Detikers pernah mendengar siklon Bakung atau siklon Taliah? Beberapa bibit siklon yang berkembang menjadi siklon biasanya diberi nama oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Tak hanya di Indonesia, ternyata penamaan siklon tropis berlaku secara internasional. Aturan penamaannya mengikuti prosedur dari World Meteorological Organization (WMO).
Adapun penamaan siklon ini bisa berbeda-beda di setiap wilayah. Misalnya Indonesia menggunakan nama-nama bunga, sedangkan negara di belahan bumi selat membuat nama sesuai alfabetis dengan pergantian nama laki-laki dan perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya, bagaimana prosedur penamaan siklon dan apa saja siklon yang telah diberi nama?
Sejarah Penamaan Siklon
Mengutip website WMO, pemberian nama pada siklon bermula pada pertengahan abad ke-20. Kala itu, penamaan dilakukan untuk badai di Atlantik Utara.
Kemudian para meteorolog di sana memutuskan untuk mengidentifikasi badai menggunakan nama dari daftar alfabet. Badai pertama diberi nama dari huruf A yakni Anne.
Lalu, huruf B yakni Betty. National Hurricane Center Amerika Serikat turut mengadopsi sistem penamaan badai dan menyediakan daftar nama badai tropis di Atlantik.
Nama badai kemudian mulai menggunakan nama laki-laki dan perempuan secara bergantian pada 1979. Hingga kini, prosedur penamaan telah ditetapkan oleh WMO.
Tujuan Penamaan Siklon
Penamaan siklon diperuntukkan agar pesan peringatan sampai dengan lebih baik. Diketahui, siklon tropis adalah tanda bahaya yang bisa berupa cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.
Selain itu, penamaan siklon tropis juga dapat memudahkan pelacakan dan pembahasan badai tertentu. Utamanya untuk beberapa badai yang bisa aktif secara bersamaan.
Para ahli meteorologi hingga media juga bisa terhindar dari kebingungan dalam membedakannya. Penamaan siklon pun dapat membantu pencatatan sejarah dengan baik.
Prosedur Penamaan Siklon
Penamaan siklon dapat dilakukan oleh badan siklon atau meteorologi terkait dalam sidang tahunan atau dua tahunan. Saat ini, ada lima badan yakni ESCAP/WMO Typhoon Committee, WMO/ESCAP Panel on Tropical Cyclones, RA I Tropical Cyclone Committee, RA IV Hurricane Committee, dan RA V Tropical Cyclone Committee.
Mereka akan menetapkan daftar nama yang telah disiapkan sebelumnya dan diusulkan oleh Layanan Meteorologi dan Hidrologi Nasional negara anggota WMO.
Nama dipilih sesuai tingkat keakraban dengan masyarakat di masing-masing wilayah. Tujuannya agar masyarakat lebih mudah memahami siklon.
Penamaan siklon didasarkan pada hal-hal seperti:
- Kemudahan diucapkan
- Jumlah karakter yang pendek
- Mempunyai makna yang sesuai
- Unik dan tidak boleh sama dengan siklon di wilayah lain
Nama-nama Siklon Tropis di Indonesia
BMKG telah membuat penamaan untuk beberapa siklon tropis yakni:
Seroja (2021): Sangat kuat, menyebabkan bencana besar di NTT dan sekitarnya.
- Anggrek (2010 & 2024): Muncul di wilayah barat Indonesia
- Cempaka & Dahlia (2017): Muncul bersamaan di Jawa
- Mangga (2020): Muncul di perairan Sumatera dan Jawa.
- Robyn (2024): Mempengaruhi Sumatra dan Jawa.
- Taliah (2025): Muncul di Samudra Hindia Selatan Bali.
- Bakung (2025): Muncul di Samudera Hindia Barat Daya Lampung.
(cyu/pal)











































