Kisah Inspiratif Fawwaz Ghazy, Peraih Beasiswa S1 di Kampus Terbaik AS

ADVERTISEMENT

Kisah Inspiratif Fawwaz Ghazy, Peraih Beasiswa S1 di Kampus Terbaik AS

Trisna Wulandari - detikEdu
Sabtu, 17 Jul 2021 14:30 WIB
Fawwaz
Foto: Dok. Fawwaz
Jakarta -

Apakah kamu lagi berjuang untuk mendapat beasiswa S1 luar negeri fully funded? Biar semakin semangat, simak dulu kisah inspiratif Fawwaz, peraih beasiswa S1 luar negeri ini, yuk!

M. Fawwaz Ghazy Hafizh diterima di jurusan Ilmu Politik di University of Chicago, Amerika Serikat. Sebagai informasi, perguruan tinggi ini masuk dalam Top 10 universitas terbaik detik.com/tag/universitas-terbaik versi QS World University Rangkings 2022.

Alumnus SMA Pradita Dirgantara ini bercerita, ia semula berencana berkuliah di dalam negeri untuk jadi diplomat atau arsitek. Fawwaz yang sejak kecil kerap menonton film dokumenter Perang Dunia II ini lalu tertarik dengan isu-isu perdamaian dan ingin ambil bagian di dalamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pas pulang sekolah sore-sore waktu SD-SMP nonton itu (film dokumenter), mereka keliling ke Jerman, kamp konsentrasi. Lalu kepikiran pengen aja mencegah itu terjadi lagi. Kalau enggak berperang, kan (berdamai) melalui diplomasi. Akhirnya saya putusin mau jadi diplomat aja, linjur (lintas jurusan) di kelas tiga," kata Fawwaz.

Fawwaz menuturkan, ia kemudian mencari tahu lebih jauh gelar jurusan apa yang dicari untuk menjadi profesi yang diminatinya di situs resmi Kementerian Luar Negeri RI sejak akhir tahun kedua hingga awal tahun ketiga SMA. Ia pun memutuskan untuk mengambil jurusan hukum di PTN dalam negeri.

ADVERTISEMENT

Ia juga menyiapkan opsi jurusan lain untuk universitas di luar negeri. Dari situ, pilihannya pada jurusan ilmu politik dan hubungan internasional (HI) muncul.

"Di universitas tujuan aku di US, (jurusan) HI masuk dalam jurusan ilpol (ilmu politik). Jadilah aku daftar ilpol," jelasnya.

FawwazFawwaz Foto: Dok. Fawwaz

Fawwaz mengatakan, ia juga makin yakin dengan pilihan jurusan dan profesinya saat mendengar kisah diplomat Perutusan Tetap RI (PTRI) New York Silvany Austin Pasaribu yang viral. Kisah Silvany sempat diberitakan di media pasca menanggapi Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman tentang penanganan pelanggaran HAM di Papua Barat di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), September 2020 lalu.

Ia menambahkan, dirinya juga terbantu mengerucutkan minat dan bakatnya ke depan dengan tes psikologi yang diadakan pihak sekolah di awal tahun ketiga SMA. Dari situ, ia memantapkan diri mengikuti kelompok peminatan perguruan tinggi luar negeri (PTLN). Kelompok peminatan ini sekaligus menjadi program persiapan siswa di SMA Pradita Dirgantara untuk masuk perguruan tinggi.

Direktur Pengembangan Sekolah SMA Pradita Dirgantara Dwi Agus Yuliantoro mengatakan, pemetaan peminatan siswa untuk persiapan kelulusan sebelumnya juga dilakukan sejak awal siswa SMA tersebut bersekolah. Kelompok peminatan ini terdiri dari kelompok peminatan perguruan tinggi dalam negeri, perguruan tinggi luar negeri, akademi militer (Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara), akademi kepolisian, dan sekolah kedinasan.

Sebagai informasi, lulusan perdana SMA Pradita Dirgantara tahun ini berhasil diterima di perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri dengan persentase lebih dari 93%. Karena pencapaian ini, SMA Pradita Dirgantara meraih 2 rekor MURI dari Museum Rekor Dunia Indonesia pada 2021, yakni rekor anugerah SMA yang satu kelas pada angkatan pertama seluruhnya diterima di perguruan tinggi, dan rekor SMA yang lulusan perdananya diterima di perguruan tinggi dengan persentase tertinggi.

Dwi menjelaskan, siswa kelompok peminatan PTN diberikan bantuan pelatihan keterampilan pengerjaan soal Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN(. Sementara itu, siswa kelompok peminatan PTLN seperti Fawwaz diberi bantuan pelatihan bahasa asing yang mencakup persiapan tes IELTS dan SAT.

"Kami bekerjasama dengan Universitas Sanata Dharma untuk program bahasa Inggris mereka, supaya kecakapan bahasa Inggris mereka tidak hanya bagus secara akademik, tetapi juga komunikasi sehari-hari," jelas Dwi.

Persiapan SBMPTN dan SAT

Fawwaz menuturkan, 2 tahun pertama di sekolah berisi pembelajaran tentang materi SMA. Sementara itu, pada tahun ketiga, para siswa difokuskan spesifik pada persiapan masuk perguruan tinggi.

Ia bercerita, dirinya juga menyiapkan diri untuk mengikuti SBMPTN sambil berlatih tes IELTS dan tes SAT (Scholastic Asssesment Test) sebagai syarat masuk perguruan tinggi luar negeri di Amerika Serikat. Ia menuturkan, sekolahnya mendorong siswa untuk fokus pada SBMPTN meskipun memilih kelompok peminatan lain.

"Udah jadi konsekuensi kalau mau fokus PTLN, berarti juga harus fokus SBMPTN. Jadi aku fokusin dua-duanya. Gitu juga teman-teman yang ambil kelompok peminatan kedinasan dan TNI/Polri, harus fokus SBMPTN sambil maintain fisik dan mental," jelasnya.

Untuk SBMPTN, mantan siswa jurusan IPA ini pun mengikuti bimbingan SBMPTN lintas jurusan untuk UTBK Soshum. Fawwaz mengatakan, ia juga harus mengikuti kelas persiapan University Entrance Examination (UEE), tes masuk perguruan tinggi di Singapura karena juga mendaftar di salah satu perguruan tinggi di sana.

"Jujur saya hampir menyerah di matematika dan bahasa Inggris. Waktu persiapannya mepet dan materinya baru. Pagi sampe siang persiapan SBMPTN, UEE cuma sore," kisahnya.

Sebagai coping mechanism, mantan siswa sekolah berasrama di Boyolali, Jawa Tengah ini sering menelepon orang tuanya untuk bercerita. Fawwaz menambahkan, ia juga memberi self-reward seperti menonton YouTube dan mendengarkan musik setelah belajar. "Cara stress relieve lainnya itu tidur," katanya.

Mengumpulkan resume

Fawwaz menuturkan, sekolahnya juga membantu persiapan dokumen syarat aplikasi PTLN seperti surat rekomendasi, penulisan esai, hingga translasi rapor. Ia mengatakan, di samping melengkapi dokumen, aplikasi PTLN juga membutuhkan pelamar mengisi pengalaman dan prestasi selama sekolah.

Ia mengatakan, dirinya memasukkan sejumlah pengalaman organisasi dan prestasi di perlombaan perseorangan maupun kelompok sebagai pertimbangan universitas tujuannya. Salah satunya yaitu pengalaman sebagai wakil ketua OSIS SMA dan ketua MPK SMA, juara 2 Lomba Students English Debate se-Jawa, Silver Diploma Lomba Paduan Suara Kategori Tembang Rakyat 'National Choir Competition' Universitas Gadjah Mada, juara 3 Lomba Membatik SMA, juara 1 'Microsoft Office Specialist National Championship' Kategori PowerPoint 2013 (Juli 2019), dan lain-lain.

Fawwaz menuturkan, ia semula senang mengikuti organisi, kegiatan ekstrakurikuler, dan perlombaan di SMA karena membuatnya dekat dengan teman-teman baru. Ia mengatakan, aktivitas tersebut rupanya amat mendukung resumenya agar seimbang dengan pencapaian akademik selama tiga tahun.

"Pihak universitas rupanya juga cukup mempertimbangkan aspek community service, kayak percuma pintar kalau enggak punya perasaan empati buat membantu masyarakat. Jadi emang nilainya enggak boleh jelek-jelek banget, tapi harus aktif dan bermanfaat buat sekitar. Lalu juga masukkan pengalaman yang diverse," jelasnya.

Fawwaz menuturkan, pelamar juga bisa menyertakan permintaan beasiswa atau financial aid dari kampus. Dari aplikasi yang dipersiapkannya, ia kemudian mendapat beasiswa S1 luar negeri detik.com/tag/beasiswa di University of Chicago.

"Semua biayanya di-cover, kecuali pas summer. Lagi daftar beasiswa LPDP untuk (cover biaya) itu, doakan ya," tuturnya riang.

Gimana detikers, tertarik siap-siap buat daftar beasiswa di universitas terbaik dunia kayak Fawwaz?


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads