Benarkah Jargon Ganti Menteri Ganti Kurikulum Selalu Negatif?

ADVERTISEMENT

Laporan dari Amerika Serikat

Benarkah Jargon Ganti Menteri Ganti Kurikulum Selalu Negatif?

Meliyanti Setyorini - detikEdu
Senin, 19 Sep 2022 09:00 WIB
Merdeka Belajar
Nadiem di KJRI New York. Foto: Meliyanti Setyorini/detikcom
Jakarta -

Sistem pendidikan di Indonesia memang sering berganti. Bahkan ada jargon yang menyebutkan 'Ganti Menteri Ganti Kurikulum'. Ini tanggapan Mendikbudristek, Nadiem Makarim.

Berbicara di hadapan para mahasiswa Indonesia di New York, Mendikbudristek Nadiem Makarim menjawab pertanyaan soal perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia.

"Ada yang bilang di Indonesia ganti menteri ganti kurikulum. Dulu ganti kurikulum dipaksakan sehingga guru trauma. Sekarang dengan kurikulum Merdeka jauh lebih fleksibel, lebih sederhana dan tidak dipaksakan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kurikulum juga lebih berpihak pada siswa. Kita potong jumlah materi 30-40%. Tidak ada peminatan IPA/ IPS. Siswa bisa belajar pelajaran dengan lebih interaktif," ungkap Nadiem di KJRI New York, Sabtu (17/9/2022) waktu New York.

Di kesempatan yang sama Nadiem juga menjawab pertanyaan soal cara guru mengadopsi penggunaan teknologi yang cukup banyak di Merdeka Belajar.

ADVERTISEMENT

"Gimana cara ajarin pakai laptop? Pertama dari para guru penggerak yang kembali ke sekolah. Kedua, thanks to pandemi. Pandemi Covid semua negatif kecuali satu, adopsi teknologi luar biasa. Sekarang paling enggak pasti ada satu guru yang pinter gadget di sekolah. Kalau belum mahir mereka juga bisa belajar dari modul di Merdeka Belajar," tuturnya.

Menurut situs Merdeka Belajar yang diakses Sabtu (17/9/2022), kurikulum ini sudah diadopsi 143.265 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.




(lus/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads