June Huh adalah seorang profesor matematika di Universitas Princeton, Amerika Serikat. Di usianya yang belum genap 40 tahun, ia telah dianugerahi Fields Medal, penghargaan tertinggi dalam bidang Matematika.
Penghargaan yang sering disebut "Nobel Prize of mathematics" ini dianugerahkan pada June dan tiga matematikawan lainnya dalam 2022 IMU Award Ceremony di Helsinki, Finlandia awal Juli lalu.
Dikutip dari laman Princeton University, penelitian ilmuwan keturunan Korea ini berfokus pada geometri, topologi, dan aljabar kombinatorika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, di masa kecil dan remaja June tidak memiliki minat sama sekali pada matematika. Ia baru menemukan kecintaannya pada bidang ilmu ini di penghujung jenjang sarjana.
June bahkan sempat putus sekolah untuk menjadi seorang penyair saat masa remaja. Ia bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas dan akhirnya drop out dari SMA. Ini kisah June.
Sempat Drop Out
June lahir pada tahun 1983 di California, tempat orang tuanya menyelesaikan sekolah pascasarjana. Keluarganya kemudian pindah ke Seoul, Korea Selatan, ketika Huh berusia sekitar 2 tahun. Di sana, ayahnya mengajar Statistik sementara ibunya mengajar bahasa dan sastra Rusia.
Meski datang dari keluarga akademisi, sekolah sangat menyiksa baginya. June suka belajar tetapi tidak bisa fokus atau menyerap apa pun di ruang kelas.
Ironisnya, pelajaran sekolah yang sangat ia hindari adalah matematika. Ayahnya pernah mencoba mengajarinya dari buku soal. Namun alih-alih mencoba menjawab dengan benar, Huh akan menyalin kunci jawaban yang ada di bagian belakang buku.
Ketika ayahnya mengetahui tingkahnya dan kemudian merobek halaman dari kunci jawaban, June tak hilang akal. Ia pergi ke toko buku, menemukan buku soal, dan menyalin jawaban di sana.
"Dia (ayah Huh) menyerah pada saat itu," kata June dikutip dari Quanta Magazine, Selasa (5/7/2022).
Kepada New York Times, June mengatakan, "Saya sangat bagus di semua pelajaran kecuali matematika."
Ketika dia berada di tahun kedua SMA, dia memutuskan untuk berhenti sekolah. Ia ingin belajar menulis puisi dengan tekun dan membuat suatu mahakarya sebelum harus berkuliah.
"Tapi itu tidak pernah terjadi," candanya.
June merasa kesulitan dalam menulis puisi. Akhirnya ia kembali terjun dalam ranah akademik dengan mengambil jurusan Astronomi dan Fisika di Universitas Nasional Seoul.
Bukan mahasiswa yang spektakuler, June sering kali bolos kelas hingga mengulang mata kuliah. Untungnya ia menemukan Profesor Heisuke Hironaka, seorang matematikawan yang menumbuhkan kecintaannya pada matematika.
Kisah Pertemuan June dengan Matematika >>>