Jakarta -
Sempat viral di media sosial beberapa waktu belakangan, seorang siswa kelas 8 berhasil lolos program pra kedokteran dari Learn with Leaders dengan Harvard Student Agencies. Kabar viral tersebut bermula ketika sang paman mengungkapnya melalui Twitter.
"Keponakan saya diterima di Future Doctors Program dari Harvard. Kelas 8 disuruh belajar genetik & imunologi... ohemji gue aja mabok. Break a leg Bang Haidar!!!," tulis Agung M. Rheza dalam akun Twitternya, seperti dikutip detikEdu pada Minggu (05/09/2021).
Siswa yang dimaksud bernama lengkap Abiyusyah Haidar Rainier. Kepada detikEdu, ibunda Haidar, Alfa Meutia menceritakan rangkaian seleksi dan wawancara bersama pihak Learn with Leaders sebelum dinyatakan lolos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Future Doctors Program dari Harvard Student Agencies ini merupakan program yang membekali peserta dengan fakta perkuliahan dunia medis. Program diberikan dalam bentuk kursus secara daring selama dua minggu pada September 2021.
"Jadi tujuan dari program ini nanti akan memperkenalkan apa saja yang bisa dilakukan di bidang kesehatan. Karena kan, terlibat di (bidang) kesehatan belum tentu harus menjadi dokter," ujar Meutia.
Dia mengatakan, dengan program ini tidak lantas Haidar akan kuliah kedokteran di Harvard. Namun program ini akan memperluas wawasan dan pengetahuan Haidar tentang bidang yang akan ditekuni di masa depan.
Siswa Sekolah Bogor Raya tersebut nantinya akan mempelajari modul genetik, endokrinologi, imunologi, hormon, dan lainnya. Meutia turut menjelaskan bahwa anaknya memang tertarik dengan mata pelajaran biologi, kimia, dan matematika.
Berikutnya adalah kisah Haidar diterima di program medis
Meutia menjelaskan guru Haidar di sekolah berperan penting dalam keberhasilan putranya. Sang guru memberikan tawaran program dari Learn with Leaders dan Harvard Student Agencies tersebut karena tahu siswanya ingin menjadi dokter.
Sejak kecil, Haidar memang menunjukkan ketertarikan pada medis yang berhubungan dengan manusia. Haidar baru menekuni pembelajaran biologi, kimia, dan fisika ketika menginjak sekolah menengah.
"Mungkin dia melihat karena di lingkungan keluarga ini banyak yang dokter. Jadi, ia ikut tertarik apa yang ditangani dalam kedokteran. Karena dokter kan banyak (macamnya)," ujar Meutia.
Haidar tentunya tidak mengalami keterpaksaan dalam menekuni ilmu kedokteran. Dia terinspirasi keluarganya yang terus belajar hingga dewasa, hingga akhirnya mengikuti program ini.
"Oh,sampai tua saja tidak berhenti belajar. Jadi, dia juga ingin lebih tahu. Kalau kira-kira dia nanti memutuskan memang betul ingin jadi dokter, apa saja sih, yang dia dipelajari. Jadi, bukan paksaan dari saya atau dari orang tuanya," kata Meutia yang juga dosen FKUI ini.
Walau sangat menonjol di bidang akademik, Haidar masih sempat menekuni sepak bola dan teater. Meutia mengaatakan, dia mendorong anaknya mengeksplorasi bidang lain tidak hanya belajar.
"Saya dan keluarga itu memang mendukung Haidar atau anak-anak supaya bisa menggali potensinya masing-masing. Jadi tidak pelajaran sekolah saja, coba lihat olahraga (atau) seni," kata Meutia.
Menekuni banyak hal juga mengajarkan anak kemampuan interpersonal. Kemampuan ini mengajarkan cara menghargai orang lain, berkomunikasi, menghadapi kegagalan, dan kedewasaan karakter.
Dengan penjelasan ini dapat disimpulkan keluarga berperan penting dalam keberhasilan anak. Meutia menyebutkan, keluarganya mengajarkan anak melalui contoh dan mendidik mereka bertanggung jawab pada pilihannya.
Kemampuan parenting tentunya wajib terus dilatih sesuai perkembangan zaman. Dengan kemampuan inilah orang tua bisa mendampingi anaknya hingga dewasa dengan karakter baik, bertanggung jawab, dan meraih prestasi terbaiknya.
Tulisan ini semoga bisa menginspirasi detikers yang ingin ikut program atau menjadi mahasiswa Harvard. Selamat mencoba ya.
Simak Video "Video: Prabowo Yakin Ada Kekuatan yang Tak Suka Indonesia Bangkit"
[Gambas:Video 20detik]