Lolos seleksi beasiswa S2 atau S3 ke luar negeri bukanlah hal yang mudah. Tentunya, dibutuhkan kerja keras serta persiapan yang matang. Bahkan, tidak sedikit pendaftar beasiswa ke luar negeri yang harus menghadapi kegagalan berkali-kali.
Kegagalan tersebut pernah dirasakan oleh salah satu dosen dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya yakni Achmad Hidayatullah yang mengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Dosen yang kerap dipanggil Dayat tersebut telah mengalami sebanyak 12 kegagalan hingga akhirnya lolos beasiswa program doctoral School of Education di University Of Szeged Hungary.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menceritakan bahwa kegagalan tersebut hampir membuatnya stres dan putus asa untuk mendapatkan beasiswa.
"Saya sempat frustasi karena tidak lolos-lolos studi. Saya menyendiri mencari tempat sepi dan menghindari keramaian," ujar Dayat dalam situs UM Surabaya dikutip detikEdu pada Kamis (23/2/2023).
Dayat menjelaskan ia telah memutuskan untuk studi di dalam negeri jika usahanya yang ke-12 gagal. Namun ternyata buah dari kerja kerasnya ia diterima di dua kampus luar negeri yakni National Dong Hwa University Taiwan dan University Of Szeged Hungaria.
Akhirnya Dayat memilih dan memutuskan mengambil studi di Hungaria Eropa Tengah.
Tips Lolos Beasiswa ke Luar Negeri
Dayat memberikan tips kepada siapa saja yang ingin lolos beasiswa kuliah ke luar negeri. Berdasarkan pengalaman kegagalannya, Dayat menjadi tahu hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar dapat lolos.
1. Mencari Informasi
Hal pertama yang harus dilakukan pemburu beasiswa luar negeri menurutnya adalah mencari informasi terkait beasiswa yang ingin diraih.
Selama proses pencarian beasiswa yang tepat, Dayat menganjurkan untuk mencatat hal-hal penting mulai dari pendaftaran, administrasi, hingga batas akhir beasiswa.
"Pada tahap ini luangkan waktu untuk mencari info beasiswa, buatlah target sebanyak mungkin terkait beasiswa yang akan dituju. Buatlah list dan catat terkait hal-hal penting seperti pendaftaran, administrasi dan batas akhir beasiswa. Cobalah semua peluang beasiswa tersebut, karena kuota masing-masing beasiswa berbeda,"ujarnya.
2. Pilih Jurusan Sesuai Minat
Langkah kedua menurut Dayat adalah memilih jurusan sesuai minat bukan gengsi. Ketepatan pemilihan jurusan sesuai minat akan memberikan peluang besar diterima atau tidaknya.
3. Buat Motivation Letter
Ketiga, membuat motivation letter sebaik mungkin. Menurutnya, dalam membuat motivation letter diperlukan riset mengenai kampus tujuan terlebih dahulu.
Isi dari motivation letter harus lengkap, diantaranya berisi perkenalan diri hingga alasan mengapa seseorang memilih kampus tersebut sebagai tujuan ia melanjutkan pendidikan.
Untuk membuat motivation letter semakin bagus hasilnya, Dayat menyarankan untuk melakukan konsultasi kepada seseorang yang sudah berpengalaman atau penerima beasiswa serupa.
Kesalahan yang menurutnya lazim ditemukan dalam penulisan motivation letter adalah seseorang hanya menyebutkan kampus tersebut memiliki fasilitas atau reputasi yang bagus. Padahal, motivation letter seharusnya berisi apa fokus yang akan dipelajari ke depannya.
4. Jangan Malu untuk Bertanya
Keempat, tidak malu bertanya. Menurut Dayat, calon mahasiswa jangan jadi merasa bisa dan memiliki percaya diri tinggi tanpa adanya pengalaman. Pendaftar beasiswa harus mau bertanya kepada yang sudah lebih berpengalaman untuk menghindari kesalahan selama pendaftaran.
5. Jangan Terlalu Idealis
Kelima adalah jangan terlalu idealis dan memaksa diri untuk mendapatkan beasiswa tertentu. Berkaitan hal ini, harus ditinjau informasi kuota beasiswa yang tersedia untuk mengukur peluang.
6. Mencari Koneksi
Tips keenam dari Dayat adalah mencari koneksi dan melakukan komunikasi yang baik misalnya dengan mencari tahu tentang kampus secara langsung kepada profesor di kampus tujuan.
"Sekarang banyak platform media profesional yang bisa dimanfaatkan, seperti Linkedin yang bisa dimanfaatkan untuk calon pelamar beasiswa," pungkas Dayat.
(faz/faz)