Sosok dan Penemu di Balik Berbagai Jenis Vaksin COVID-19, Siapa Saja?

ADVERTISEMENT

Sosok dan Penemu di Balik Berbagai Jenis Vaksin COVID-19, Siapa Saja?

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 28 Sep 2021 17:00 WIB
In this undated photo issued by Mattel, Britains Professor Sarah Gilbert holds a Barbie doll made in her image, in honour of the Oxford vaccine co-creator. The toy company has created models in honour of five other women working in STEM around the world. (Andy Paradise/Mattel via AP)
Foto: AP/Andy Paradise/Mattel/Sosok dan Penemu di Balik Berbagai Jenis Vaksin COVID-19, Siapa Saja?

Penemu vaksin Pfizer

Otak di balik vaksin Pfizer adalah Dr. Ozlem tureci dan suaminya, Ugur Sahin. Keduanya juga merupakan pendiri perusahaan BioNTech.

Tureci dan Sahin sama-sama berasal dari bidang pendidikan terapi imun. BioNTech sendiri didirikan pada tahun 2008.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan tersebut dibangun untuk menemukan lebih banyak metode terapi imun melawan kanker. Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu pihak yang menyuntikkan dana bagi perusahaan Tureci dan Sahin ini.

Namun, sebetulnya keduanya sudah memiliki perusahaan lain sebelumnya. Nama perusahaan itu adalah Ganymed Pharmaceuticals yang didirikan pada tahun 2001. Mereka memakai metode Messenger RNA atau mRNA.

ADVERTISEMENT

Metode mRNA adalah metode baru untuk memicu tubuh menghasilkan antibodi, khususnya kanker. Inilah cikal bakal vaksin corona milik Tureci dan Sahin.

Tureci dan suaminya kini masuk ke dalam daftar 100 orang terkaya di Jerman setelah penemuan vaksin corona miliknya. Berdasarkan latar belakang, Tureci dan suaminya adalah dari keluarga imigran. Ayah Turecu adalah dokter asal Turki, namun Tureci sendiri lahir di Jerman.

Bos vaksin Moderna

Vaksin Moderna adalah vaksin buatan Moderna Inc. Menurut Moderna, vaksin yang mereka ciptakan dapat memunculkan respons antibodi melawan varian yang diujikan.

Vaksin ini jauh lebih efektif dalam menghasilkan antibodi melawan varian Delta dibandingkan Beta.

Menurut perusahaan ini, vaksin moderna berhasil mendorong respons terhadap semua varian yang diuji. Namun, vaksin ini kalah dalam seluruh kasus terkait aktivitas penetralan vaksin jenis virus corona asli yang pertama kali ditemukan di Cina.

Bos dari Moderna adalah Stephane Bancel. Perusahaannya berbasis di Cambridge, Massachusetts. Untuk diketahui, vaksin Moderna juga membutuhkan suntikan kedua sebagai booster. Jarak dari suntikan dosis pertama dan kedua adalah 28 hari.

Bos vaksin Sinovac

Sinovach Biotech Ltd atau Sinovac adalah perusahaan bioteknologi asal Cina yang menjadi salah satu pelopor pembuat vaksin COVID-19 dengan nama CoronaVac, yang juga dikirim ke Indonesia. Sinovac adalah perusahaan farmasi yang berlokasi di Cina, demikian menurut situs resmi perusahaan tersebut seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan oleh Sinovac adalah riset, pengembangan, produksi, dan komersialisasi vaksin untuk berbagai penyakit menular yang dapat menginfeksi manusia.

Sinovac sudah pernah memproduksi vaksin Hepatitis A &B, influenza musiman, H5N1 atau flu babi, gondok, hingga rabies.

Sinovac kini dipimpin oleh seorang Presiden sekaligus CEO bernama Widong Yin sejak tahun 2003. Ia sebelumnya adalah dokter medis di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular di Cina, Kota Tangshan, Provinsi Hebei.

Weidong Yin sudah mendedikasikan dirinya pada penelitian hepatitis lebih dari 20 tahun dan punya peran penting dalam pengembangan Healive, salah satu produk vaksin Sinovac.

Ia juga telah ditunjuk sebagai investigator utama program pengembangan vaksin Hepatitis A, SARS, dan flu burung oleh Kementerian Sains dan Teknologi Cina. Weidong Yin merupakan lulusan MBA di National University of Singapore.

Itulah sederet sosok dan penemu di balik sejumlah vaksin yang digunakan di Indonesia. Semoga Detikers terinspirasi menjadi seperti mereka, ya!


(nah/pay)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads