Vaksin COVID-19 Pasif dari Telur Ayam Buatan Indonesia Uji Praklinis

Vaksin COVID-19 Pasif dari Telur Ayam Buatan Indonesia Uji Praklinis

Anatasia Anjani - detikEdu
Kamis, 04 Nov 2021 20:00 WIB
Vaksin Pasif
Foto: BRIN
Jakarta -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset dan Teknologi Nuklir Terapan (PRTNT) - Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) berkolaborasi dengan Universitas Padjajaran (Unpad) dan PT. Tekad Mandiri Citra (TMC) berhasil melewati uji praklinis terhadap IgY atau vaksin pasif Covid-19.

IgY sendiri merupakan vaksin pasif covid-19. IgY diciptakan dari antibodi telur ayam. Antibodi telur ayam adalah antibodi spesifik yang dapat berikatan dengan virus dan mencegah menempelnya virus pada reseptor inang.

Sebelumnya IgY sendiri telah lama diteliti dan diaplikasikan pada penyakit di hewan ternak dan manusia. IgY diketahui juga dapat menetralisasi virus Sars.

Menurut Kepala ORTN Agus Sumaryanto, uji praklinis IgY adalah keberhasilan bagi para peneliti di lingkungan PRTNT bersama para mitranya sebagai solusi penanganan covid-19.

"Capaian ini juga menjadi bukti bahwa teknologi nuklir mempunyai peran dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat khususnya dalam penanganan covid-19," kata Agus dari keterangan yang diterima detikEdu, Kamis (4/11/2021).

Adapun peneliti PRTNT, Hendris Wongso mengatakan kegiatan uji praklinis sebagai kandidat vaksin Covid-19 ini telah dimulai sejak September 2020. Unpad bersama PT. Tekad Mandiri Citra (TMC) telah berhasil memproduksi IgY spesifik sebagai antibodi Covid-19.

"IgY yang dihasilkan dalam telur ayam SAN (specific antibody negative) ini telah berhasil dimurnikan menggunakan metode kromatografi afinitas. Kemudian, IgY anti-Covid-19 ini juga telah terbukti dapat berinteraksi dengan antigen protein spike virus SARS-CoV-2 pada uji imunoreaktivitas," kata Hendris.

Hendris juga menjelaskan jika pembuatan vaksin ini menggunakan teknologi nuklir dalam uji praklinis. Hal tersebut dikarenakan antibodi kuning telur juga senyawa radioaktif (I-131) yang sering disebut sebagai radiobeling.

Tahapnya dilalui dengan diujicobakan pada hewan dan dilakukan pengujian.

"IgY yang dilabeli kemudian diberikan kepada hewan percobaan, kemudian dilakukan pengujian dengan mengambil organ dari hewan tersebut dan diteliti untuk melihat seberapa besar antibodi tersebut menyebar di setiap organ," jelas Idris.

Hasil yang didapat dari uji praklinis tersebut menunjukkan bahwa IgY secara positif mampu terakumulasi organ-organ vital yang menjadi tempat menempelnya virus SARS-CoV-2.

IgY diharapkan dapat menetralisasi virus ketika terjadi infeksi. Oleh karena itu, IgY berpotensi untuk dikembangkan menjadi vaksin pasif Covid-19.

"Keberhasilan uji praklinis diharapkan mempercepat penanganan wabah Covid-19 di Indonesia melalui penyediaan vaksin pasif yang dapat menghambat replikasi virus pada orang yang terinfeksi," kata Hendris.

"Pasien dapat sembuh lebih cepat tanpa menimbulkan keparahan yang menyertai Covid-19. Selain itu, penelitian ini juga menjadi landasan bagi pengembangan diagnostik dan terapeutik berbasis IgY untuk penyakit infeksi dan kanker di Indonesia. Lebih jauh, teknik nuklir dalam uji praklinis juga dapat diaplikasikan pada berbagai kandidat obat lainnya, selain antibodi IgY," ujar Hendris.



Simak Video "Booster Kedua untuk Lansia Direstui, Bagaimana dengan Masyarakat Umum?"
[Gambas:Video 20detik]
(atj/lus)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia