Cerita Mahasiswa UNS Belajar di Kampus BJ Habibie, Cara Belajar Orang Jerman Beda

ADVERTISEMENT

Cerita Mahasiswa UNS Belajar di Kampus BJ Habibie, Cara Belajar Orang Jerman Beda

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 20 Sep 2022 20:00 WIB
Mahasiswa UNS ikut summer course di kampus BJ Habibie
Foto: Humas UNS/Mahasiswa UNS ikut summer course di kampus BJ Habibie
Jakarta -

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Marcellinus Abellard Arioseto, menceritakan pengalamannya selama mengikuti program summer school di Rheinisch-WestfΓ€lische Technisch Hochschule (RWTH) Aachen University, Jerman. Marcell berada di sana selama tiga pekan, yaitu 3-23 Juli 2022 lalu.

Marcell bercerita, pilihannya jatuh kepada Aachen University berdasarkan informasi yang didapat saat mengikuti webinar Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) Indonesia. Program yang diikutinya itu bertajuk Summer School Engineering RWTH Aachen University (Robotics, Communication Networks, and Innovation).

"Ternyata universitasnya juga cukup terkenal di Indonesia karena salah satu alumnusnya adalah mantan presiden Indonesia, BJ Habibie. Jadi aku makin tertarik buat ikut program ini," ungkapnya (19/9/2022), dikutip dari laman UNS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam program ini ada sejumlah tawaran peminatan, di antaranya robotik, bahasa Jerman, produksi, dan yang lainnya. Marcell sendiri memilih robotik karena melihat bidang tersebut akan dibutuhkan dan sangat prospek di masa depan. Selain itu, banyak pilihan mata kuliah yang bisa diambilnya.

Pengalaman Belajar di Aachen University

Pada pekan pertama, Marcell mendapatkan program roboproject. Semua mahasiswa yang mengikuti program ini ditantang merakit robot dari lego dan diprogram supaya mampu melewati rintangan.

ADVERTISEMENT

"Tantangannya misal harus berhenti ketika ada objek dan dapat berjalan lagi ketika objeknya diambil. Terus juga misal harus ngikutin warna tertentu. Jadi, kita dibagi jadi dua, pertama buat latihan terus hari Jumatnya baru ujian," kata dia.

Pada pekan kedua, dia diperkenalkan dengan mata kuliah robot industri atau robot lengan. Marcell diperkenalkan dengan robot yang bisa memindahkan benda dari satu titik ke yang lain menggunakan program komputer. Setelah itu, terdapat tes dalam sebuah simulasi komputer.

Sementara, pada pekan ketiga dia mendapatkan pembelajaran yang cenderung kepada teori. Teori pertama mengenai mekatronika. Saat mempelajari mekatronika, Marcell diajarkan soal fundamental mekatronika dari suatu produk di pasaran, yakni vacuum cleaner.

"Jadi dibongkar dan kita jadi tau fungsi dari setiap struktur produk vacuum cleaner," ujarnya.

"Topik kedua matematika atau probabilitas. Materi terakhir ada komunikasi, lebih ke jaringan komunikasi gitu," lanjut Marcell.

Dalam program ini pun Marcell diberikan ujian tertulis. Tes tersebut dilaksanakan pada hari terakhir dan dirinya memperoleh sertifikat perpisahan.

Melihat Cara Belajar Orang Jerman

Selama di Jerman, Marcell turut memahami bagaimana masyarakat di sana belajar dan menyelesaikan sesuatu. Salah satu pelajaran yang dia dapat adalah tentang berpikir secara mendasar dalam sebuah project.

"Jangan terlalu mikir ke mana-mana dulu, tapi harus tau dasar dan fundamentalnya dulu. Setelah itu baru bisa melangkah lebih jauh buat ngelarin project itu," terangnya.

Di sisi lain, Marcell melihat tingginya minat belajar dan membaca buku para warga Jerman.

"Cara belajar orang di Jerman juga beda, bener-bener serius dan tekun. Mereka bisa belajar di mana aja, seperti di tempat umum. Aku sering naik kereta dan ketemu orang lagi belajar di kereta. Orang-orang sangat fokus dan serius belajar, beda sama di sini," paparnya.

Marcell mengatakan bahwa program yang diikutinya ini adalah pencapaian yang besar karena bisa merasakan kuliah di luar negeri.

"Semoga aku bisa mencontoh kebiasaan mereka, sikap disiplin, dan cara belajarnya supaya bisa lebih baik lagi terutama dalam mengatur waktu dan fokus ketika pembelajaran," sambung Marcell.

Program yang diikuti Marcell ini adalah UNS Global Challenge. Selain belajar di Aachen University, Marcell juga mengikuti kunjungan ke museum dan perpustakaan.

Disebabkan Kota Aachen berbatasan langsung dengan Belanda, maka dia pun mendatangi museum yang ada di Kota Maastricht, Belanda. Selain ke sana, Marcell sempat berkunjung ke sebuah museum di Belgia.




(nah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads