Banyak Skill Bakal Usang Per 2030, Cek Tips biar Tetap Relevan!

ADVERTISEMENT

Banyak Skill Bakal Usang Per 2030, Cek Tips biar Tetap Relevan!

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 27 Nov 2025 19:42 WIB
Ilustrasi kerja
Ilustrasi kerja. Foto: Getty Images/imtmphoto
Jakarta -

The Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum menunjukkan dua perlima (39%) dari skill pekerja saat ini diperkirakan akan berubah atau menjadi usang selama 2025-2030. Lantas, bagaimana agar tetap relevan dan cuan?

Pendiri komunitas For Your Passion (FYP) Monica Hynd menjelaskan, penting untuk belajar menyadari kondisi ini sebelum belajar skill baru atau memperdalam skill saat ini. Cari tahu juga apa skill yang tengah dibutuhkan di skala global. Setelah mempelajarinya, sesuaikan kembali dengan minat.

"'Kalau mau makan, 10 tahun dari sekarang, saya harus punya skill ini'. And then, see which one you like, karena nggak semua juga kita suka," ucapnya pada Seminar Nasional Lemhannas RI: Transformasi Sistem Pendidikan Nasional dalam Mewujudkan SDM Unggul di kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, mentor program Mentorship Indonesia Singapore Initiatives (MISI) milik Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Singapura ini menuturkan, skill anak muda Indonesia sering kali tidak kalah saing di luar negeri. Namun, kurang artikulatif di depan kelas, saat inteview dengan perekrut, atau presentasi di kantor masih ia jumpai.

Ia menjelaskan, kendala tersebut berisiko membuat anak muda Indonesia tak lolos rekrutmen pasar kerja luar negeri. Jika sudah diterima, ia juga berisiko kalah dari persaingan promosi dengan rekan-rekan asal luar negeri. Untuk itu, di samping mengasah skill inti pekerjaan, asah juga keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan, termasuk dalam bahasa Inggris.

ADVERTISEMENT

Microcredential

Pada agenda yang sama, Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Heri Kuswanto mengatakan pihaknya menyiapkan platform yang memungkinkan talenta RI mengambil microcredential untuk mendukung pembelajaran sepanjang hayat.

"Agar semua masyarakat Indonesia yang masih punya kemauan untuk belajar bisa mendapatkan haknya," ucapnya.

Guru Besar Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini mengatakan, upskilling dan reskilling berlaku bagi siapapun, terlepas dari usia, jenjang pendidikan, dan jenjang kariernya. Ia mencontohkan, seorang profesor pun perlu belajar untuk mengasah komunikasi sains agar ilmunya dapat dipahami semua lapisan masyarakat.

Selaras, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Tatacipta Dirgantara, MT menjelaskan, kampusnya menyediakan platform bagi lulusannya untuk terus mengambil microcredential untuk memperluas dan memperdalam ilmu. Dengan sistem transkrip terbuka ITB, angka kredit dari pembelajaran yang ia selesaikan di platform bisa tercatat di transkrip.

"Dua kredit, tiga kredit, ditabung di transkripnya dia, jadi transkripnya tumbuh, belajar sepanjang hayat," ucapnya.

Skill yang Makin Dibutuhkan dan yang Tidak

Laporan WEF 2025 menunjukkan, sejumlah skill yang permintaannya diprediksi menurun di antaranya yaitu ketangkasan manual, daya tahan, dan presisi.

Sementara itu, skill yang diperkirakan banyak dicari yaitu berpikir analitis, disusul ketangguhan, fleksibel, cekatan, pandai memimpin, dan punya pengaruh sosial. Sedangkan kecerdasan buatan (AI) dan big data menjadi skill dengan pertumbuhan tercepat, disusul skill jaringan dan keamanan siber, serta literasi teknologi.

Di samping skill teknologi tersebut, skill berpikir kreatif, ingin tahu, dan pembelajaran seumur hidup (lifelong learning) juga diperkirakan makin penting selama periode 2025-2030.

Pekerjaan yang Naik Daun dan yang Menurun

Pasar kerja juga menunjukkan sinyal perubahan. Kebutuhan akan posisi kasir, petugas tiket, asisten administrasi dan sekretaris eksekutif diperkirakan akan turun besar-besaran. Di sektor bisnis, kebutuhan pada petugas layanan pos, teller bank, dan petugas entri data juga diperkirakan menurun.

Sedangkan beberapa pekerjaan yang diperkirakan naik daun antara lain peran-peran 'garda terdepan' seperti pekerja pertanian, pengemudi pengiriman, pekerja konstruksi, tenaga penjualan, dan pekerja pengolahan makanan. Perawat profesional, pekerja sosial, konselor profesional, asisten perawatan pribadi, guru jenjang menengah, dan dosen juga diperkirakan tumbuh signifikan.

Pekerjaan bidang teknologi sementara itu diprediksi tumbuh pesat seperti spesialis big data, insinyur fintech, spesialis AI dan machine learning, serta software developer. Posisi-posisi transisi ke energi hijau juga diperkirakan moncer, seperti spesialis kendaraan otonom dan kendaraan listrik, insinyur lingkungan, dan insinyur energi terbarukan.




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads