Bamsoet Dukung UI Konsisten Kembangkan Riset Kendaraan Listrik RI

ADVERTISEMENT

Bamsoet Dukung UI Konsisten Kembangkan Riset Kendaraan Listrik RI

Alfi Kholisdinuka - detikEdu
Kamis, 23 Jun 2022 19:28 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia Heri Hermansyah menjajaki kerja sama dalam bidang pendidikan, riset, dan berbagai pengembangan lainnya. Ia mendukung FT UI konsisten melakukan riset di bidang pengembangan kendaraan listrik.
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia Heri Hermansyah menjajaki kerja sama dalam bidang pendidikan, riset, dan berbagai pengembangan lainnya. Ia mendukung FT UI konsisten melakukan riset di bidang pengembangan kendaraan listrik.

"MPR RI mendukung FT UI untuk tetap konsisten melakukan riset di bidang pengembangan kendaraan listrik. Mulai dari desain model kendaraan, sistem penggerak (motor listrik), sistem pendingin (air conditioning), hingga kepada komponen baterai listrik," ujarnya Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (23/6/2022).

"Sebagai bentuk dukungan MPR RI agar kedaulatan bangsa di bidang otomotif tetap terjaga, sehingga kita tidak perlu bergantung kepada impor untuk memenuhi berbagai kebutuhan kendaraan listrik dari hulu hingga hilir," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan para peneliti yang tergabung dalam Pusat Riset Kendaraan Mutakhir (Research Center for Advanced Vehicle/RCAVe) Fakultas Teknik UI sejak tahun 2014 mulai melakukan konversi kendaraan listrik perkotaan. Hasilnya pada 10 Juni 2022 lalu, UI telah menyerahkan secara simbolis bus listrik garapannya kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Menurutnya, bus listrik tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia yang rancang bangun platform chassis-nya, sistem penggerak, sistem rem, sistem kendali, inverter, dashboard, dan sistem pendinginnya (air conditioning) dirancang oleh para ahli UI dan dibangun oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri.

ADVERTISEMENT

"Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Bus listrik tersebut saat ini adalah yang tertinggi di Indonesia untuk kelas bus berukuran besar, yaitu ukuran panjang 12 meter dan bobot maksimal 16 ton. Bus listrik tersebut rencananya akan dipakai untuk menunjang transportasi kegiatan KTT G-20 di Bali pada akhir tahun 2022 ini," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan produksi baterai listrik saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam mewujudkan Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam memproduksi kendaraan listrik. Mengingat baterai merupakan komponen kunci untuk kendaraan listrik dan berkontribusi sekitar 25-40 persen dari harga kendaraan listrik

"Baterai listrik pada kendaraan listrik menggunakan baterai lithium ion dengan bahan aktif katoda, diantaranya melibatkan unsur litium, nikel, kobalt, mangan dan aluminium. Kita memang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah untuk nikel, kobalt, mangan dan aluminium. Namun kita tidak memiliki sumber daya alam mineral litium, sehingga harus didatangkan melalui impor," terang Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Wakil Ketua Umum SOKSI ini menambahkan FT UI bisa berkontribusi melakukan riset membantu pemerintah Indonesia mengakali kebutuhan litium tersebut. Misalnya melalui penelitian recovery lithium dari recycle baterai bekas atau yang dikenal dengan urban mining. Melalui inovasi tersebut, diharapkan Indonesia dapat memiliki cadangan lithium yang cukup untuk mengembangkan baterai listrik meski tidak terdapat tambang lithium dari alam.

"Jika bisa memproduksi baterai listrik dari dalam negeri tanpa bergantung impor lithium, maka kendaraan listrik dalam negeri bisa bersaing di pasar internasional. Hadirnya Perpres No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik menjadi bukti keseriusan Presiden Joko Widodo mengembangkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai," jelasnya.

"Diperkirakan permintaan mobil dan motor listrik di Indonesia masing-masing akan tembus mencapai 400 ribu unit dan 1,2 juta unit pada tahun 2025 mendatang. Besarnya market tersebut harus dinikmati oleh industri otomotif dalam negeri, jangan hanya dinikmati oleh industri otomotif dari luar negeri," pungkas Bamsoet.

(akd/ega)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads