Kisah Aji Nur Wijaksono, Mahasiswa UNY di Kampus Mengajar

ADVERTISEMENT

Kisah Aji Nur Wijaksono, Mahasiswa UNY di Kampus Mengajar

Trisna Wulandari - detikEdu
Sabtu, 21 Agu 2021 16:54 WIB
Aji, mahasiswa UNY yang mengikuti program Kampus Mengajar sedang mengajarkan praktikum IPA SD pada anak-anak SDN Sidorejo.
Aji, mahasiswa UNY yang terpilih dalam program Kampus Mengajar sedang melakukan praktikum bersama siswa SDN Sidorejo. Foto: Dok. UNY
Jakarta -

Kampus Mengajar Angkatan 2 merekrut 20.000 mahasiswa untuk diterjunkan ke 3.400 SD dan 375 SMP di 34 Provinsi. Program Kampus Mengajar merupakan bagian dari Kampus Merdeka dalam melanjutkan pembelajaran di masa pandemi, terutama untuk SD dan SMP di daerah 3T.

Program Kampus Mengajar menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi. Di samping itu, mahasiswa juga didapuk menjadi mitra guru dalam melakukan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran.

Salah satu cerita datang dari Aji Nur Wijaksono, mahasiswa yang lolos seleksi Kampus Mengajar 2021. Aji adalah mahasiswa prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta atau FMIPA UNY , seperti dilansir dari laman resmi UNY.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aji ditempatkan di SD Negeri Sidorejo, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen. Di sekolah dasar tersebut, ia belajar melatih kemampuan berpikir kritis siswa sejak dini dengan mengajarkan science experiment atau kegiatan praktikum dan percobaan sederhana.

Ia mengatakan, praktikum atau percobaan sederhana menjadi cara yang menyenangkan dan memancing kreativitas siswa sambil membuktikan suatu teori.

ADVERTISEMENT

"Percobaan yang dilakukan antara lain pensil patah, lilin minum air dan balon takut api," kata Aji, dikutip dari laman UNY, Sabtu (21/08/2021).

Praktikum IPA SD

Aji bercerita, konsep praktikum IPA SD yang ia laksanakan dimulai dari mentor memberikan penjelasan nama percobaan dan alat bahan yang dibutuhkan. Kemudian, siswa disilakan melakukan percobaan yang diminta dengan kreativitas masing-masing secara berkelompok.

Ia menambahkan, mentor lalu mengidentifikasi kelompok yang berhasil melakukan percobaan. Kemudian, mentor bisa meminta kelompok yang belum berhasil agar memberikan alasan sebab akibat pada percobaan yang dilakukan.

Menurut Aji, di tahap ini mentor bisa mengajak siswa bergantian memberikan gagasan sambil melatih kemampuan berpikir kritis sampai sebab akibat percobaan ditemukan. Jika ada siswa yang menjawab dengan benar, maka mentor akan memberikan reward.

1. Praktikum IPA SD "Pinsil Patah"

Praktikum IPA SD "Pinsil Patah" mengajak siswa belajar tentang pembiasan cahaya. Di praktikum ini, sebuah pensil dicelupkan sebagian dalam air. Pensil akan terlihat patah karena cahaya di bagian pensil yang berada di atas permukaan air dan cahaya di bagian pensil yang tercelup dalam air menempuh lintasan yang tidak sama.

Aji mengatakan, ia lalu menjelaskan pada siswa bahwa cahaya dari bagian pensil yang berada di atas permukaan air menempuh lintasan lurus dari bagian pensil menuju mata. Sementara itu, cahaya di bagian pensil yang tercelup dalam air menempuh lintasan yang telah dibelokkan. Sebab, terdapat dua medium berbeda yang dilaluinya dari bagian pensil menuju mata, yaitu medium air dan udara.

2. Praktikum IPA SD "Lilin Minum Air"

Praktikum IPA SD "Lilin Minum Air" mengajak siswa belajar tentang tekanan udara. Di praktikum ini, lilin dinyalakan di dalam baskom atau mangkok. Kemudian, air berwarna dituangkan ke dalam baskom. Setelah itu, tutup lilin menyala dengan menggunakan gelas bening.

Aji menjelaskan, praktikum ini akan membuat api lilin menjadi padam dan air masuk ke dalam gelas. Hal ini terjadi karena oksigen yang membantu proses pembakaran di dalam gelas berkurang.

Ia menambahkan, oksigen yang berkurang menyebabkan tekanan udara yang ada dalam gelas ikut berkurang. Dengan demikian, terjadi perbedaan tekanan udara di dalam gelas dan di luar gelas. Tekanan udara di luar gelas lebih besar daripada tekanan udara di dalam gelas sehingga air di luar gelas masuk ke dalam gelas.

3. Praktikum IPA SD "Balon Takut Api"

Praktikum IPA SD "Balon Takut Api" adalah percobaan yang membuktikan bahwa air merupakan penyerap panas yang sangat baik. Karena itu, saat kebakaran, cara termudah untuk memadamkan api adalah dengan menggunakan air.

Aji menjelaskan, air sepuluh kali lebih besar menyerap panas dari pada besi. Karenanya, wajar jika balon tersebut tahan api. Sebab, air menyerap sebagian besar panas api yang mengenai balon.

Guru kelas V SDN Sidorejo Badriyah Ussholikhah menuturkan, kegiatan mahasiswa UNY ini sangat membantu menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

"Perlu perhatian khusus yang harus dilakukan untuk memunculkan berpikir kritis siswa, apalagi masih mengenyam pendidikan sekolah dasar" katanya.

Badriyah mengatakan, ia juga meminta mahasiswa untuk membuatkan modul panduan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dengan begitu, praktikum IPA SD di atas bisa dilakukan secara mandiri di kelas-kelas lain oleh guru kelas.

Nah, itu dia Praktikum IPA SD yang diinisiasi Aji di Kampus Mengajar. Minat ikutan Kampus Mengajar angkatan selanjutnya, detikers?




(twu/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads