Kisah Perjuangan Putri Penjual Lauk Pauk yang jadi Lulusan Terbaik UNY

ADVERTISEMENT

Kisah Perjuangan Putri Penjual Lauk Pauk yang jadi Lulusan Terbaik UNY

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 30 Agu 2022 18:30 WIB
Desita Lulusan Terbaik UNY
Kisah Anak Penjual Lauk Pauk jadi Wisudawan Terbaik di UNY. (Foto: Humas UNY)
Jakarta -

Desita Dwi Rahmatulloh tampak tersenyum bersama kedua orang tuanya, Sugeng Sihono dan Suryani. Tampil sederhana dengan toga dan jubah wisuda, tak ada yang menyangka Desita merupakan wisudawan terbaik di jenjang S1 UNY.

Desita adalah panggilan akrab wisudawan program studi Ilmu Komunikasi itu. Ia baru saja lulus dalam Wisuda luring UNY periode Agustus Sabtu (27/8) di GOR UNY.

Berhasil mengantongi IPK 3,93, langsung saja Desita meraih meraih prestasi sebagai wisudawan dengan indeks prestasi tertinggi di jenjang S1. Desita bertutur, melanjutkan studi ke Ilmu Komunikasi UNY adalah cita-citanya sejak duduk di bangku SMK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah dinyatakan tidak lolos pada jalur SNMPTN, saya mencoba belajar secara online dan meminjam beberapa buku sehingga dapat memanfaatkan waktu yang terbatas untuk belajar materi secara mandiri" kata Desita yang berhasil lolos jalur SBMPTN tahun 2018 dikutip dari laman resmi UNY, Sabtu (27/8/2022).

Dukungan Orang Tua

Kendati tidak berasal dari keluarga berada, Desita memiliki orang tua yang kaya akan dukungan. Pasangan Sugeng Sihono dan Suryani yang berprosesi sebagai penjual lauk pauk tersebut tidak memaksakan kehendak sang putri. Desita dibebaskan memilih jurusan dan universitas yang ia mau.

ADVERTISEMENT

"Bagi saya, diberi kepercayaan untuk memilih apa yang saya minati adalah sebuah dukungan tersendiri" tutur alumni SMKN 7 Yogyakarta itu.

Suryani mengatakan keinginannya agar putrinya bisa menempuh pendidikan yang baik karena dia hanya lulusan SMP dan suaminya, Sugeng Sihono juga tidak kuliah.

"Kami tidak memaksa anaknya mau mengambil jurusan apa dan minat seperti apa. Bapaknya pernah mengarahkan untuk sekolah di bidang lain, tetapi anaknya tidak bisa, jadi kami sebagai orang tua cukup mendukung pilihannya saja." kata Suryani.

Kepercayaan dari orang tua tersebut menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri Desita. Sejak SD hingga SMK, peraih beasiswa Bidikmisi tersebut berhasil meraih ranking, berpartisipasi aktif dalam organisasi, mengikuti lomba, hingga bergabung dalam program pertukaran pelajar yang dibiayai oleh beberapa BUMN.

"Orang tua saya tidak pernah menuntut. Namun karena diberi kepercayaan, saya terpacu untuk belajar mandiri dan bertanggungjawab dengan hidup" papar Desita.

Bekerja Sambil Kuliah

Untuk mencari uang tambahan kuliah, Desita sempat bekerja sebagai freelancer dan penyiar radio.

"Saya juga pernah terikat kontrak menjadi penyiar di salah satu radio pendidikan yang berada di Jogja. Hal tersebut menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya untuk belajar banyak hal" katanya.

Walaupun bekerja, Desita tetap menetapkan kuliah sebagai prioritas utama yang harus diselesaikan dengan baik. Untuk metode belajar, Desita berprinsip bahwa belajar bisa dari siapapun dan di manapun.



Ketika merasa kesulitan, Desita akan bertanya kepada teman-teman yang lebih pandai di bidang tertentu. Selain itu, dia juga sering membaca buku dan artikel dari media digital. Di kelas Desita juga rajin mencatat dan memahami karakter serta metode penilaian dari dosen.

Setamat kuliah, Desita berharap dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang S2, namun akan bekerja terlebih dahulu untuk bekal finansial ke depannya. Inspiratif, Desita juga berpesan agar mahasiswa memiliki ritmenya masing-masing untuk berproses dan menjadi versi diri yang terbaik.




(nir/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads