Tanoto Foundation mengukuhkan 170 penerima Beasiswa Teladan 2023 pada Kamis (2/2/2023).
Teladan adalah program beasiswa kepemimpinan Tanoto Foundation yang dibuka untuk mahasiswa tahun pertama. Komponen beasiswa ini mencakup uang kuliah hingga tunjangan finansial sampai semester 8.
Penerima beasiswa kepemimpinan Teladan akan menjadi anggota jejaring Tanoto Scholars Association (TSA) dan menjalani bimbingan pengembangan kompetensi lewat pelatihan kepemimpinan terstruktur.
Sejumlah hal yang dipelajari yakni mengenali diri sendiri (lead self), membawa perubahan positif (lead others), dan membangun legacy lewat karier (professional preparation).
Lebih lanjut, mahasiswa Tanoto Scholars juga bisa mengembangkan diri lewat berbagai kegiatan nasional dan internasional, antara lain lewat Tanoto Student Research Award, Tanoto Scholars Gathering, program sponsorship, internship, hingga Global Experiences Program.
Mahasiswa Menjadi Pemimpin
Global CEO Tanoto Foundation Dr J Satrijo Tanudjojo mengatakan, para penerima Beasiswa Teladan diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain.
"Dari ribuan pelamar, yang diterima 170 mahasiswa karena saringan dan terbatasnya resources. Ini artinya, menerima beasiswa adalah privilege. Dan yang membedakan privilege dari entitlement adalah gratitude. Orang yang menyadari privilege-nya akan aktif berupaya untuk bermanfaat bagi orang lain," ujarnya dalam Teladan 2023 Inauguration Ceremonies, disiarkan daring di kanal YouTube Tanoto Foundation, Kamis (2/2/2023).
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, H.E. Drs Djauhari Oratmangun mengatakan, beasiswa yang diterima para Tanoto Scholars menjadi modal untuk berkontribusi di regional dan mancanegara. Dalam berkontribusi, ia mengingatkan untuk berlandaskan pada nasionalisme.
"Nasionalisme mendorong pembangunan ekonomi, pengalaman di negara-negara Barat dan negara maju seperti itu. Indonesia segera take off menuju ke situ. Sebab, tatanan ekonomi dunia, apalagi regional, sedang berubah," tuturnya.
"Kita yang menjadi ketua ASEAN sekarang salah satu negara di depan yang menciptakan regional architecture di kawasan kita agar damai dan tidak terjadi apa-apa hingga adik-adik bisa bersekolah dengan baik, lalu kemudian bisa ikut berkontribusi," imbuh Djauhari.
Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo, SSi MSi PhD mengatakan, para mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan sumber daya manusia hingga alam Indonesia untuk pembangunan negeri.
"Mengembangkan ilmu, mengembangkan teknologi, untuk mengembangkan resources untuk pembangunan Indonesia dan juga membangun peradaban manusia secara global,"
Berorganisasi untuk Bangun Kepemimpinan
Widodo menambahkan, untuk menjadi pemimpin, mahasiswa salah satunya dapat berpegang pada filosofi organisasi. Salah satunya yakni hidup bersama dalam harmoni, yakni memahami keragaman dan kolaborasi, melakukan penyesuaian dan adaptasi, membangun dan menjaga rasa percaya serta rasa hormat, dan hidup untuk memberi manfaat.
"Hidup kita itu melayani, apapun peran dan posisi kita, hidup untuk menjadi pelayan bagi masyarakat," katanya.
Dalam membangun kepemimpinan diri, sambungnya, kesuksesan seseorang terbentuk dari kecakapan, attitudes, dan pengetahuan.
Kecakapan meliputi penetapan tujuan, manajemen waktu, penalaran, komunikasi, dan kecakapan interpersonal. Attitude meliputi self-motivation, kepercayaan diri, integritas, kejujuran, optimisme, antusiasme, kooperatif, dan komitmen.
Lebih lanjut, pengetahuan meliputi dasar-dasar ilmu, teori, informasi, fakta, angka, deskripsi, pembelajaran, sains, dan lain-lain.
"Kesemuanya dilalui dengan belajar dan berproses, tidak cukup dengan hanya membaca. Untuk itu, saya berharap mahasiswa, di samping belajar, juga aktif berorganisasi untuk menumbuhkan soft skill dan kapasitas emosional-spiritual," pungkasnya.
Simak Video "Kurma Episode 2: Boleh Nggak Sikat Gigi Saat Puasa?"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/pal)