Kesuksesan datang dari mereka yang mau berusaha. Hal ini dibuktikan Samsul Huda, seorang lulusan STM (Sekolah Teknik Menengah) yang kini mendapat beasiswa luar negeri untuk melanjutkan studi S3 di negeri sakura, Jepang.
Kisah Samsul dimulai dari pendidikan STM-nya, yaitu keahlian teknik audio departemen elektro di SMK Negeri 1 Blitar, Jawa Timur (STM Negeri Blitar). Semasa sekolah, Samsul mempelajari bagaimana memperbaiki reparasi peralatan rumah tangga. Bahkan, ia juga aktif dalam mengikuti praktik kerja industi di tahun keduanya bersekolah.
Menurut penuturan Samsul, sekolahnya memang menerapkan program pemenuhan mata pelajaran teori dan juga produktif (praktik di bengkel). Di tahun pertama dan kedua, ia mendapat pembelajaran tentang membaca komponen dan resistor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tahun ketiga, pencapaian paling tinggi pada saat itu adalah bagaimana bisa mereparasi televisi," ujar Samsul, dikutip dari laman resmi Vokasi Kemendikbud, Rabu (21/7/2021).
Pria yang juga seorang dosen di Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya ini mengaku, dulunya ia ingin segera lulus dari sekolah dan mulai bekerja. Namun, pada tahun 2010, pemerintah mulai merilis program beasiswa Bidikmisi.
Sebuah program untuk membantu masalah finansial siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Program Bidikmisi inilah yang sekarang dikenal dengan program KIP (Kartu Indonesia Pintar).
"Alhamdulillah, ketika saya lulus STM tahun 2010 itu muncul Bidikmisi yang diinisiasi oleh Pak Susilo Bambang Yudoyono (mantan Presiden RI) dan Muh. Nuh (mantan Mendikbud). Dengan beasiswa Bidikmisi ini saya dibiayai total," papar Samsul.
Hingga Samsul akhirnya berhasil lulus dan mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi vokasinya di Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Surabaya (PENS). Berbekal keilmuan yang ia terima semasa di STM, menurut Samsul, hal itu memudahkannya dalam mempelajari materi teknik telekomunikasi.
"Ada beberapa irisan pembelajaran yang memudahkannya untuk bisa melanjutkan studi vokasi. Sehingga, tidak perlu mengulang pembelajaran dari nol karena sudah memiliki dasar kompetensi yang diperoleh dari SMK," tutur dia.
Selama berkuliah, Samsul juga aktif ikut serta dalam berbagai perlombaan karya tulis ilmiah dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Tim yang diikutinya bahkan berhasil lanjut hingga tahapan seleksi nasional yaitu, PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Tidak hanya itu, Samsul juga mengikuti lomba KTI (Karya Tulis Ilmiah) dari Badan Cyber di Politeknik Siber dan Sandi Negara.
Partisipasi aktifnya dalam mengikuti berbagai lomba itu membuahkan hasil yang manis. Diakui Samsul, semenjak mengikuti lomba KTI tersebut, ia mendapat panggilan dari pihak Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) untuk mengisi sebuah seminar.
"Kemudian saya coba di LKTI ini, saya diundang di seminar yang diadakan Kominfo. Akhirnya, saya dihubungi oleh Kominfo untuk mengisi di 'Indonesia IT Security Conference', sehingga membuka lagi untuk membangun jaringan dan personal branding," beber dia.
Ketekunan Samsul dalam mendalami bidang yang digelutinya tidak berhenti sampai disitu. Ia kembali mendapatkan beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi S2 terapan di kampusnya. Beasiswanya ini membantu Samsul dalam membiayai uang kuliah dan riset tesisnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, Samsul membantu para dosennya dalam mengerjakan riset-risetnya.
Selama menempuh pendidikan S2 terapan di PENS, keaktifan Samsul membawanya dalam program pertukaran pelajar ke Okiyama University. Berkat program ini pula, Samsul mendapatkan beasiswa luar negeri untuk melanjutkan studi S3 di Okiyama University, Jepang.
"Tidak masalah untuk memulai semuanya dari pendidikan vokasi. Karena, melalui pendidikan vokasi juga bisa untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi," ujarnya.
(row/row)