Hujan meteor terakhir tahun ini sudah tiba. Langit dihiasi hujan meteor Ursid pada 17 hingga 26 Desember 2025.
Meskipun hujan meteor Ursid tidak semegah hujan meteor Geminid, fenomena ini menawarkan pemandangan menarik bagi para pengamat. Hujan meteor Ursid ini sering luput dari perhatian pengamat karena garis-garis cahaya yang terbentuk lebih redup dibanding hujan meteor lainnya.
Apakah hujan meteor Ursid bisa disaksikan di Indonesia?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip phys.org, hujan meteor tercipta karena batuan luar angkasa berkecepatan tinggi yang menabrak atmosfer bumi, kemudian terbakar, dan membentuk ekor api yang sering disebut bintang jatuh.
Namun, perlu diketahui, nanti tidak setiap meteor yang terlihat adalah meteor Ursid. Meteor acak dan hujan meteor kecil berpotensi muncul dalam satu waktu. Hal ini penting bagi pengamat untuk mengidentifikasi titik pancarannya.
Di Mana dan Kapan Kemunculan Hujan Meteor Ursid
Menurut American Meteor Society, hujan meteor Ursid berlangsung sejak tanggal 17 Desember hingga 26 Desember 2025. Fenomena ini mencapai puncaknya pada 21 sampai 22 Desember 2025.
Pada malam itu bulan sedang berada dalam fase purnama 3%. Para pengamat umumnya melihat lima hingga sepuluh meteor per jam selama puncak hujan meteor, terutama menjelang pagi hari.
Namun dalam kondisi tertentu, terjadi lonjakan frekuensi sehingga jumlah meteor melebihi 25 meteor per jamnya. Akan tetapi lonjakan tersebut tidak berkaitan dengan waktu terdekat komet 8P/Tuttle dengan matahari.
Hujan meteor Ursid hanya dapat disaksikan dari belahan bumi bagian utara . Hal demikian terjadi karena titik radiasi hujan meteor tidak cukup tinggi di bagian selatan bumi.
Bahkan di wilayah tropis selatan muncul secara bersamaan dengan cahaya fajar pada pagi hari. Pada 2025 ini diprediksi bulan sabit tipis di langit malam tidak akan mengganggu proses pengamatan hujan meteor Ursid.
Cara Melihat Hujan Meteor Ursid
Proses pengamatan hujan meteor Ursid tidak memerlukan persiapan khusus. Pengamat cukup memperhatikan langkah-langkah berikut yang dikutip dari The Economic Times:
1. Menghadap ke Utara
Untuk dapat melihat hujan meteor Ursid, disarankan untuk menghadap ke arah utara. Sebab, titik radiasi hujan meteor ini berada di dekat bintang Kochab pada rasi bintang Ursa Minor atau Biduk Kecil. Semakin malam waktu pengamatan maka akan semakin jelas terlihat karena titik pancarannya sudah bergerak naik.
2. Posisi Terbaik untuk Mengamati
Arahkan pandangan ke langit bagian utara, sekitar setengah ketinggian dari horizon, agar area pandang lebih luas. Hindari menatap tepat ke atas kepala, karena meteor biasanya tampak melintas di area langit tersebut.
3. Cara Nyaman untuk Menyaksikan
Bersiaplah dengan pakaian hangat, selimut atau kantong tidur supaya lebih nyaman dan tidak kedinginan. Akan lebih baik lagi jika mempersiapkan bekal minum hangat dan senter merah untuk menjaga penglihatan di malam hari.
4. Amati dari Kegelapan
Lokasi yang jauh dari cahaya lampu perkotaan akan menghasilkan pengamatan yang lebih baik. Serta luangkan waktu setidaknya satu jam untuk mengamati langit, karena aktivitas meteor cenderung tidak terduga. Saat langit semakin gelap disarankan untuk menghindari cahaya ponsel, karena akan sulit bagi mata untuk beradaptasi.
"Semakin gelap langit Anda, semakin baik hujan meteornya," ujar astronom Peter Brown dari Western University di Kanada, dikutip dari Phsys.org (19/12/2025).
Penulis adalah peserta program Magang Hub Kemnaker di detikcom.
(nah/nah)











































