World Economic Forum (WEF) mengeluarkan laporan terkait penurunan perempuan yang bekerja di bidang STEM. Apa penyebabnya?
Dalam laporan tersebut, terlihat hanya 29,4% perempuan yang terjun ke dunia STEM. Sementara itu, perempuan lainnya menekuni bidang non-STEM.
Namun, jumlah 29,4% itu menurun drastis seiring kenaikan pangkat. Lebih lanjut, meskipun persentase lulusan STEM perempuan yang memasuki pekerjaan STEM meningkat setiap tahun, jumlah ini menurun setelah satu tahun kelulusan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perempuan saat ini hanya mencakup 29,4% dari pekerja tingkat pemula (STEM) tetapi hanya 12,4% dari eksekutif C-Suite," tulis WEF dalam laman resminya, dikutip Kamis (18/12/2025).
Menyoroti data ini, Dorita Setiawan selaku Excecutive Director Riady Foundation, mengungkapkan, penyebab penurunan partisipasi perempuan ada pada kurangnya penghargaan.
"STEM yang dilakukan perempuan itu biasanya tidak dihargai dan ketika dia masuk ke pekerjaan entry level, ketika dia getting better, ada komplikasi hidup," tutur Dorita kepada detikEdu, Kamis (18/12/2025).
Data tersebut menunjukkan fakta yang terjadi di seluruh dunia. Menurut Dorita, ada banyak lapisan dari kemunduran partisipasi perempuan di bidang kerja STEM.
"Makin ke atas, makin banyak tuntutan perempuan, memang tidak di-encourage untuk melakukan sesuatu di bidang itu, akhirnya mundur," ujarnya.
Nilai PISA Matematika Laki-laki Lebih Tinggi
Tak hanya dalam pekerjaan, nilai Programme for International Student Assessment (PISA) dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) juga menunjukkan adanya kesenjangan gender dalam studi STEM sejak usia muda.
Dalam laporan tersebut, siswa laki-laki mengungguli siswa perempuan dalam matematika dengan rata-rata 9 poin skor di seluruh negara OECD.
(nir/twu)











































