Kebiasaan Menyontek di Sekolah, Apa Sih Penyebab Utamanya?

ADVERTISEMENT

Kebiasaan Menyontek di Sekolah, Apa Sih Penyebab Utamanya?

Atta Kharisma - detikEdu
Jumat, 25 Feb 2022 09:15 WIB
Anak sekolah
Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Persaingan ketat pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak usia dini. Bahkan, sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) pendidik dan orang tua sudah menanamkan bahwa nilai terbaik adalah sebuah target yang harus dicapai.

Ini karena adanya anggapan bahwa untuk sukses dalam kehidupan, anak-anak kita harus mendapatkan nilai terbaik di kelas atau sekolahnya. Tuntutan untuk memperoleh nilai yang bagus ini seringkali memberikan tekanan terhadap si anak, sehingga untuk memenuhi tuntutan tersebut anak terdorong untuk melakukan tindakan curang seperti menyontek atau plagiarisme.

Hasil penelitian berjudul 'Cheating in Academic Institutions, A Decade of Research' yang dilakukan oleh peneliti dari Pennsylvania State University pada tahun 2016 menunjukkan terjadi peningkatan jumlah pelajar yang menyontek dari tahun ke tahun. Menyontek atau plagiarisme tidak hanya dilakukan oleh anak dengan tingkat kecerdasan yang biasa-biasa saja, tapi juga oleh mereka yang pintar dan aktif dalam kegiatan sekolahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyontek sebenarnya adalah 'penyakit' lama yang sampai sekarang tidak juga kunjung mereda. Takut gagal, tingginya ekspektasi, dan tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri menjadi faktor yang kerap mendorong perilaku menyontek. Selain itu, motivasi untuk membuktikan keunggulan mereka pada orang lain juga membuat siswa cenderung melakukan tindakan menyontek.

Ketidaksukaan terhadap mata pelajaran tertentu juga berpengaruh pada kebiasaan menyontek. Dikutip dari laman Ruangguru, belajar mata pelajaran yang tidak disukai akan terasa tidak sepadan dengan waktu dan energi yang dikeluarkan. Alhasil, demi menutupi kekurangan pada mata pelajaran tersebut mereka memilih menyontek untuk menyelesaikan tugas atau soal dengan cepat.

ADVERTISEMENT

Siswa pun dituntut oleh guru dan orang tua untuk menyelesaikan tugas hingga bersaing mendapatkan ranking. Tuntutan dan persaingan ini menyebabkan siswa cenderung berorientasi pada hasil ketimbang pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.

Kendati menyontek masih marak terjadi saat ini, berbagai upaya dan inovasi telah diciptakan untuk mengurangi kebiasaan menyontek. Salah satunya adalah Roboguru, fitur pemecah masalah yang dapat membantu siswa menemukan jawaban atas soal yang mereka hadapi.

Siswa dapat mengakses fitur ini melalui tiga metode, yakni lewat aplikasi Ruangguru, web roboguru.ruangguru.com, dan WhatsApp 0815-7815-0000 secara gratis. Siswa dapat menggunakan Roboguru untuk menanyakan soal semua mata pelajaran dari berbagai jenjang, mulai dari SD, SMP, SMA, dan UTBK/STAN.

Cara menggunakannya pun cukup mudah. Siswa hanya perlu mengupload foto atau mengetik soal yang ingin ditanyakan, lalu pilih jenjang dan mata pelajaran yang sesuai. Setelahnya, pembahasan soal secara detail akan muncul dalam bentuk gambar. Selain itu, muncul pula 10 rekomendasi soal-soal serupa serta rekomendasi video pembahasan dan rangkuman konsep mengenai materi terkait di aplikasi Ruangguru.

Jika belum mendapatkan jawaban yang sesuai, terdapat juga pilihan untuk posting soal sehingga Master Teacher Roboguru dapat membantu menjawab soal tersebut. Roboguru juga menyediakan forum tanya jawab soal dimana siswa bisa mengajukan pertanyaan dan menjawab soal yang diajukan siswa lainnya.

Fitur-fitur yang ada di Roboguru diharapkan dapat mengurangi kebiasaan copy-paste yang sering dilakukan. Lewat solusi dan pembahasan yang diberikan Roboguru, siswa akan menjadi terbiasa untuk memecahkan soal dengan kemampuan sendiri ketimbang menyontek demi menyelesaikan soal dengan cepat.




(ads/ads)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads