Kisah Anak Petani Singkong, Kuliah di UGM dengan Biaya Rp 0

ADVERTISEMENT

Kisah Anak Petani Singkong, Kuliah di UGM dengan Biaya Rp 0

Devi Setya - detikEdu
Rabu, 20 Jul 2022 21:00 WIB
Kisah Anak Petani Singkong, Kuliah di UGM
Refi Anak Petani Singkong yang Kuliah di UGM Foto: Humas UGM
Jakarta -

Kisah inspiratif datang dari sosok gadis bernama Refi Nurani Nurohmah. Alumni SMKN 1 Wonosari, Gunungkidul ini sekarang terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia bahkan bisa kuliah dengan UKT Rp 0.

Refi adalah peraih medali emas pada Olimpiade Nasional 2022. Ia juga pernah menyabet gelar juara untuk berbagai bidang akademik maupun non-akademik. Sayangnya, Refi sempat berpikir untuk tidak melanjutkan kuliah karena terbentur biaya.

Kisah Refi, Mendaftar Kuliah Berkat Dorongan Guru

Dilansir dari laman resmi UGM (20/7), satu-satunya alasan Refi tidak melanjutkan kuliah adalah karena keterbatasan ekonomi keluarganya. Namun berkat dorongan semangat dari salah satu guru di sekolahnya, ia justru memiliki nyali besar untuk melanjutkan kuliah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berangkat dari dorongan gurunya untuk mendaftar kuliah melalui jalur SNMPTN, kini Refi telah tercatat sebagai salah satu mahasiswa Program Studi D4 Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, Sekolah Vokasi UGM. Ia pun masuk dalam golongan penerima UKT 0.

"Sebenarnya dari awal nggak ada rencana untuk kuliah, lulus SMK langsung cari kerja. Saya tahunya kalau kuliah itu kan biayanya banyak, terus saya mikir orang tua saya, mereka sudah tua dan pekerjaan tidak menetap," kata Refi.

ADVERTISEMENT

Guru sekolahnya mendorong Refi untuk melanjutkan kuliah setelah ia memperoleh peringkat satu secara paralel pada saat penentuan siswa eligible SNMPTN. Perkataan sang guru membekas di pikiran Refi sehingga akhirnya ia mulai mencari informasi dan memberanikan diri berbicara ke orang tua terkait rencana kuliah.

"Kata guru saya, sayang kalau kesempatan itu nggak diambil, lebih baik coba mendaftar saja daripada besok menyesal," ucapnya.

Orang Tuanya Petani dan Pekerja Serabutan

Ayah Refi yang bernama Satiran, sehari-hari bertani di ladang kecil miliknya. Sebagian hasil ladang berupa singkong, kacang tanah, beras, dan jagung mereka konsumsi sendiri untuk makan sehari-hari, dan selebihnya ia jual sebagai pemasukan bagi keluarganya.

Berbagai pekerjaan serabutan pun dilakoni bersama sang istri, Surminah. Demi mencari tambahan pemasukan. Terkadang mereka ikut bekerja di ladang milik orang lain, mencabuti rumput dan melakukan pekerjaan lainnya dengan bayaran Rp 20 ribu per hari.

"Paling banyak dibayar Rp 20 ribu untuk kerja setengah hari. Kadang dari pagi jam 7 sampai jam 11, atau siang jam 1 sampai jam 5 tergantung yang menyuruh," ungkap Refi.

Refi Sempat Berjualan Keripik

Ibunda Refi juga sesekali membuat produk anyaman untuk dijual. Ia juga kerap menerima pesanan keripik yang dibuat dari hasil panen ladangnya. Semua dilakoni agar mendapatkan uang tambahan untuk biaya hidup sehari-hari.

Saat masih duduk di bangku sekolah, Refi membantu menjual keripik buatan ibunya kepada guru-guru di sekolahnya.

Jika dirata-rata, penghasilan keluarga ini sekitar Rp 200 ribu per bulan. Hasil ini pun didapatkan ketika hasil panen ladang dalam jumlah banyak.


Dukungan Orang Tua untuk Kejar Pendidikan

Refi termasuk anak berprestasi, sejak duduk di bangku SMP ia selalu menerima beasiswa.

Meski hidup pas-pasan, di lubuk hati yang terdalam, kedua orang tua Refi yang lulusan SD memendam harapan agar Refi bisa mengenyam pendidikan terbaik dan nantinya mendapatkan penghidupan yang layak.

"Saya sudah bilang, sampai mana pun akan saya usahakan untuk sekolah. Saya memang tidak bisa memberi bekal uang, jadi harus ada modal kepintaran dari Refi sendiri. Tapi bagaimanapun harus sekolah," ucap Satiran.

Ia mengungkapkan bahwa Refi sejak kecil sangat tekun dalam menuntut ilmu dan selalu mengutamakan sekolah. Ketekunan dan kegigihan yang ditunjukkan anaknya inilah yang membuatnya yakin Refi memiliki kemampuan yang cukup untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

Mengajar Anak-anak di Desanya

Sejak beberapa tahun yang lalu, Refi rutin memberikan pelajaran tambahan bagi anak-anak di desanya. Meski penghasilan yang ia terima tidak seberapa, setidaknya dengan pekerjaan ini ia bisa mendapatkan uang saku untuk sekolah.

Refi juga membantu saudaranya yang tinggal di Yogyakarta untuk berjualan angkringan.

Restu dari kedua orangtuanya inilah yang kemudian menjadi bekal bagi Refi untuk melanjutkan kuliah. Satiran dan Surminah melepas anaknya ini untuk kuliah di UGM dengan harapan Refi dapat meraih masa depan yang lebih baik.




(dvs/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads