Kedua anaknya adalah Sayidatul Maslahah lulusan S2 Pendidikan Luar Biasa Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan IPK 3,78 dan Nur Milati lulusan S1 Pendidikan Teknik UNY Mekatronika dengan IPK 3,78. Mereka resmi diwisuda pada Sabtu (26/6/2021) kemarin.
Bukan hal mudah bagi Muzaroah menghantarkan kedua putrinya wisuda. Sebab, sejak tahun 2002 ia telah ditinggal suaminya Muchaelani dan harus menggeluti berbagai macam pekerjaan yang lazimnya dikerjakan oleh kaum pria, seperti menjadi buruh harian pengerjaan jalan cor.
Dikutip dari laman resmi UNY, Muzaroah mengaku bekerja sebagai wanita satu-satunya di lingkungan tersebut tak menjadikannya mendapatkan keistimewaan. Ia tetap harus mengerjakan sesuai porsi yang sama dengan kaum pria.
Sekarang, Muzaroah berprofesi sebagai buruh emping melinjo. Namun, penghasilan yang ia dapatkan tidak tetap setiap harinya. Bahkan, dalam seminggu ia pernah hanya mendapatkan upah sebesar Rp 20 ribu.
Wanita yang tinggal di Wonokerso Tirtomulyo Plantungan, Kendal ini mengisahkan untuk dapat menyekolahkan kedua putrinya, ia turut dibantu oleh keluarga dan guru sekolah. Mereka kerap membantu dengan ikhlas serta membimbing kedua putrinya.
"Kedua paman mereka yang selalu menjaga dan membimbing dua anak saya. Kakek dan nenek mereka juga berjuang supaya bisa memberikan makan untuk kami," kisah dia dikutip detikEdu, Senin (28/6/2021).
Lebih lanjut, wanita yang hanya lulusan sekolah dasar ini mengisahkan bahwa kedua putrinya selalu membantu dirinya membuat emping melinjo. Namun, saat melinjo sedang tak musim, mereka hanya membantu kakek dan neneknya.
Anak pertama Muzaroah, Sayidatul Maslahah sendiri sebelum lulus wisuda S2 merupakan mahasiswa penerima beasiswa bidik misi di UNY jurusan S1 Pendidikan Luas Biasa tahun 2014. Bahkan, selama menempuh pendidikannya, ia banyak menorehkan prestasi, seperti mahasiswa berprestasi tingkat fakultas di tahun 2017 dan Runner up mahasiswa berprestasi FIP tahun 2016.
Selain itu, juga berhasil menjadi mahasiswa penerima penghargaan berprestasi di bidang penalaran selama 3 tahun 2015-2018. Dia juga mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi dalam ajang kancah Internasional yaitu The 3rd International ASEAN Culture Camp: ISAAN Culture di Suranaree University of Technology, Thailand yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juni s/d 25 Juni 2016.
Sayidatul juga pernah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Site in di University Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia. Di tahun 2017 pernah mengikuti Short Term Internship (Sit-In) Mahasiswa Berprestasi ini dilaksanakan di Pangasinan State University, Bayambang, Pangasinan, Filipina.
Akhirnya pada tahun 2018, Sayidatul berhasil menyelesaikan pendidikan S1 dengan IPK 3,83 dan merupakan wisudawan terbaik jurusan.
Tak kalah dengan kakaknya, Nur Milati berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan sebesar Rp 125 juta dalam bentuk pendidikan, asrama, baju dan lainnya selama 3 tahun. Ia mendapatkan beasiswa bidikmisi di Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika lewat jalur SBMPTN.
Nur lulus dalam waktu 3 tahun 9 bulan. Ia pun berencana melanjutkan pendidikannya di jenjang S2 pada program studi yang sama melalui jalur beasiswa.
Muzaroah pun berharap agar generasi muda Indonesia memiliki semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu. Sebab, baginya ilmu dapat menghantarkan pada keberkahan baik di dunia maupun di akhirat.
"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Maka dari itu, ketika saya bisa berbagi kebaikan dengan orang-orang di sekeliling, itulah kesuksesan dan kemewahan yang tiada tara bagi keluarga kami," tutup dia.
(pay/lus)