Indonesia tak lepas dari ancaman gempa bumi karena letaknya yang berada di daerah Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik. Mengutip dari akun resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, berdasarkan catatan BMKG ada 10.570 gempa tektonik yang terjadi sepanjang tahun 2021.
Fakta ini kemudian menginspirasi dosen dan mahasiswa program studi (prodi) Teknik Sipil Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) menciptakan alat uji gempa bumi sebagai salah satu inovasi mitigasi bencana tersebut. Alat itu diciptakan dengan lima varian getaran yang dianalogikan sama dengan getaran gempa bumi.
Baca juga: Sejarah Gempa Bumi Pertama di Dunia |
Perangkat ini terdiri atas 2 meja. Meja pertama menjadi dasar, sedangkan meja kedua diibaratkan sebagai Bumi dengan rumah dan gedung di atasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada proses pengujiannya, alat uji gempa diberi getaran yang disesuaikan dengan analogi gempa bumi sebenarnya. Getaran dihasilkan dari mesin penggerak getar yang dilengkapi sensor otomatis.
Berdasarkan lama getaran yang diberikan terhadap meja dengan simulasi bangunan, maka akan terlihat seberapa besar kekuatan gempa tersebut. Di samping itu, kekuatan bangunan juga akan terukur, apakah bangunan akan runtuh, miring, atau hanya mengalami keretakan.
Melalui akun YouTube resmi Polnep, disebutkan bahwa nama alat uji ini adalah Shaking Table Gempa Khatulistiwa. Kemampuan bergetar alat ini adalah 10 fase frekuensi selama 60 detik dengan amplitudo mencapai 10 milimeter.
Frekuensi yang diujikan dari 1,5 Hz sampai 10 Hz. Adapun berat kedelapan simulasi bangunan pada meja alat uji gempa itu totalnya adalah 200 kilogram.
Alat uji gempa ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam merancang gedung tahan gempa. Selain itu, model bangunan yang turut dirancang juga bisa menjadi referensi mendesain bangunan tahan gempa.
Dikatakan bahwa Shaking Table Gempa Khatulistiwa ini merupakan alat media pembelajaran mata kuliah struktur. Nantinya, alat uji gempa Polnep itu diharapkan dapat dikembangkan lagi dalam segi pengujian frekuensi dan beban uji yang lebih besar.
(nah/pal)