Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kemarin Sabtu (26/06/2021) baru saja melangsungkan wisuda untuk gelar doktor, magister, sarjana, dan diploma. Di antara para wisudawan, ada wisusawan bernama Ririn Susanti yang mendapat IPK nyaris sempurna, 3.93.
Ririn adalah sarjana program studi (prodi) Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Di balik prestasinya yang gemilang, rupanya Ririn memiliki latar belakang penuh perjuangan.
Mengutip dari laman UNY, Ririn berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya merupakan seorang buruh tani, dan ibunya juga belum pernah duduk di bangku kuliah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latar belakang itu membuat, warga Sleman tersebut sempat berpikir berkali-kali untuk kuliah. "Saya menyadari bahwa biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tidaklah sedikit," kisahnya dikutip detikEdu, Minggu (27/6/2021).
Perjalanan Ririn menjadi mahasiswa Akuntansi berawal dari orang tuanya yang menyarankan untuk memilih prodi tersebut saat bersekolah di SMKN 1 Godean. Ketika menginjak tahun terakhir SMK, guru-gurunya menyarankan agar Ririn mendaftar beasiswa Bidikmisi untuk melanjutkan pendidikan.
Sayang sekali, waktu itu dirinya tidak berhasil melanjutkan ke universitas, baik melalui jalur SNMPTN maupun SBMPTN. Akhirnya Ririn memilih bekerja di perusahaan distributor di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di sana, ia bekerja selama satu tahun sebagai accounting staff. Namun, Ririn tetap berkeinginan mendaftar SBMPTN dan belajar secara otodidak. Beruntungnya, ia berhasil lolos dan melanjutkan pendidikan di UNY.
Ketika berkuliah, Ririn mengaku bahwa pengalaman selama bekerja banyak membantunya. Ia juga menceritakan bahwa rivalnya dalam perlombaan saat masih SMK justru jadi teman kuliahnya.
"Dan karena kami sering menjadi peserta lomba akuntansi saat SMK, kemudian teman saya mengusulkan agar kami membentuk sebuah tim lomba," sambung Ririn.
Di jenjang perkuliahan ini pun, Ririn dan temannya tersebut mampu memenangkan beberapa kompetisi. Baginya, mendapat beasiswa Bidikmisi menghasilkan tanggung jawab tersendiri. Menurutnya sudah seharusnya penerima beasiswa memberi performa akademik yang baik serta kontribusi positif di luar perkuliahan.
Ia melanjutkan bahwa, IPK yang ia dapatkan adalah tanggung jawab moral karena telah dibiayai negara. Sementara, aktif berorganisasi menurutnya adalah sumbangsih bagi sekitar.
Lulusan UNY tersebut berharap agar semakin banyak anak Indonesia yang mampu melanjutkan pendidikan tinggi, Dengan begitu, kualitas SDM di Indonesia akan menjadi lebih baik.
"Semoga akses pendidikan juga dapat dirasakan oleh semua kalangan hingga anak di pelosok negeri karena bagaimanapun pendidikan merupakan salah satu usaha yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menjadi generasi yang cerdas, unggul, dan berbudi luhur," imbuhnya.
(pay/pay)