profetik untuk Memahami Hadis Berperspektif Perempuan.
Istri Rektor IAIN Kudus ini menekankan pentingnya untuk mengungkap maqasid profetik di dalam memahami hadis, yang sangat bermanfaat untuk memahami hadis dengan menggunakan perspektif perempuan.
"Adapun maqosid profetik itu sendiri adalah tujuan dan hikmah yang diperhatikan oleh Rasulullah. Ya beliau sebagai sumber hadits sekaligus sebagai misi pengutusan diri beliau atau risalah yang sebagai rahmatan lil alamin menebar kasih kepada semesta sehingga kemudian bahwa saya yakin bahwa Rasulullah sebagai sumber hadis itu menyampaikan hadis-hadis beliau pasti ada tujuannya dan tujuan itu tidaknya adalah untuk memberikan kasih kepada dua jenis kelamin secara setara yaitu laki-laki," paparnya.
Prof Umma juga menyampaikan bahwa selama ini banyak juga yang menganggap bahwa hadis-hadis itu terkesan mendiskreditkan perempuan.
Misalnya ada hadis yang melarang perempuan untuk keluar rumah, padahal menututnya hal ini tidak sesuai dengan misi risalah Rasulullah, misi diutusnya Nabi.
Oleh karena itu, Guru Besar IAIN Kudus ini mengajak umat untuk memahami hadis tidak hanya secara parsial, tekstual, tetapi harus dilihat tujuannya.
"Apalagi Rasulullah sebagai sumber hadis yang memang dalam keseharian beliau sangat menghormati dan memuliakan perempuan maka tidak mungkin apa yang disabdakan kontradiktif dengan apa yang dilakukan," pungkasnya.
(faz/nwk)