Pada perhelatan ini, keduanya mengantongi penghargaan kategori International College Students Starfish Award. Aqila mendapatkan Silver Award, sedangkan Dima meraih Bronze Award. Setiap karya mereka pun memiliki nilai filosofis yang menarik.
Gambarkan Eksploitasi Paus Orca
Aqila membuat sebuah karya yang menurutnya menggambarkan ironi eksploitasi paus orca yang sering dipekerjakan di taman hiburan. Dia menjelaskan paus orca ditangkap, dibunuh, juga dipisahkan dari habitatnya untuk dijadikan boneka pertunjukan.
Mahasiswi berhijab itu menyebut, lebih ironis lagi penangkapan paus orca menargetkan yang masih muda.
"Paus orca dilahirkan bukan untuk menjadi penghibur manusia, tetapi untuk menikmati kehidupan di alam bebas," jelas Aqila, dikutip dari website resmi ITS.
Kekhawatiran Aqila dituangkan dalam sebuah gambar yang memperlihatkan sebuah paus terlilit benang dari tangan manusia. Benang ini dilukiskan seakan mengikat dan menjebak paus orca akibat keserakahan manusia.
Aqila membuat karya yang bertajuk Not Born to Perform ini secara manual. Dia menggunakan teknik realis dengan guratan pensil.
"Meskipun teknik yang saya gunakan sederhana, saya percaya pesan inilah yang berhasil mengantarkan saya hingga bisa meraih penghargaan," ujarnya.
Pesan untuk Menerima Diri Sendiri
Berbeda dengan Aqila, Dima menggunakan vektor pada karyanya. Mahasiswi angkatan 2020 ini beralasan, dia menggunakan vektor karena teknik tersebut telah mulai ditinggalkan para penggiat desain.
Desain yang dibuat oleh Dima berjudul To be Honest, to be Yourself. Melalui karya ini Dima ingin menyampaikan ajakannya kepada orang-orang untuk menjadi diri sendiri.
![]() |
"Saya ingin orang lain menerima dirinya sendiri, terlepas dari apapun yang mereka miliki dengan jujur," ucapnya.
Dia menambahkan, proses penerimaan itu juga harus diiringi dengan kesadaran tentang alam dan lingkungan sekitar. Sebab, apa pun yang dilakukan manusia pasti akan berimbas pada lingkungan di sekitarnya.
"Untuk itu, saya harap karya ini bisa membujuk orang-orang untuk lebih menghargai lingkungan," kata dia.
Objek manusia pada karya mahasiswi ITS itu menggambarkan manusia yang sedang berproses menerima diri sendiri. Lalu, ornamen lain seperti ikan, gelembung, atau gelombang air menyiratkan bahwa manusia dan makhluk hidup lainnya selalu hidup beriringan.
(nah/nwk)