Juara F1 Max Verstappen tidak pernah menggap sekolah selama masa remajanya sebagai penghalang kariernya dalam balapan. Walaupun pembalap Belanda sering absen beberapa kali saat sedang kelas.
Pembalap Red Bull berusia 24 tahun tersebut memang sudah memiliki bakat dalam sejak kecil. Ia pernah memenangkan dalam balapan Grand Prix pada saat dirinya masih berusia 17 tahun.
"Saya tidak terlalu suka sekolah, tidak suka duduk di kursi dan melihat papan," ujar Max yang dikutip dari laman Fi.com
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengatakan sekolah adalah hal yang penting dan semua orang membutuhkan pendidikan. Walaupun begitu menurut Max Formula 1 juga adalah tujuannya.
"Tentu saja kita semua membutuhkan sekolah dan pendidikan. Tetapi Formula 1 juga merupakan tujuan, karena bisa dikatakan saya tidak ingin ada hubungannya dengan sekolah. Itu memotivasi saya untuk melakukannya dengan baik di karting," kata Max.
"Untungnya, saya tidak perlu sekolah. Itu juga tergantung pada apa yang Anda kuasai. Untuk beberapa profesi, Anda hanya perlu instruksi. Namun untuk balapan hal tersebut tidak berlaku," ucap Max.
Dalam kariernya sebagai pembalap, Max didukung penuh oleh keluarganya yaitu Jos. Ia dan ayahnya sering berdiskusi mengenai karier balapannya di akhir pekan balapan. Selain itu, mereka juga kerap berdiskusi bagaimana caranya meminta izin ke sekolah saat pertandingan balapan.
Max Verstappen juga mengaku pernah membolos saat sekolah. Dia minta izin hendak buang air kecil namun tak juga kembali ke kelas hingga pelajaran usai.
"Saya akan meminta untuk pergi ke toilet, dan kemudian saya tidak akan kembali ke kelas! Setiap hari Jumat jam tiga lewat seperempat kami bolos sekolah lalu langsung naik bus ke Italia," ujar Max.
Ia juga bercerita jika ayahnya telah mempersiapkan barang-barangnya untuk berangkat ke Italia. Sang ayah Jos Verstappen kemudian mengantarnya pulang jika pertandingan balap usai.
"Ayah saya sudah meletakkan barang-barang di bus, membawa celana dalam dan kemudian pergi dengan kecepatan penuh ke Italia. Pada Minggu sore kami akan pulang dengan kecepatan penuh, kami akan pulang pada pukul tiga atau empat pagi," ujar Max.
Jos juga bercerita juga tidak menyangka pada bakat anaknya. Setelah karier Max meningkat, mereka pun pindah ke Belgia dan menyekolahkan Max pada seorang guru privat.
"Kami setuju (dengan guru) bahwa Max Verstappen akan datang hanya ketika dia ada di sana. Dia pergi ke sekolah satu hari dalam seminggu. Itu adalah keselamatan kami karena kami bisa balapan di mana-mana," ujar Jos.
(atj/row)