Pembuatan sangkar burung dengan jeruji bambu biasanya dilakukan secara manual. Namun kini, produksi jeruji bambu bisa dilakukan dengan alat serut inovasi tim mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS).
Tim mahasiswa yang dimaksud adalah Grup Riset Program Studi (Prodi) D-3 Teknik Mesin Sekolah Vokasi (SV) UNS.
Mesin serut bambu tersebut adalah salah satu alat teknologi tepat guna dari program pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Hammar Ilham Akbar dengan anggota Ari Prasetyo, Catur Harsito, Eki Rovianto, dan Aditya Muhammad Nur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mesin serut bambu ini mudah dioperasikan, aman bagi operator, dan berhasil meningkatkan tiga kali jumlah batang jeruji dalam satu kali proses penyerutan dibandingkan dengan cara manual," jelas perwakilan tim, Hammar Ilham Akbar dikutip dari laman UNS, Rabu (2/11/2022).
Kerja Sama dengan Pengrajin Bambu di Sragen
Sebagai mahasiswa yang wajib mengabdi di masyarakat, tim riset UNS tak lupa mengajak kerja sama dengan kelompok atau komunitas terkait.
Ilham, demikian panggilan Hammar Ilham Akbar, menambahkan mereka juga bermitra dengan Industri Rumah Tangga (IRT) Kelompok Kerajinan Pembuatan Jeruji Bambu Dusun Srimulyo, Desa Sambi, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
"Kami juga melakukan pendampingan kepada mitra dari instalasi alat, praktik langsung di lapangan hingga pelatihan untuk perawatan alat," imbuh Ilham.
Kendala Produksi Manual
Ilham menambahkan bahwa pembuatan sangkar burung menjadi usaha yang menjanjikan di tengah meningkatnya penggemar burung.
Namun, para pengrajin masih mengalami kendala dalam produksi, salah satunya keterbatasan alat produksi. Hal ini karena proses produksi yang masih manual sehingga dengan potensi saat ini dan permintaan pasar yang meningkat, sulit memenuhi permintaan tersebut.
"Hal ini yang melatarbelakangi kami untuk menciptakan alat serut bambu untuk mempercepat produksi sangkar burung di Dusun Srimulyo," terangnya.
Meski dibuat lebih modern, Ilham menerangkan, mesin serut bambu yang dibuat timnya, telah mempertimbangkan standar alat untuk produksi dan keselamatan pengguna.
Cara Kerja Alat Serut Bambu
Mesin serut bambu ciptaan mahasiswa UNS tersebut didesain dengan kapasitas sekitar 200 tusuk/jam dengan kebutuhan listrik 750 watt.
Cara kerja mesinnya, yakni proses penyerutan bambu dari penampang persegi panjang menjadi bulat berjalan secara langsung ketika batang bambu keluar dari roll dan masuk ke dalam pisau penyerut.
"Hal tersebut karena putaran roll pendorong terhubung secara langsung dengan roda gigi dan pisau penyerut terhubung dengan roda gila (flywheel)," paparnya
"Sementara itu, putaran pisau penyerut enam kali dari putaran roll pendorong sehingga batang bambu yang keluar dari pisau penyerut berubah bentuk menjadi bulat, sesuai bentuk batang jeruji sangkar burung," tutup Ilham.
(faz/nwk)