Institut agama Buddha di bawah naungan Universitas Tsung Lin Fo Guang Shan, Taiwan, yakni Institut Fo Guang Shan Dong Zen menggelar kelas online Buddha Dharma ketiga kalinya dalam bahasa Indonesia. Program ini ditujukan bagi anak muda berusia 18-40 tahun yang tertarik mempelajari agama Buddha, terutama ajaran Buddhisme Humanistik yang dikembangkan dan dipromosikan oleh Venerable Master Hsing Yun.
Diketahui, Venerable Master Hsing Yun merupakan pendiri Fo Guang Shan, vihara terbesar di Taiwan yang memiliki lebih dari 300 cabang yang tersebar di 5 benua. Adapun program kelas online Budha Dharma berlangsung setiap Jumat, mulai tanggal 10 Juni hingga 23 September 2022. Materinya bersumber dari buku 'Humanistic Buddhism: Holding True to The Original Intents of Buddha' karya Master Hsing Yun.
Upacara pembukaan kelas online Buddha Dharma dilaksanakan secara virtual melalui Zoom pada Jumat (10/6) lalu). Acara ini dihadiri oleh Kepala Vihara Fo Guang Shan Malaysia, Singapura, Thailand, India dan Indonesia, Bhiksuni Jue Cheng, serta Kepala Institut Fo Guang Shan Dong Zen Malaysia Bhiksuni Miao Nan, Rektor Universitas Tsung Lin bagian putri Fo Guang Shan, Taiwan; Bhiksu Hui Zhao Rektor Universitas Tsung Lin bagian putra, Fo Guang Shan, Pembina Institut Dong Zen Indonesia (IDZI) Bhiksu Nirmana Sasana, Pembina Institut Dong Zen Malaysia dan Indonesia Bhiksuni Ru Yin, serta Wakil Kepala Vihara Fo Guang Shan Malaysia Bhiksuni Man Hui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadir pula Wakil Kepala Vihara Chao Zhou Jiang Tang Taiwan Bhiksuni Miao Chen, Kepala Vihara Fo Guang Shan Singapura Bhiksuni Miao Mu, Wakil Kepala Vihara Fo Guang Shan Brazil, Bhiksuni You Chien, serta Guru Pembimbing Institut Fo Guang Shan Dong Zen Malaysia Bhiksuni Bhadra Sastra, Bhiksuni Bhadra Vimala, Bhiksuni Zhi You, Bhiksuni Zhi Min, tamu undangan, serta lebih dari seratus siswa dari seluruh Indonesia yang terdaftar dalam program ini.
![]() |
Dalam sambutannya, Bhiksuni Jue Cheng mengajak seluruh alumni IDZI 1 dan 2, serta peserta IDZI 3 untuk mengikuti serangkaian kelas tatap muka tentang meditasi, sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia dan Asia Tenggara, latar belakang Fo Guang Shan, dan pembabaran Dharma. Rencananya kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada 1-15 Juli 2022 mendatang, bertempat di Griya Vipasana Avalokitesvara di Magelang, Jawa Tengah. Selain itu juga untuk para guru terutama dari desa-desa Buddhis juga akan diberikan pelatihan, seperti kegiatan bedah buku oleh Bhiksuni Man Hui dan membentuk kelompok-kelompok belajar.
Sementara itu, Rektor Universitas Tsung Lin bagian putri Fo Guang Shan, Taiwan Bhiksuni Miao Nan mengibaratkan hidup yang hanya sepanjang napas. Karena itu ia mendorong peserta untuk memanfaatkan kesempatan belajar yang ada dengan maksimal. Para siswa juga didorong untuk dapat menghubungkan kehidupan mereka dengan Dharma, agar hidup lebih bermakna dan bahagia. Dia pun berharap agar Buddhisme Indonesia dapat semakin berkembang di masa depan.
Di sisi lain, Rektor Universitas Tsung Lin bagian putra, Fo Guang Shan, Taiwan, Bhiksu Hui Zhao mengingatkan segala sesuatu yang besar harus dimulai dari hal-hal yang kecil. Begitu pula dengan kesuksesan yang dapat diraih dari hal yang paling sederhana.
"Setiap hal kecil atau yang sederhana sekalipun jika dilakukan secara terus menerus akan membuahkan hasil yang luar biasa. Demikian halnya dengan dengan belajar Dharma. Meskipun sedikit jika terus menerus dan semangat dalam berpraktik tentunya akan memberika manfaat yang besar pula," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/6/2022).
![]() |
Pembina Institut Dong Zen Indonesia (IDZI) Bhiksu Nirmana Sasana menyebut belajar IDZI, seperti belajar melatih moralitas dan mentalitas. Dalam hal ini melatih moralitas dilakukan dengan mengisi batin dengan perbuatan bajik, menjalankan delapan jalan utama, memahami penderitaan, dan memahami hukum sebab akibat, sehingga dapat menumbuhkembangkan jiwa Boddhisattva. Mengutip dari perkataan Master Hsing Yun, menurutnya generasi muda harus dapat berdedikasi, disiplin, sabar, tidak patah semangat, mengikuti dan menerima pendapat orang, serta memiliki tekad dan keyakinan.
Pelaksanaan kelas online dilanjutkan dengan sesi sharing dari para pemuda Fo Guang Shan. Mei Jing membagikan pengalamannya mengenai BLIA-YAD di Australia, serta mengikuti kegiatan volunteer di Vihara, terutama di Fo Guang Shan menginspirasi Meriske untuk menerima diksa Trisarana di Fo Guang Shan dan terus mempelajari Buddhisme Humanistik.
Kemudian ada Zhen-zhen yang membagikan sejumlah manfaat melatih diri sejak mengikuti Pravajra Shramenera/i di Fo Guang Shan. Ada pula Asih yang menceritakan pengalaman kehidupan di Universitas Tsung Lin. Sesi ini pun ditutup dengan ulasan menemukan arti dan tujuan hidup dari Bhiksuni Zhi Min.
Pembukaan kelas online pada malam hari ini diakhiri dengan pesan dharma dari Bhiksuni Ru Yin melalui sebuah lagu berjudul 'Xin Yang (Keyakinan)'. Lirik lagu ini berisi tentang pentingnya sebuah keyakinan. Seperti yang telah disampaikan oleh Master Hsing Yun, sebagai umat yang Buddha memiliki tingkatan, dan masing-masing dari kita dapat melihat di tingkat mana kita berada pada saat ini.
Adapun enam praktik dasar sebagai umat Buddha, di antaranya yakin kepada Hyang Buddha, memohon kepada Buddha, bernamaskara kepada Buddha, melafalkan nama Buddha, mempelajari Dharma, dan mempraktikkan ajaran Hyang Buddha. Acara diakhiri dengan pelimpahan jasa bersama-sama.
(ega/ega)