Studi: Anak Sulung Paling Terbebani saat Orang Tua Tiada, Perempuan atau Laki-laki?

ADVERTISEMENT

Studi: Anak Sulung Paling Terbebani saat Orang Tua Tiada, Perempuan atau Laki-laki?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Sabtu, 20 Des 2025 09:00 WIB
Studi: Anak Sulung Paling Terbebani saat Orang Tua Tiada, Perempuan atau Laki-laki?
Foto: Shutterstock/Ilustrasi keluarga
Jakarta -

Kehilangan orang tua meninggalkan duka bagi keluarga yang ditinggalkan. Sebuah studi menemukan, anak yang kehilangan orang tuanya akan berubah peran. Benarkah sulung menanggung beban berat?

Dalam studi yang terbit di Journal of Marriage and Family pada 1 November 2025, para peneliti melibatkan 676 keluarga di Korea Selatan dengan jumlah anak yang sudah dewasa sebanyak 2.351 orang. Hasilnya, peneliti menemukan pola konsisten yang terjadi ketika salah satu orang tua responden tiada.

Studi yang ditulis bersama oleh Mengni Chen dan Dahye Kim dari Universitas Baptis Hong Kong, mengungkapkan bahwa peran setelah orang tua tiada, berkaitan dengan gender, urutan lahir (sulung, tengah, bungsu) hingga kandung atau bukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melihat bahwa dukungan bukan hanya tentang gender, tetapi tentang kombinasi kompleks dari urutan kelahiran, distribusi saudara kandung, dan waktu," kata Mengni Chen, asisten profesor di Universitas Kopenhagen, yang berada di balik penelitian ini, dikutip dari phys.org.

ADVERTISEMENT

Anak Tertua Laki-laki Menanggung Finansial

Berdasarkan studi, anak sulung laki-laki ternyata cenderung bertanggung jawab atas kebutuhan finansial saat ayah atau ibu mereka meninggal. Sementara anak perempuan sulung lebih dominan dalam merawat orang tua pada fase terminal, dan juga merawat yang masih ada.

"Anak laki-laki tertua biasanya turun tangan dengan memberikan uang, sementara anak perempuan tertua mengurus perawatan-tetapi kedua peran tersebut bersifat sementara," jelas Mengni Chen.

Menurut studi, anak bungsu laki-laki berkontribusi paling sedikit membantu, dalam hal merawat orang tua ataupun dalam membantu secara finansial. Meski begitu, peran ini tidak berjalan konsisten.

Peneliti menemukan, dukungan finansial dari anak tertua atau sulung cukup intens saat orang tua baru meninggal. Namun, dukungan tersebut perlahan menurun setelah beberapa tahun.

Atas temuan ini, para peneliti menyarankan agar pembagian tanggung jawab setelah orang tua meninggal, dipikul bersama. Menurut peneliti, tanggung jawab seharusnya tidak memandang sulung atau bukan, laki-laki atau perempuan.

Budaya Patriarki Tak Lagi Dominan?

Peneliti menemukan bahwa anak perempuan cenderung akan bertahan untuk terus merawat orang tua mereka yang masih ada, bahkan sekaligus membiayai secara finansial. Hasil ini secara jelas menentang budaya patriarki tradisional yang berlaku di Korea Selatan.

"Sungguh luar biasa bahwa anak perempuan-terutama yang tertua-memainkan peran sentral dalam fase-fase kritis. Hal ini mungkin berkontribusi pada pergeseran budaya yang lebih luas dari preferensi anak laki-laki menjadi preferensi anak perempuan," ujar Mengni Chen.

Penulis adalah peserta magang Hub Kemnaker di detikcom.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads