.webp)
UNY adalah pilihan pertama Qotrun Nada seorang anak buruh tani/harian lepas dan pedagang kecil. Putri dari Riswanto dan Daryati ini terus semangat belajar di tengah keterbatasan. Akhirnya, Nada berhasil mewujudkan cita-citanya lolos SBMPTN 2021
Nada adalah peserta program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K). Dia kuliah di Pendidikan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial UNY, sesuai harapannya menjadi guru mata pelajaran terkait. Nada tak segan menjelaskan rahasianya hingga bisa sukses kuliah.
Dikutip dari laman UNY, Nada melibatkan Twitter dalam belajar. Melalui media sosial yang sama, Nada berbagi caranya belajar. Termasuk Twitter yang bisa menjadi sumber motivasi saat belajar, karena bisa melihat akun lain yang juga berjuang lolos SBMPTN
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan salah satu cara efektif mengatasi demotivasi belajar, karena di saat pesaing giat berusaha dapat lolos PTN masa saya malah bermalas-malasan," ujar Nada.
Nada menjelaskan dengan memaksakan diri untuk belajar ia bisa memahami pelajaran dengan materi-materi baru yang sulit. Ketika sudah memahami materi tersebut, Nada dapat menjawab soal-soal prediksi UTBK dengan lebih baik dan mudah dibanding sebelumnya.
Tipsnya yang kedua yaitu membagi waktu belajar. Nada belajar dari pukul 5-7 pagi dengan materi yang mudah atau yang sudah dibahas sebelumnya. Belajar dilanjutkan pukul 13.00-15.00 dengan materi yang lebih berat, misal matematika.
"Karena pada sore hari otak sudah merasa lelah maka baiknya belajar video pembelajaran beranimasi jadi agar otak tak terbebani dan materi pun dapat terserap dengan baik," ujar Nada.
Pada pukul 20.00 - 22.00 Nada belajar untuk menguji kemampuan pemahaman materi, dengan menjawab soal-soal latihan UTBK dan juga try out. Kegiatan belajar diakhiri Nada pada pukul 22.00 dan beristirahat. Nada belajar dengan memadukan metode online dan offline.
Nada sebelumnya adalah siswa IPA di SMAN 1 Maos Cilacap. Dia memilih lintas jurusan dalam mengikuti SBMPTN dengan milih prodi Soshum. Saat SMA, Nada merasa salah jurusan sehingga nilai-nilainya tidak terlalu baik.
"Awalnya saya merasa salah jurusan karena masuk IPA saat duduk di SMA, padahal kurang menyukai mata pelajarannya sehingga nilai-nilai di mata pelajaran itu menjadi tak karuan. Untungnya saat ujian akhir nilai saya tidak terlalu memalukan," ujar Nada.
Awalnya orang tua Nada tidak mengijinkan dirinya untuk berkuliah jauh. Namun guru BK SMAnya memohon kepada orang tua Nada, agar dapat berkuliah di tempat yang diinginkan putrinya. Nada lega akhirnya dibolehkan kuliah dan bisa mendapat pendidikan di PTN impiannya UNY.
(atj/row)
