America-Eurasia Center, Washington, DC untuk pertama kalinya memberikan penghargaan Star of Excellence Award kepada orang Indonesia. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Popy Rufaidah, SE, MBA, PhD menjadi sosok yang berhasil mendapatkannya.
Penghargaan ini diserahkan oleh Presiden America-Eurasia Center, Dr Gerard Janco kepada Wakil Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Sade Bimantara. Penyerahan itu dilakukan pada acara America-Eurasia Center "Embassies of the World in Washington, DC, Special Cultural and Business Networking Event", yang dilaksanakan di Ven-Embassy Row, Washington, DC, Amerika Serikat pada Rabu (26/10/2022) lalu waktu setempat.
Sementara, Prof Popy tidak dapat menerima penghargaan secara langsung karena dia telah berada di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyatukan Para Atdikbud di AS
Menurut Prof Popy, America-Eurasia Center adalah salah satu organisasi wadah pemikir tertua bereputasi di Negeri Paman Sam. Penghargaan itu diraihnya atas upaya memperkokoh hubungan dengan AS dan menyatukan pimpinan kedutaan besar di AS bidang pendidikan dan kebudayaan.
"Penghargaan ini berbeda dengan sebelumnya. America-Eurasia Center memberikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan KBRI melalui Atdikbudnya (Atase Pendidikan dan Kebudayaan) dalam memperkuat hubungan dengan AS dan menyatukan para Atdikbud sehingga terbentuk Asosiasi Atdikbud se-AS di Washington, D.C.," jelasnya, dikutip dari laman resmi Unpad pada Rabu (9/11/2022).
Prof Popy terpilih karena dia menginisiasi pembentukan asosiasi untuk para Atase Pendidikan dan Kebudayaan dari berbagai perwakilan kantor kedutaan besar di Amerika Serikat.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington, DC periode Desember 2018-September 2022 itu telah menggaungkan inisiasinya pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri AS bidang pendidikan dan kebudayaan di Washington, DC pada awal Januari 2020 lalu.
Idenya ini membuahkan hasil dengan terbentuknya Asosiasi Atase Pendidikan dan Kebudayaan AS/Washington Educational & Cultural AttachΓ© Association (WECAA) pada 25 Mei 2022.
"Kiprah ini yang dianggap America-Eurasia Center sebagai sesuatu yang perlu diapresiasi karena belum pernah ada asosiasi seperti ini," kata Prof Popy. Guru besar Unpad ini pun menjadi Presiden pertama WECAA.
Organisasi tersebut menjadi sebuah upaya dalam memperkuat diplomasi pendidikan dan kebudayaan antarnegara duta dengan AS.
Prof Popy mengaku sangat terkejut dan mendapatkan kabar tersebut saat sudah pulang. Hal ini adalah sebuah kejutan happy ending untuknya sebagai Atdikbud.
"Karena apa yang dilakukan selama di AS ternyata ada yang memberikan apresiasi," ujarnya.
Tantangan Sebagai Atdikbud di AS
Dia menerangkan adanya tantangan tersendiri sebagai seorang Atdikbud di negara adidaya. Salah satunya adalah meyakinkan mitra untuk bisa bekerja sama pada sektor pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi.
Prof Popy menyebutkan, Amerika Serikat adalah negara yang amat menghargai kompetensi dan keunggulan setiap orang. Kemudian yang bersangkutan proaktif dan bisa mempresentasikan kompetensi serta keunggulan dengan sebaik-baiknya.
"Siapa yang bisa menyampaikan dan meyakinkan itu bisa menjadi penguat penjalin kerjasama," terangnya.
Sekarang ini, Prof Popy juga masih aktif sebagai Dewan Penasihat Asosiasi Atdikbud se-AS di Washington, DC atau WECAA. Namun, dia telah kembali bertugas sebagai guru besar Marketing dan Manajemen Strategis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad.
Dia pun melakukan sharing session soal pengalamannya hampir empat tahun di AS kepada beragam pihak di lingkungan perguruan tinggi dan instansi terkait di Indonesia. Utamanya, dalam rangka peningkatan kerja sama antara Indonesia dan AS.
(nah/nwy)