Pesan Fikri pada para mahasiswa S1
Pria yang pernah menjadi konsultan media sosial Kementerian Pariwisata ini menyampaikan bahwa dirinya sengaja memilih jurusan komunikasi di University of Amsterdam karena latar belakang dan tujuan kariernya. Ia memiliki target karier dalam bidang komunikasi digital.
Ia menganjurkan agar mahasiswa S1 bekerja terlebih dulu sebelum melanjutkan S2. Supaya, nantinya mengetahui jurusan apa yang harus diambil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya saya juga sangat suggest kepada teman-teman S1, ketika dia mau S2 jangan langsung S2, tapi kerja dulu. Karena kalau kita kerja dulu, kita tahu S2 apa," terang Fikri.
Soal memilih University of Amsterdam, Fikri mengaku bahwa ia terinspirasi mantan bosnya di Sampoerna dan memang suka dengan kota Amsterdam.
Pantang menyerah karena ingin mengubah nasib
Sikap Fikri yang tidak menyerah hingga kuliah di Amsterdam dan kini menjadi bagian dari Facebook adalah karena tekad mencapai mimpinya. "Mungkin terdengar klise, tapi buat saya punya mimpi itu membantu kita untuk bergerak, membuat kita memiliki tujuan," tegasnya.
Ia mempunyai mimpi untuk memiliki kehidupan yang lebih baik karena berangkat dari keluarga tidak mampu. Fikri adalah anak ke-8 dari sembilan bersaudara.
Ia merupakan satu-satunya anak dalam keluarga yang merantau dari Palembang. Dulu ia berpikir harus melakukan sesuatu untuk mengubah nasib.
Fikri menuturkan bahwa ia bisa kuliah S1 karena beasiswa UGM. "Jadi kalau ditanya motivasinya apa, kenapa memiliki mental baja, ya gara-gara ya harus mau tidak mau gitu. Karena tidak ada pilihan," paparnya.
Dulu ia sempat ragu untuk berangkat ke UGM demi menempuh studi sarjana. Pasalnya, beasiswa yang diberikan hanya berupa biaya kuliah saja.
Namun, selama kuliah di UGM, ia aktif melamar berbagai beasiswa lain sekaligus mencari banyak peluang penghidupan. Contohnya, menjadi pemandu wisata selama libur semester, menjadi tutor, dan yang lainnya.
Ia mempunyai cita-cita memberangkatkan haji orang tua dan hal itu sudah terlaksana saat dirinya masih menjadi mahasiswa UGM. Fikri mampu mengantarkan ibunya pergi haji dari uang yang ia dapatkan saat masih pertukaran mahasiswa selama enam bulan di University of Canberra, Australia.
Kala mendapat beasiswa pertukaran di Canberra, ia melakukan pekerjaan sambilan sebagai tenaga kebersihan untuk toilet, perkantoran dan sebagainya. Di bulan ketiga, ia mendaftarkan ibunya untuk pergi haji.
Kini, ia juga masih memiliki cita-cita yang lain. Fikri ingin tinggal di Bali sambil membangun usaha lokal dan pusat komunitas bagi anak-anak kecil di sana.
(nah/pal)