- Fenomena Astronomi di Januari 2023 Puncak Hujan Meteor Quadrantid 4 Januari 2023 Bulan Purnama Mikro di 7 Januari 2023 Konjungsi Tripel Bulan-Venus-Saturnus 23 Januari 2023
- 24 Fenomena Astronomi Selama 2023 1. Puncak hujan Meteor Quadrantid 4 Januari 2. Bulan purnama Mikro di 7 Januari 3. Konjungsi tripel Bulan-Venus-Saturnus 23 Januari 4. Kulminasi Indonesia Periode Februari-April dan September-Oktober 5. Konjungsi tripel Bulan-Venus-Jupiter 21-23 Februari dan 22-24 Maret 6. Okultasi Venus oleh Bulan (Okultasi Lunar Venus) 24 Maret 7. Gerhana Matahari hibrida 20 April 8. Puncak hujan Meteor Lyrid 22-23 April 9. Gerhana Bulan Penumbra 6 Mei dan Gerhana Bulan Sebagian 29 Oktober 10. Puncak hujan Meteor Eta Aquarid 6 Mei 11. Konjungsi tripel dan segitiga Bulan-Jupiter Merkurius 17-18 Mei 12. Konjungsi segitiga Bulan-Venus Mars 22-25 Mei dan 22 Juni 13. Kulminasi Kakbah - Hari Meluruskan Kiblat 28 Mei dan 15 Juli 14. Konjungsi Kuartet Mars-Venus-Bulan-Merkurius 20-22 Juli 15. Konjungsi tripel dan segitiga Mars-Venus-Merkurius 23 Juli-5 Agustus 16. Puncak hujan meteor Delta-Aquariid 30-31 Juli 17. Bulan Purnama Super 1-2 Agustus 18. Puncak hujan Meteor Perseid 13 Agustus 19. Konjungsi segitiga dan tripel Mars-Merkurius-Bulan 18-19 Agustus 20. Konjungsi Saturnus-Bulan Purnama Biru Super 30-31 Agustus 21. Puncak hujan meteor Orionid 21-22 Oktober 22. Konjungsi Jupiter-Bulan Purnama sepanjang malam 28 Oktober 23. Puncak hujan meteor Leonid 18 November 24. Puncak hujan meteor Geminid 14-15 Desember
Selama 2023, akan ada banyak fenomena astronomi yang akan terjadi. Di Januari 2023 saja, ada 3 fenomena astronomi yang terjadi. Ini lengkapnya.
Fenomena Astronomi di Januari 2023
Puncak Hujan Meteor Quadrantid 4 Januari 2023
Hujan meteor Quadrantid ini sebenarnya dimulai dari 27 Desember 2022 hingga 13 Januari 2023. Namun mencapai puncaknya pada 4 Januari 2023 pukul 03.00 WIB di arah timur laut, lalu memudar seiring terbitnya matahari.
Intensitas hujan meteor Quadrantid mencapai 110 meteor per jam saat di zenit (titik di angkasa yang berada persis di atas pengamat). Hujan meteor ini berasal dari Asteroid 2003 EH1 dan Komet C/1490 Y1. Hujan meteor ini tidak dipengaruhi oleh intervensi cahaya Bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan Purnama Mikro di 7 Januari 2023
Bulan purnama pertama di tahun 2023 akan menjadi bulan purnama mikro. Hal ini terjadi karena Bulan berada pada titik terjauh dalam orbitnya.
Lintasan Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips. Pada saat orbit jarak terdekatnya, disebut perigee, jarak Bulan-Bumi 225.291 mil (362.570 kilometer). Sedangkan orbit jarak terjauhnya, disebut apogee, jarak Bulan-Bumi 251.910 mil (405.410 km).
Bulan akan mencapai titik penuhnya pada pukul 11:07 PM UTC pada 6 Januari atau menurut situs BRIN pada 7 Januari pukul 06.08 WIB/07.08 Wita/08.08 WIT
Konjungsi Tripel Bulan-Venus-Saturnus 23 Januari 2023
Ini adalah fenomena konfigurasi ketika Bulan-Venus-Saturnus tampak berkumpul membentuk garis lurus oleh pengamat di Bumi.
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah Barat sejak pukul 18.30 hingga 19.30 WIB.
Berikut 24 fenomena astronomi selama 2023 dilansir dari situs Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Live Science. Ada 4 gerhana, masing-masing 2 gerhana Bulan dan 2 gerhana Matahari.
Dari 4 gerhana itu, hanya 3 yang bisa disaksikan dari Indonesia, yakni gerhana Matahari hibrida (20 April), gerhana Bulan penumbra (5-6 Mei), dan gerhana Bulan sebagian (29 Oktober). Sedangkan gerhana Matahari cincin (15 Oktober) tidak dapat disaksikan di Indonesia.
BRIN juga berpesan bahwa fenomena hujan meteor sama sekali tidak berdampak ke Bumi karena meteorid dan sisa debu asteroid maupun komet yang melintasi orbit Bumi habis terbakar oleh atmosfer Bumi mengingat ukurannya yang kurang dari 300 meter.
Selain itu setiap konjungsi planet/antarplanet dengan Bulan sama sekali tidak berdampak terhadap peningkatan tinggi pasang air laut di Bumi. Hal ini dikarenakan meskipun secara visual benda-benda langit tampak berkumpul atau segaris, tetapi mereka sebenarnya tak terletak di konstelasi yang sama, melainkan membentang dari konstelasi tertentu ke konstelasi lainnya dalam bidang ekliptika.
24 Fenomena Astronomi Selama 2023
1. Puncak hujan Meteor Quadrantid 4 Januari
2. Bulan purnama Mikro di 7 Januari
3. Konjungsi tripel Bulan-Venus-Saturnus 23 Januari
4. Kulminasi Indonesia Periode Februari-April dan September-Oktober
5. Konjungsi tripel Bulan-Venus-Jupiter 21-23 Februari dan 22-24 Maret
6. Okultasi Venus oleh Bulan (Okultasi Lunar Venus) 24 Maret
7. Gerhana Matahari hibrida 20 April
8. Puncak hujan Meteor Lyrid 22-23 April
9. Gerhana Bulan Penumbra 6 Mei dan Gerhana Bulan Sebagian 29 Oktober
10. Puncak hujan Meteor Eta Aquarid 6 Mei
11. Konjungsi tripel dan segitiga Bulan-Jupiter Merkurius 17-18 Mei
12. Konjungsi segitiga Bulan-Venus Mars 22-25 Mei dan 22 Juni
13. Kulminasi Kakbah - Hari Meluruskan Kiblat 28 Mei dan 15 Juli
14. Konjungsi Kuartet Mars-Venus-Bulan-Merkurius 20-22 Juli
15. Konjungsi tripel dan segitiga Mars-Venus-Merkurius 23 Juli-5 Agustus
16. Puncak hujan meteor Delta-Aquariid 30-31 Juli
17. Bulan Purnama Super 1-2 Agustus
18. Puncak hujan Meteor Perseid 13 Agustus
19. Konjungsi segitiga dan tripel Mars-Merkurius-Bulan 18-19 Agustus
20. Konjungsi Saturnus-Bulan Purnama Biru Super 30-31 Agustus
21. Puncak hujan meteor Orionid 21-22 Oktober
22. Konjungsi Jupiter-Bulan Purnama sepanjang malam 28 Oktober
23. Puncak hujan meteor Leonid 18 November
24. Puncak hujan meteor Geminid 14-15 Desember
Jangan lupa catat di kalender detikers ya buat menandai dan menyaksikan fenomena astronomi ini!
(nwk/faz)