Bisa kuliah di luar negeri menjadi pengalaman berharga yang bisa dimiliki mahasiswa Indonesia. Terlebih jika bisa kuliah di perguruan tinggi terkenal di sebuah negara luar.
Seperti yang dialami oleh Komang Dyah Apriyanti, mahasiswi Departemen Bahasa dan Sastra Perancis, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Brawijaya (UB).
Ia berhasil menjadi bagian dari perguruan tinggi terkenal di Hanyang University, Seoul, Korea Selatan dan merasakan keberagaman budaya dalam mencari ilmu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta Program IISMA 2022
Komang adalah salah satu peserta International Indonesian Student Mobility Award 2022 atau IISMA 2022. Ia menjalani kegiatan akademik di Korea hingga akhir tahun 2022.
"Saya ingin mengetahui bagaimana keberagaman etnis, tradisi dan corak budaya yang sama banyaknya seperti di Indonesia," ucapnya dikutip dari laman UB, Sabtu (24/9/2022).
Selama di Korea, Komang memilih mata kuliah tentang budaya, negosiasi, efek media serta penulisan naskah film, advertising dan hiburan lainnya.
Di kampus Hanyang University, Komang menjadi bagian dari College of Performing Arts and Sport, dengan jurusan Film and Theatre.
"Jurusan ini relevan dengan yang saya jalani di UB. Selain itu juga saya tertarik dengan perkembangan dunia hiburan di Indonesia, terutama perfilman Indonesia yang lebih baik," terangnya.
Kebiasaan Berjalan Kaki
Pengalaman menarik yang disorot Komang selama berada di Korea adalah kebiasaannya yang jadi lebih banyak berjalan kaki.
Tidak seperti di UB atau di kebanyakan kampus Indonesia yang biasa menggunakan motor atau kendaraan lain. https://www.detik.com/tag/ub
"Kalau dulu saya bisa langsung parkir motor di fakultas, tapi di sini saya harus berjalan kaki dari stasiun ke gedung kuliah, jaraknya cukup jauh," terangnya.
Suasana Kuliah di Korea
Komang juga menceritakan bahwa di Korea, dosen dan staf tidak terlalu memperhatikan mahasiswa di kelas tapi sangat interaktif.
Menurutnya, hal ini mirip dengan UB dengan adanya SIAM dan GAPURA. Namun, versi Hanyang ada LMS dan CanvasHanyang untuk jadwal kuliah, absensi dan lain sebagainya. Juga ada monumen yang seperti bundaran UB.
"Tugas perkuliahannya juga banyak project, diskusi, dan debat. Tapi, ada metode yang sama seperti di UB, yakni case based learning methods. Jika di jurusan saya, diterapkan di MK Kebudayaan Prancis. Lalu ada juga Group Based Project," ujar Komang.
Salah satu hal lain yang juga tidak ditemukan di Indonesia adalah adanya ruangan yang diisi dengan tempat tidur dan kursi untuk beristirahat mahasiswa.
"Di ruang ini, mahasiswa dapat beristirahat atau mengerjakan tugas di sela-sela kuliah, karena memang ini adalah metode HU untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa dan menyimpan energi mahasiswa," jelasnya.
Bahasa dan Kuliner di Korea
Gadis Bali ini menuturkan bahwa bahasa dan kuliner di Korea bukan menjadi masalah besar. Sebab, ia mengaku telah memiliki dasar bahasa Korea sejak sebelum berangkat.
"Kalau aksara Korea memang sudah fasih sejak SMP, tapi untuk tata bahasa, saya belajar dari Twitter, dan saya juga penyuka musik Korea. Di sini, kami terbantu dengan adanya aplikasi penerjemah karena warga lokal belum banyak yang fasih berbahasa Inggris," papar Komang.
Adapun untuk makanan, harga makanan di Korea memang cukup mahal. Komang mengaku menjadi belajar lebih untuk berhemat.
Untuk makanan favorit para peserta IISMA di Hanyang, Komang menyebut ada ayam goreng. Biasanya jika mereka kangen Indonesia, makanan diolah menjadi ayam geprek.
"Selain itu, yang mengejutkan adalah banyak barang yang dijual adalah buatan Indonesia," tutur Komang.
Explore Museum dan Tempat Bersejarah di Seoul
Selain kuliah, Komang juga mengeksplorasi Seoul. Di sela-sela kesibukan kuliah, ia menyempatkan berkunjung ke museum atau tempat bersejarah.
"Saya sempat menikmati Chuseok, semacam perayaan Thanksgiving ala Korea dan libur tiga hari. Saya mengunjungi Gyeongbokgung Palace dan mencoba hanbok," ceritanya.
"Saya juga mengunjungi museum karena saya menyukai seni dan museum di sini tidak berbayar atau hanya membayar beberapa won saja. Saya juga sempat ke Gangnam, juga ke Itaewon untuk menikmati kuliner Indonesia yang sangat banyak di sana," imbuh Komang.
Komang mengaku, dengan menjadi peserta IISMA ia telah diberi kesempatan untuk berkembang. Karena IISMA memberikan banyak peluang untuk menemukan hal baru.
"Rencananya kami akan melaksanakan pementasan. Kita juga didukung oleh KBRI in Seoul, baik moral, maupun lainnya. Teman-teman saya juga suportif, karena kami berada di negara orang, dengan kebudayaan masing-masing dan kami hanya punya satu sama lain," ungkap mahasiswi Angkatan 2020 ini.
Komang mengungkapkan bahwa sepulangnya dari Korea, ia berencana menularkan pengalaman dan ilmunya kepada teman-temannya.
"Tentu saja saya akan melanjutkan kuliah di UB, kemudian saya juga tertarik untuk membagikan tips dan trik selama di Korea. Yang pasti, saya ingin membagikan ilmu mengenai negosiasi melalui webinar atau artikel yang bisa di akses," tuturnya.
"Intinya, saya ingin membagi ilmu yang saya miliki selama di Korea, sebanyak mungkin dan bisa teman-teman akses di Indonesia", pungkas mahasiswa FIB UB tersebut.
(faz/pal)