Cerita Mahasiswa UNY Sulit Bayar UKT, Ada yang Utang Bank hingga Mandek Kuliah

Cerita Mahasiswa UNY Sulit Bayar UKT, Ada yang Utang Bank hingga Mandek Kuliah

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 17 Jan 2023 19:00 WIB
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Foto: Dok. UNY/Cerita Mahasiswa UNY Sulit Bayar UKT, Ada yang Utang Bank hingga Mandek Kuliah
Jakarta -

Belum lama ini viral kisah seorang mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang berjuang membayar uang kuliah tunggal (UKT). Namun, perjuangan mahasiswi tersebut berhenti setelah dinyatakan meninggal dunia 9 Maret 2022 lalu karena sakit yang dideritanya.

Kini, muncul penuturan dari mahasiswa UNY lainnya soal kesulitan mereka membayar UKT. Ada mahasiswa yang menyebut terpaksa utang tetangga dan bank, jual sapi, sampai ada yang terpaksa harus berhenti kuliah.

Satu di antaranya adalah mahasiswa dengan inisial U. Setiap semester dia harus membayar UKT Rp 4,2 juta. Ayahnya berjualan di angkringan dan ibunya merupakan buruh pabrik.

Penghasilan kedua orang tua U turun drastis akibat pandemi COVID-19. Angkringan sepi dan ibunya dirumahkan.

"Saya dulu saat masuk ada pandemi pendapatan ortu cukup terpotong cukup banyak, penghasilan angkringan nggak bisa memenuhi makan keluarga," ungkap U dalam acara "Ada apa dengan UNY?: Kesaksian Korban UKT di UNY" yang digelar UNY Bergerak dan disiarkan melalui kanal YouTube Media Philosophis, seperti dikutip dari detikJateng.

Mahasiswa berinisial U ini mengaku UKT Rp 4,2 juta cukup tinggi jika melihat kondisi ekonomi keluarga. "Saya mulai berpikir, berimajinasi pendidikan ini nggak semurah yang saya bayangkan bahkan ibu bapak sempat bercerita secara intim, berdua, tanpa saya ketahui memikirkan apakah besok bisa membayar UKT semester depan," imbuh U.

U pun mencoba membantu ekonomi keluarga dengan bekerja sampingan menjadi buruh perkebunan. Namun, itu tidak cukup.

Keluarganya lantas harus ikhlas menjual ternak sapi yang sebetulnya adalah tabungan keluarga. Dia menceritakan, saat di semester dua atau tiga saat pandemi, ibu dan bapaknya menjual sapi sebagai tabungan kehidupan untuk membiayai kuliah. Padahal, awalnya diniatkan untuk tabungan membayar sekolah SD sang adik.

Belum berhenti di sana, biaya UKT U membuat keluarganya berhutang. "Bapak ibu jual sapi sebagai alasan biaya kuliah, biaya kuliah saya dibiayai utang di bank," kata dia.

Mahasiswa Terpaksa Berhenti Kuliah

Mahasiswa UNY yang lain dengan inisial N, terpaksa berhenti kuliah dan kembali ke daerah asal. Orang tuanya bangkrut dan tidak bisa membayar UKT yang per semesternya Rp 3,6 juta, ditambah dengan biaya kos sekaligus kebutuhan sehari-hari.

N mengatakan dia mengajukan beasiswa, tetapi tidak dapat. Dia sempat mengajukan penurunan UKT. Sayang, kampus tidak mengabulkannya.

"Kenapa dari birokrasi nggak meng-ACC penurunan UKT saya, sampai ortu memutuskan udah nggak usah kuliah aja. Birokrasi seakan tutup telinga dengan kondisi mahasiswa," jelas N.

Hasil Survei soal Keberatan Biaya UKT

Tim Humas UNY Bergerak, Opal menyampaikan dari data survei atas seribuan mahasiswa, ada 97 persen yang peserta didik yang mengalami ketidaksesuaian UKT.

"Survei yang dibuat oleh teman-teman LPSM UNY Bergerak, kan ada 97 persen dari 1.000-an mahasiswa itu yang keberatan membayar UKT," ucap Opal.

Opal dan mahasiswa lainnya menuntut supaya ada penyesuaian UKT per semester, mengingat situasi ekonomi saat ini masih belum stabil. "Pertimbangannya karena selama ini kan baru transisi pandemi ke endemi kan dan sedangkan kondisi ekonomi orang tua mahasiswa itu belum menentu dan apalagi di tahun 2023 ada kemungkinan resesi itu yang kami pertimbangkan," paparnya.

Sepengetahuannya, ada sejumlah skema penurunan UKT di UNY. Disebut pada persyaratannya, UKT bisa turun dengan catatan orang tua mahasiswa meninggal dunia.

"Dalam satu skema UKT yang disampaikan satu kawan, salah satu penurunan UKT satu golongan itu orang tuanya harus meninggal dalam skema itu. Dan Sumaryanto kekeh itu bakal diturunin, tapi nyatanya kawan dari korban tadi yang orang tuanya sudah meninggal sampai hari ini pun penurunan UKT-nya masih susah," tambah Opal.

Selain itu, penurunan UKT hanya bisa didapatkan untuk satu golongan. Inilah yang selanjutnya ditentang mahasiswa UNY.

"Harapannya nggak cuma satu golongan yang turun. Benar-benar turun seusai kondisi mahasiswa. Kalau memang harus turun satu juta dua juta ya kasihlah," ujarnya.

Anggota UNY Bergerak lainnya, Mushab Aulia menyebut bahwa UNY Bergerak adalah gerakan kolektif mahasiswa UNY. Mereka bergerak untuk mengawal isu-isu mahasiswa UNY, tak terkecuali UKT.

"UNY Bergerak merupakan aliansi dari banyak mahasiswa UNY dan organisasi mahasiswa di UNY. Kita sebenarnya bukan satu organisasi resmi tapi merupakan kolektif, organisasi komunitas yang mengawal banyak isu-isu kampus termasuk salah satunya uang kuliah dan masalah kampus yang lain," terang Mushab kepada detikJateng.

Berita selengkapnya mengenai kisah-kisah mahasiswa UNY kesulitan bayar UKT dapat dibaca di sini.



Simak Video "Demo Mahasiswa Kritik Pj Walkot Tasikmalaya Berujung Ricuh"
[Gambas:Video 20detik]
(nah/faz)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia