Tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menyabet gelar juara nasional di kompetisi ASEAN DSE 2021 yang berfokus pada isu ekonomi sosial di ASEAN. Nantinya, tim dari UGM ini akan mewakili Indonesia di ajang internasional ASEAN DSE untuk final regional.
Tercatat, ada tiga tim yang dinyatakan menang dalam kompetisi ini. Tim dari UGM adalah Spotindev yang terdiri dari dua mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis bernama Stephanie Dame Augustine dan Tsania Maulina Salsabilla. Mereka akan mewakili Indonesia dan membahas sustainable fashion di tengah masyarakat ASEAN.
![]() |
"Proyek yang kami inisiasi ini bernama SASSH dan merupakan layanan jasa untuk membantu masyarakat memilah dan mengolah sampah tekstilnya. Kami menyadari bahwa bukan hanya plastik yang menjadi pelopor masalah lingkungan. Tanpa kita sadari, sampah tekstil memiliki peran yang besar dan menempati posisi kedua dalam menyumbang polusi karbon. Kami juga ingin mempromosikan konsep ekonomi sirkuler dan budaya slow fashion dalam masyarakat untuk mengurangi dampak fast fashion pada lingkungan," kata mereka dalam rilis yang diterima detikEdu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, juara kedua ditempati oleh Tim Abraca-Data dari Binus yang terdiri dari Josephine Samuel dan Giodio Nathanael Pratama Mitaart. Mereka membuat proyek yang memanfaatkan teknologi untuk pemulihan pangan dan pemenuhan kebutuhan pangan untuk komunitas lokal di ASEAN.
Juara ketiga diraih oleh Tim Beauty of Data dari Binus, yang terdiri dari Katia Evelyn Husen dan Julia Stephanie. Proyek mereka berfokus pada penuaan populasi sebagai kekuatan ekonomi.
Menurut Direktur Sektor Publik dan BUMN SAP Indonesia Thorsten Vieth, ajang ASEAN DSE telah berlangsung selama lima kali. Tahun ini, program berfokus pada sustainable development goals (SDGs) yang menyasar iklim dan sustainability. Kegiatan ini turut menggandeng non-governmental organisations (NGOs) di 10 negara ASEAN untuk memberikan sesi pembekalan in-person kepada generasi muda yang memiliki keterbatasan akses teknologi dan generasi muda difabel.
"Tahun 2021 menandai capaian 5 tahun untuk kompetisi ASEAN DSE competition. Awalnya kompetisi ini adalah wadah untuk membekali generasi muda dengan keterampilan digital agar mereka tumbuh menjadi pemimpin generasi selanjutnya, tahun ini, kami menambahkan climate action sebagai fokus utama program kami. Ini sejalan dengan prioritas ASEAN. ASEAN DSE terus memainkan peran dalam mengedukasi dan menginspirasi angkatan kerja masa depan dengan membekali generasi muda sehingga kita, sebagai satu ASEAN, bisa menjadi kekuatan ekonomi yang sustainable," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Yang Mee Eng menjelaskan bahwa ajang ASEAN DSE dilakukan guna mempersiapkan generasi muda di kawasan ASEAN memiliki keterampilan yang dapat menambah ekonomi di kawasan tersebut.
"Kami sangat terkesan dengan begitu banyaknya talenta muda yang menyampaikan proposal inovatif berbasis data hari ini, ini adalah bukti bahwa generasi muda, saat mereka diberi wadah yang luas bisa melakukan dan menunjukan talenta mereka," imbuh dia.
Sementara itu, Tim Spotindev dari UGM saat ini tengah bersiap di ajang final regional dengan berfokus untuk mengulik lebih banyak data dan mempertajam solusi mereka. Mereka juga melakukan evaluasi dan latihan bersama academic advisor bernama Shima Trisna Mutiara.
(pay/pal)