Menkeu Kenang Orang Tuanya yang Dulu Gubes UNNES, Punya Ajaran "SRI"

ADVERTISEMENT

Menkeu Kenang Orang Tuanya yang Dulu Gubes UNNES, Punya Ajaran "SRI"

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 02 Nov 2022 17:30 WIB
Menkue Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (31/5). Sri Mulyani jelaskan percepatan pembangunan infrastrukur dalam APBN 2023.
Sri Mulyani kenang kedua orang tuanya yang dulu guru besar UNNES dan punya ajaran
Jakarta -

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani beberapa waktu lalu sempat mengenang kedua orang tuanya yang semasa hidup merupakan guru besar Universitas Negeri Semarang (UNNES). Keduanya adalah almarhum Prof. Dr. Satmoko dan almarhumah Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko.

Orang tua Menkeu Sri Mulyani adalah pendidik yang juga ikut mendirikan dan membesarkan IKIP Semarang, atau yang sekarang dikenal Universitas Negeri Semarang.

Kenangan yang dibagi Sri Mulyani itu bermula dari kiriman foto yang didapatkannya. Dilihat dari akun instagram resmi Menkeu, Rabu (02/11), terlihat Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tengah berpose di depan potret almarhumah ibunya, Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko di UNNES.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mendapat kiriman foto @erickthohir dan @dr_moeldoko di depan foto Almarhumah Ibu saya - Prof Dr Retno Sriningsih Satmoko di Universitas Negeri Semarang," ungkapnya pada Minggu (30/10/2022), dikutip oleh detikEDU pada Rabu (02/11/2022).

Erick Thohir berfoto di depan potret ibunda Menkeu Sri Mulyani di UNNESErick Thohir berfoto di depan potret ibunda Menkeu Sri Mulyani di UNNES Foto: Instagram/Sri Mulyani

Prinsip "SRI" Orang Tua Sri Mulyani

Dalam unggahan tersebut, Sri Mulyani juga menuliskan keterangan tentang ajaran sang Ibu soal hidup.

ADVERTISEMENT

Tepat di bawah potret almarhumah sang Ibu, tertulis, "Hidup selalu hidup jika kita selalu SRI (Sabar, Ridho, Ikhlas)-Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko."

Menurut Sri Mulyani, "SRI" adalah nilai hidup yang ditanamkan orang tuanya kepada anak-anaknya.

Guru Besar yang Punya Pandangan Filosofis

Diketahui, Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko wafat pada 2008 silam, sedangkan Prof. Dr. Satmoko telah mendahului pada 2006.

Melansir laman UNNES, Prof. Satmoko dan Prof Retno Sriningsih Satmoko adalah guru besar pendahulu UNNES yang membangun tradisi keilmuan di kampus tersebut.

Prof. Satmoko dikenal punya pandangan filosofis yang tegas soal humanisme dan nasionalisme, yang mengedepankan pendekatan nilai dalam tiap pengabdiannya.

Dia berpegang pada ide bahwa, mendidik guru adalah membangun karakter bangsa yang kokoh dan berdikari.

Prof. Satmoko mengilhami istri dan 10 anaknya untuk hidup sederhana dan mengembangkan nilai-nilai hidup yang normatif menurut ajaran agama.

Ibu Sri Mulyani Jadi Profesor Saat Memiliki 10 Anak

Menurut arsip berita CNBC Indonesia, Menkeu memiliki kekaguman kepada sang ibu. Meski memiliki 10 anak, Prof. Dr. Retno Sriningsih bisa memperoleh gelar profesor di bidangnya.

"Ibu saya punya 10 anak, saya anak nomor 7. Tapi ibu saya bukan ibu rumah tangga biasa, dia professor doktor di bidangnya," ucap Menkeu dalam acara Accenture's International Woman's Day (22/3/2019) lalu.

Dia mengaku baru mengetahui perjuangan ibunya dari sebuah media lokal. Di sana ibunya menceritakan tantangan sebagai perempuan yang ingin menempuh pendidikan sekaligus membesarkan anak-anaknya.

"Waktu dia kejar karirnya anak 10 dan dia mau ambil Phd, commuting sekolah," ujarnya.

Lulusan University of Illinois-Urbana Champaign (UIUC) itu mengatakan, pada waktu dia SMA, ibunya tengah mengerjakan disertasi. Saat dia lulus sarjana, ibunya sudah rampung jenjang doktoral.

Pada kesempatan tersebut, Sri Mulyani pun mengenang cerita ibunya yang diremehkan seorang pejabat saat memasukkan penelitian dan lolos. Dia juga mengingat pesan sang ibu kepadanya, "Ibu saya mengatakan untuk saya, perempuan dalam kasus saya adalah garwo (sigaran nyowo atau belahan jiwa) bukan konco wingking (teman belakang)." Menurut konteks masyarakat Jawa, perempuan punya nilai melekat sebagai konco wingking atau garwo.

Dia menjelaskan, perempuan dan laki-laki itu seperti hak di sepatu kiri dan kanan.

"Just look at your shoes, kamu tidak mau kan lihat hak-nya beda. Society kita akan dapat support bagus kalau sepatunya hak-nya sama. Jangan satu sepatu lari, satunya lagi high heels. Itu pesan sederhana tapi akan mengena," ucap Sri Mulyani kala itu.




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads